Waham
Kode Diagnosa:
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Waham adalah keyakinan salah yang didasarkan oleh kesimpulan yang salah tentang realita eksternal dan dipertahankan dengan kuat ( Keliat & Akemat, 2007; dock, 2010; SDKI, 2016; Ernawati, Keliat & Moritz, 2017). Waham dapat berupa paham kebesaran, curiga, sersekusi, somatic dan kendali pikir.
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
1. Psikotik akut
2. Skizofrenia
3. Gangguan bipolar
4. Gangguan neurologis
5. Gangguan fungsi kognitif
Penyebab
1. Genetik
2. Biologis yaitu ketidakseimbangan neurotransmitter
3. Diisolasi oleh lingkungan
4. Mudah kecewa,
kecemasaan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri
5. Konsep diri yang negative
Tanda / Gejala
Major
Subjektif :
1. Mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali dan lain yang tidak sesuai dengan kenyataan
2. Curiga dan waspada berlebihan pada orang tertentu
3. Merasa diintai dan akan membahayakan dirinya
4. Merasa yakin menderita penyakit fisik
Objektif :
1. Mudah tersinggung
2. Marah
3. Waspada
4. Menarik diri
5. Inkoheren
6. Perilaku sperti isi wahamnnya
Minor
Subyektif :
1. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Merasa khawatir sampai panic
Objektif :
1. Bingung
2. Perubahan pola tidur
Kehilangan selera makan
Tujuan
Perawatan
Perawatan
1. Kognitif, Klien mampu
a. Menyebutkan orientasi terhadap realitas (orang, tempat dan waktu)
b. Menyebutkan kebutuhan yang belum terpenuhi
c. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki
2. Psikomotor, klien mampu :
a. Berorintasi terhadap realitas (orang, tempat dan waktu)
b. Memenuhi kebutuhan
c. Melatih aspek positif yang dimiliki
d. Minumobat dengan perinsip 8 benar (benar obat, benar klien, benar waktu, benar cara, benar dosis, benar manfaat, benar kadaluwarsa danbenar dokumentasi)
3. Afektif :
a. Merasa manfaat dari latihan yang dikakukan
Merasa nyaman dan tenang
Intervensi
1. Tindakan pada klien
a. Pengkajian : Kaji tanda dan gejala, penyebab waham, dam kemampuanklien mengatasinya
b. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya waham
c. Tindakan keperawatan :
1) Sikap perawat : kalem, lembut, netral, jujur, hindari pertentangan, bicara jelas dan simple
2) Tidak mendukung dan tidak menambah waham klien
3) Yakinkan klien berada pada lingkungan yang aman
4) Bantu klien untuk orientasi realitas (orang, tempat dan waktu)
5) Diskusi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
6) Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realistis
7) Diskusikan kemampuan/aspek positif yang dimiliki klien
8) Latih klien dalam melakukann kemampuan/aspek positif yang dimiliki
d. Terapi kognitif perilaku
a. Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif
b. Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negative
c. Sesi 3: Mengubah perilaku negative menjadi positif
d. Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
e. Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan mengubah perilaku negatif
2. Tindakan pada keluarga
a. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
b. Mejelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta proses terjadinya waham yang dialami klien
c. Mendiskusikan cara merawat waham dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan kondisi klien
d. Melatih keluarga cara merawat waham :
1) Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien (netral)
2) Membimbing klien melakuakn latihan cara mengendalikan waham sesuai dengan yang dilatih perawat kepada klien
3) Memberikan pujian atas keberhasilan klien
e. Melibatkan seluruh anggita keluarga dalam membimbing orientasi realita (orang, tempad dan waktu), memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi, memotivasi melakukan kemampuan/aspek positif yang dimilkiki. Memeberi pujian atas keberhasilan klien
f. Menjelaskan tanda dan gejala yang memerlukan rujukan segera serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur
g. Psikoedukasi keluarga
1) Sesi 1: Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami klien dan masalah keluarga (care giver) dalam merawat klien
2) Sesi 2: Merawat masalah kesehatan klien
3) Sesi 3: Melatih manajemen stress untuk keluarga
4) Sesi 4: Melatih manajemen beban untuk keluarga
5) Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung
6) Sesi 6: Mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga
3. Tindakan pada kelompok klien
a. Terapi aktivitas kelompok :orientasi realita
b. Terapi suportif
1) Sesi 1: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di luar keluarga
2) Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
3) Sesi 3: Latihan menggunakan system pendukung diluar keluarga
4) Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung
4. Tindakan Kolaborasi
a. Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan ISBAR dan TBaK
b. Memberikan program terapi dokter (obat): Edukasi 8 benar pemberian obat dan memberikan sesuai dengan konsep safety pemberian obat
c. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat
5. Discharge Planning
a. Menjelaskan rencana persiapan pasca rawat di rumah untuk memandirikan klien
b. Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan.
c. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan
6. Evaluasi
a. Penurunan tanda dan gejala perilaku kekerasan
b. Peningkatan kemampuan klien mengatasi perilaku kekerasan
c. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien
7. Rencana Tindak Lanjut
a. Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik mandiri perawat spesialis keperawatan jiwa.
b. Rujuk klien dan keluarga ke case manager di fasilitas pelayanan kesehatan primer di puskesmas, pelayanan kesehatan sekunder, dan tersier di rumah sakit.
c. Rujuk klien dan keluarga ke kelompok pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yang tersedia di masyarakat