Resiko Perilaku Kasar
Kode Diagnosa:
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Berisiko membahayakan secara fisik, emosional dan atau seksual pada diri sendiri atau orang lain
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
1. Penganiayaan fisik, psikologis atau sexual
2. Sindrom otak organik
3. Gangguan perilaku
4. Depresi
5. Serangan panik
6. Delirium
7. Demensia
8. Halusinasi
9. Risiko bunuh diri
10. Gangguan pada neurotransmiter otak
Faktor Resiko
1. Perilaku waham
2. Halusinasi
3. Risiko bunuh diri
4. Kerusakan kognitif
5. Gangguan alam
perasaan
6. Riwayat kekerasan
7. Kelainan neurologi
8. Lingkungan yang
tidak mendukung
9. Riwayat
penganiayaan dan
pengabaian pada
masa anak anak
10. Perilaku impulsif
Tanda / Gejala
-
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Kontrol Diri Meningkat (L.14127)
Kriteria Hasil:
1. Verbalisasi ancaman kepada
orang lain menurun
2. Verbalisasi umpatan menurun
3. Perilaku menyerang menurun
4. Perilaku melukia diri sendiri menurun
5. Perilaku merusak lingkungan
sekitar menrurun
6. Perilaku agresif amuk menurun
7. Suara keras menurun
8. Bicara ketus menurun
9. Verbalisasi keinginan bunuh
diri menurun
10. Verbalisasi isyarat bunuh diri
menurun
11. Verbalisasi ancaman bunuh diri
menurun
12. Verbalisasi rencana bunuh diri
menurun
13. Verbalisasi kehilangan
hubungan yang penting menurun
14. Perilaku merencanakan bunuh
diri menurun
15. Euforia menurun
16. Alam perasaan depresi
menurun
Intervensi
Intervensi
A. Pencegahan Perilaku Kekerasan (I.14544)
Observasi:
1. Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan
2. Monitor dan periksa barang -barang yang dibawa pengunjung
3. Monitor penggunaan barang- barang yang dapat membahayakan
Terapeutik:
1. Pertahankanblingkungan yang bebas dari bahaya secara rutin
2. Latih pasien untuk melakukan tindakan latihan distraksi saat ada perasaan dan keinginan marah
3. Latih pasien untuk melakukan kegiatan ibadah bila ada perasaan atau keinginan marah
Edukasi:
1. Anjurkan keluarga dan pengunjung untuk mendukung keselamatan pasien
2. Latih cata mengungkapkan perasaan secara asertif
3. Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan nonverbal
B. Limit Setting (I.09285)
Observasi :
1. Identifikasi perilaku yang diharapkan dan tidak diharapkan
2. Monitor pelaksanaan perilaku yang diharapkan
Terapeutik :
1. Gunakan pendekatan konsisten, jujur, dan tidak menghakimi
2. Sampaikan batasan dengan kalimat positif (mis. "pakai baju anda" dibanding "perilaku seperti itu tidak pantas"
3. Diskusikan perilaku apa yang diharapkan dalam suatu situasi, jika perlu
4. Tetapkan limit setting capaian perilaku
5. Sampaikan konsekuensi yang telah ditetapkan dan harapan perilaku dengan tim perawat
6. Berikan penghargaan jika melakukan perilaku yang diharapkan
7. Lakukan konsekuensi yang telah ditetapkan jika tidak melakukan perilaku yang diharapkan
8. Modifikasi konsekuensi dan harapan perilaku, jika perlu
9. Turunkan limit setting jika perilaku pasien mendekati perilaku yang diharapkan
Edukasi :
1. Jelaskan manfaat dan konsekuensi perilaku yang diharapkan
C. Manajemen Pengendalian Marah (I.09290)
Observasi:
1. Identifikasi penyebab kemarahan
2. Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan
3. Monitor potensi agresif tidak konstruktif dan lakukan tindakan senbelum agresif
4. Lakukan monitor kemajuan dari perilaku pasien
Terapeutik:
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
2. Fasilitasi megekspresikan marah secara adaptif
3. Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah
4. Cegah aktifitas pemicu agresif
5. Lakukan kontrol eksterna (pengekangan, seklusi, timeout jika perlu
6. Dukung penerapan strategi pengendalian marah dan dan ekspresi marah adaptif
7. Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah
Edukasi:
1. Jelaskan makna, fungsi marah, frudtasi dan respon marah
2. Anjurkan meminta bantuan perawat atau kelkuarga selama ketegangan meningkat
3. Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif
4. Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat