Standar Prosedur Operasioal
Penatalaksanaan Distosia Bahu
Pengertian
Setelah kelahiran kepala akan terjadi putar paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan menyebabkan bahu deoan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi aanteroposterior, pada bahu besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap symphisis.
Tujuan
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah dalam melakukan penanganan distosia bahu
Kebijakan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 870/ 9722.1/ RSUDM/ 2019 tentang kebijakan pelayanan PONEK 24 jam di Rumah Sakit Umum Daerah Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
Prosedur
Melahirkan dengan manuver cork screw wood:
1.Melakukan anastesi local dan episiotomy :
a. Menempatkan jari telunjuk
dan jari tengah (dari Tangan
kiri anda) antara kepala bayi
dan perineum. Hal ini
sangatlah penting untuk
mencegah jarum suntik
mengenai kepala bayi yang
dapat menyebabkan
kematian.
b. Masuk jarum secara subcutan mulai komisure posterior menelusuri
sepanjang perineum
dengan sudut 45 derajat ke arah kanan ibu (tempat akan dilakukan episiotomy) melaukukan aspirasi untuk
memastikan ujung jarum
tidak memasuki pembuluh
darah, Tarik jarum sedikit
dan kembali memasukan ke
arah yang berbeda,
kemudian ulangi lagi
prosedur aspirasi.
c. Menyuntikkan bahan
anastesi (lidocain 1%)
5-10 ml sambil menarik
jarum keluar.
d. Menekan tempat infiltrasi
agar anastesi menyebar.
Untuk hasil yang optimal
tunggu 1-2 menit sebelum
melakukan episiotomy.
2. Manuver corcksrew woods:
a. Masukkan 2 jaari tangan kanan kea rah anterior bahu belakang janin.
b. Minta asisten untuk melakukan penekanan fundus uteri kea rah bawah, kemudia putar (searah jarum jam) bahu belakang bayi dengan kedua jari tangan operator (penolong persalinan) kearah depan (ventral terhadap ibu) sehingga lahir bahu belakang.
c. Masih diikuti dengan dorongan pada fundus uteri Dilakukan putaran berlawanan dengan arah putaran pertama sehingga akan menyebabkan bahu depan dapat melewati symphisis.
d. Melakukan dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan
e. Melakukan aspirasi larutan klorin 0,5% kedalam tabung suntik.
f. Rendam tabung suntik dalam larutan klorin 0,5%.
g. Masukkan sarung tangan, bersihkan dari cemaran kemudian lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%.
h. Mencuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih dan kering.
3. Melahirkan bahu belakang dengan manuver Schwartz dan Dixon.
a. Melahirkan dengan mengikuti lengkung sacrum sampai jari penolong mencapai fosa antecubiti.
b. Menekan jari tengah, lipat lengan bawah kearah dada.
c. Setelah terjadi fleksi ringan, keluarkan lengan dari vagina (menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayi atau seperti menusap kepala bayi), kemudia Tarik hingga bahu belakang dan seluruh lengan belakang dapat dilahirkan.
d. Melakukan dekontaminasi dan pencegahan infeksi pasca tindakan.
e. Jika semua tindakan tidak
berhasil maka patahkan klavikula untuk mengurangi cedera leher bayi dan bebaskan bahu depan lalu lakukan tarikkan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan
Unit Terkait
IGD PONEK
Kamar Bersalin