Koping Tidak Efektif

Kode Diagnosa:

cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala

Definisi

Proyek evaluasi diri untuk melindungi diri dari ancaman terhadap harga diri

Kondisi Klinis
Terkait

  1. Penyakit kronis

  2. Penyalahgunaan zat

  3. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD)

  4. Gangguan perilaku

  5. Oppositional Defiant Disorder

  6. Delirium

  7. Demensia

  8. Gangguan amnestik

Penyebab


  1. Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai

  2. Takut mengalami kegagalan

  3. Takut mengalami penghinaan

  4. Takut terhadap dampak situasi yang dihadapi

  5. Kurangnya rasa percaya kepada orang lain

  6. Kurangnya kepercayaan diri

  7. Kurangnya dukungan sistem pendukung (support system)

  8. Harapan yang tidak realistis

Tanda / Gejala


Subjektif

    1. Menyalahkan orang lain

    2. Menyangkal adanya masalah

    3. Menyangkal kelemahan diri

    4. Merasionalisasi kegagalan

    5. Meremehkan orang lain

Objektif

  1. Hipersensintif terhadap kritik

  2. Melemparkan tanggung jawab

  3. Tawa permusuhan

  4. Sikap superior terhadap orang lain

  5. Tidak dapat membedakan realitas

  6. Kurang minat mengikuti perawatan/pengobatan

  7. Sulit membangun atau mempertahankan hubungan

Tujuan
Perawatan


A. Status Koping: Membaik (L.09086)

Kriteria Hasil:

  1. Kemampuan memenuhi peran sesuai usia meningkat

  2. Perilaku koping adaptif meningkat

  3. Verbalisasi kemampuan mengatasi masalah meningkat

  4. Verbalisasi pengakuan masalah meningkat

  5. Verbalisasi kelemahan diri meningkat

  6. Perilaku asertif meningkat

  7. Partisipasi sosial meningkat

  8. Tanggung jawab diri meningkat

  9. Orientasi realitas meningkat

  10. Minat mengikuti perawatan/pengobatan meningkat

  11. Kemampuan membina hubungan meningkat

B. Dukungan Sosial: Meningkat (L.13113)

Kriteria Hasil:

  1. Kemampuan meminta bantuan pada orang lain meningkat

  2. Bantuan yang ditawarkan oleh orang lain meningkat

  3. Dukungan emosi yang disediakan oleh orang lain meningkat

  4. Jaringan sosial yang membantu meningkat

C. Harga Diri: Meningkat (L.09069)

Kriteria hasil:

  1. Penilaian diri positif meningkat

  2. Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif meningkat

  3. Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat

  4. Minat mencoba hal baru meningkat

  5. Berjalan menampakkan wajah meningkat

  6. Postur tubuh menampakkan wajah meningkat

  7. Konsentrasi meningkat

  8. Tidur meningkat

  9. Kontak mata meningkat

  10. Gairah aktivitas meningkat

  11. Aktif meningkat

  12. Percaya diri berbicara meningkat

  13. Perilaku asertif meningkat

  14. Kemampuan membuat keputusan meningkat

  15. Perasaan malu menurun

  16. Perasaan bersalah menurun

  17. Perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun

  18. Meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun

  19. Ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun

  20. Pencarian penguatan secara berlebihan menurun

D. Kesadaran Diri: Meningkat (L.09072)

Kriteria Hasil:

  1. Mengakui kemampuan fisik meningkat

  2. Mengakui kemampuan mental meningkat

  3. Mengakui kemampuan emosional meningkat

  4. Mengenali keterbatasan fisik meningkat

  5. Mengenali keterbatasan mental meningkat

  6. Mengenali keterbatasan emosi meningkat

  7. Mengenali pola kebiasaan meningkat

  8. Mengenali nilai-nilai pribadi meningkat

  9. Mengenali respon subjektif orang lain meningkat

  10. Mengenali respon subjektif terhadap situasi meningkat

  11. Mempertahankan kesadaran berpikir meningkat

  12. Verbalisasi kesadaran terhadap perasaan meningkat

  13. Verbalisasi perasaan pada orang lain meningkat

  14. Interaksi dengan orang lain meningkat

  15. Verbalisasi kebutuhan meningkat

  16. Menerima perasaan sendiri meningkat

  17. Menerima perilaku sendiri meningkat

  18. Membedakan diri dari orang lain meningkat

  19. Membedakan diri dari lingkungan meningkat

Intervensi


A. Dukungan pengambilan keputusan (I.09265)

Observasi :

  1. Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik

Terapeutik :

  1. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat pilihan

  2. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi

  3. Fasilitasi melihat situasi secara realistik

  4. Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan

  5. Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif

  6. Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi

  7. Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu

  8. Fasiliasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya

Edukasi :

  1. Informasikan alternatif solusi secara jelas

  2. Berikan informasi yang diminta pasien

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan keputusan

B. Dukungan penampilan peran (I.13478)

Observasi :

  1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

  2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

  3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Terapeutik :

  1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan

  2. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku

  3. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

  4. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu

  5. Fasilitasi diskusi tentang adapasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu

  6. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

Edukasi :

  1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

  2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan

  3. Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua

  4. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

Kolaborasi :

  1. Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

C. Promosi Koping (I.09312)

Observasi :

  1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

  2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki

  3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

  4. Identifikasi proses pemahaman penyakit

  5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

  6. Identifikasi metode penyelesaian masalah

  7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik :

  1. Diskusikan perubahan peran yang dialami

  2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  3. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

  4. Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpamanan dan mengevaluasi perilaku sendiri

  5. Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

  6. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

  7. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

  8. Berikan pilihan realistik mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan

  9. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

  10. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

  11. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

  12. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

  13. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

  14. Dampingi saat berduka (mis. penyakit kronis, kecacatan)

  15. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman yang sama

  16. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

  17. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

Edukasi :

  1. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama

  2. Anjurkan penggunaan sumber spiritual jika perlu

  3. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

  4. Anjurkan keluarga terlibat

  5. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

  6. Ajarkan cara menyelesaikan masalah yang konstruktif

  7. Latih penggunaan teknik relaksasi

  8. Latih keterampilan sosial sesuai kebutuhan

  9. Latih mengambangkan penilain objektif

D. Bimbingan sistem kesehatan (I.12360)

Observasi :

  1. Identifikasi masalah kesehatan individu

  2. Identifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat

Terapeutik :

  1. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan

  2. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri

  3. Libatkan kolega/ teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan kesehatan

  4. Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjsama dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan

Edukasi :

  1. Bimbing untuk bertanggungjawab mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara mandiri

E. Dukungan emosional (I. 09256)

Observasi :

  1. Identifikasi fungsi marah, frustasi, dan amuk bagi pasien

  2. Identifikasi hal yang telah memicu emosi

Terapeutik :

  1. Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah atau sedih

  2. Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka

  3. Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis. merangkul, menepuk-nepuk)

  4. Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas jika perlu

  5. Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lemah

Edukasi :

  1. Jelaskan konsekuensi tidak menghargai rasa bersalah dan malu

  2. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis. ansietas, marah, sedih)

  3. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola respon yang biasa digunakan

  4. Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

Kolaborasi :

  1. Rujuk untuk konseling, jika perlu

F. Dukungan kelompok (I.09258)

Observasi :

  1. Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok

  2. Identifikasi kelompok memiliki masalah yang sama

  3. Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis. Stigma, cemas, tidak aman)

  4. Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika perlu

Terapeutik :

  1. Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks

  2. Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama

  3. Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok yang terapis

  4. Mulai dengan percakapan ringan, berbagi informasi tentang diri masing-masing dan alasan terlibat dalam kelompok

  5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok

  6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok

  7. Bangun rasa tanggungjawab dalam kelompok

  8. Diskusikan penyelesaian masalah dalam kelompok

  9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali

  10. Berikan kesempatan istirahat di setiap sesi untuk memfasilitasi percakapan individual dalam kelompok

  11. Berikan kesempatan saling mendukung dalam kelompok terkait masalah dan penyelesaian masalah

  12. Berikan kesemaptan kelompok menyimpulkan masalah , penyelesaian masalah dan dukungan yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok

  13. Hindarkan percakapan ofensif, tidak sensitif, seksual atau humor yang tidak perlu/ tidak pada tempatnya

  14. Sediakan media untuk kebutuhan berkomunikasi di luar kelompok (mis. email, telepon, SMS, WA)

  15. Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir pertemuan

  16. Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati

Edukasi :

  1. Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat mendiskusikan masalah dan perasaan

  2. Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

  3. Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan santun

  4. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan dan kritiik

  5. Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu

G. Dukungan keyakinan (I.09259)

Observasi :

  1. Identifikasi, keyakinan, masalah dan tujuan perawatan

  2. Identifikas kesembuhan jangka panjang sesuai kondisi pasien

  3. Monitor kesehatan fisik dan mental

Terapeutik :

  1. Integrasikan keyakinan dalam rencana perawatan sepanjang tidak membahayakan/ berisiko keselamatan sesuai kebutuhan

  2. Berikan harapan yang realistis sesuai prognosis

  3. Fasilitasi pertemuan antar keluarga dan tim kesehatan untuk membuat keputusan

  4. Fasilitasi memberikan makna terhadap kondisi kesehatan

Edukasi :

  1. Jelaskan bahaya atau risiko yang terjadi akibat keyakinan negatif

  2. Jelaskan alternatif yang berdampak positif untuk memenuhi keyakinan dan perawatan

  3. Berikan penjelasan yang relevan dan mudah dipahami

H. Dukungan memaafkan (I. 09261)

Observasi :

  1. Identifikasi sumber kemarahan dan kebencian

  2. Identifikasi keyakinan yang menghambat dan membantu mengungkapkan masalah

  3. identifikasi perasaan marah, kepahitan, dan dendam

Terapeutik :

  1. Dengarkan ungkapan perasaan dan pikiran secara empati

  2. Gunakan teknik kehadiran, sentuhan dan empati jika perlu

  3. Fasilitasi mengatasi hambatan pemulihan dengan cara spiritual (mis. doa, bimbingan, bersikap bijaksana)

  4. Fasilitasi kegiatan ibadah, bermohon ampun/ bertaubat kepada Tuhan (mis. sholat taubat, pengakuan dosa)

Edukasi :

  1. Jelaskan bahwa memaafkan adalah sebuah proses

  2. Jelaskan bahwa memaafkan memiliki dimensi kesehatan dan pemulihan diri

  3. Ajarkan teknik melepaskan emosi dan relaksasi

I. Dukungan perasaan bersalah (I. 09268)

Observasi :

  1. Identifikasi adanya keyakinan tidak rasional

Terapeutik :

  1. Fasilitasi mengidentifikasi situasi perasaan muncul dan respon terhadap situasi

  2. Fasilitasi mengidentifikasi refleksi perasaan yang destruktif

  3. Fasilitasi mengidentifikasi dampak situasi pada hubungan keluarga

  4. Fasilitasi memahami rasa bersalah adalah reaksi umum terhadap trauma, penganiayaan, berduka, bencana atau kecelakaan

  5. Fasilitasi dukungan spiritual, jika perlu

Edukasi :

  1. Bimbing untuk mengakui kesalahan diri sendiri

  2. Ajarkan mengidentifikasi perasaan bersalah yang menyakitkan

  3. Ajarkan menggunakan teknik menghentikan pikiran dan substitusi pikiran dengan relaksasi otot saat pikiran bersalah terus dirasakan

  4. Ajarkan mengidentifikasi pilihan untuk mencegah, mengganti, menebus kesalahan dan penyelesaian

J. Dukungan sumber finansial (I.13479)

Observasi :

  1. Identifikasi penggunaan sumber daya keuangan sesuai dengan sumber dana yang dimiliki

  2. Identifikasi fasilitas yang dapat dipergunakan setelah pemulangan

  3. Identifikasi efisiensi dan efektivitas penggunaan jaminan kesehatan

Terapeutik :

  1. Lakukan advokasi terkait terkait pembiayaan sesuai dengan kebijakan institusi

  2. Lakukan pencatatan setiap aktivitas pembiayaan

  3. Fasiltasi keluarga mendiskusikan upaya memperoleh sumber pembiayaan

Edukasi :

    1. Jelaskan tujuan dan prosedur pengurusan penjaminan biaya (mis. BPJS, JKN)

    2. Informasikan pembiayaan pelayanan perawatan

    3. Informasikan jaminan yang dapat digunakan


K. Dukungan tanggungjawab pada diri sendiri (I.09277)

Observasi :

  1. Identifikasi persepsi tentang masalah kesehatan

  2. Monitor pelaksanaan tanggungjawab

Terapeutik :

  1. Berikan kesempatan merasakan memiliki tanggungjawab

  2. Tingkatkan rasa tanggungjawab atas perilaku sendiri

  3. Hindari berdebat atau tawar-menawar tentang perannya di ruang perawatan

  4. Berikan penguatan atau umpan balik positif jika melaksanakan tanggungjawab atau mengubah perilaku

Edukasi :

    1. Diskusikan tanggungjawab terhadap profesi pemberi asuhan

    2. Diskusikan konsekuensi tidak melaksanakan tanggungjawab


L. Dukungan tidur (I.05174)

Observasi :

  1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur

  2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/ atau psikologis)

  3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi, teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum tidur

  4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi

Terapeutik :

  1. Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras dan tempat tidur)

  2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu

  3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur

  4. Tetapkan jadwal tidur rutin

  5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. Pijat, pengaturan posisi, terapi akupressure)

  6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus tidur-terjaga

Edukasi :

  1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit

  2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur

  3. Anjurkan menghindari makanan/ minuman yang mengganggu tidur

  4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supressor terhadap tidur REM

  5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)

  6. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara non farmakologi lainnya

M. Intervensi krisis (I.09278)

Observasi :

  1. Identifikasi risiko keselamatan

  2. Identifikasi pencetus dan dinamika krisis

Terapeutik :

  1. Sediakan tempat aman dengan suasana yang mendukung

  2. Lakukan tindakan pencegahan dari risiko bahaya fisik

  3. Bentuk tim intervensi krisis

  4. Fasilitasi mengekspresikan perasaan dengan cara yang tidak destruktif

  5. Hindari memberikan keyakinan yang salah

  6. Fasilitasi keterampilan koping untuk menyelesaikan masalah

  7. Fasilitasi memutuskan tindakan untuk menyelesaikan krisis

  8. Rencanakan penggunaan keterampilan koping adaptif untuk menghadapi situasi krisis selanjutnya

  9. Hubungkan pasien dan keluarga dengan sumber komunitas, jika perlu

  10. Libatkan dalam kelompok yang telah berhasil melalui masalah yang sama

Edukasi :

  1. Jelaskan kemampuan yang dapa digunakan untuk menyelesaikan krisis

  2. Jelaskan mekanisme masal lalu dan saat ini serta keefektifannya

  3. Jelaskan tindakan alternatif untuk menyelesaikan krisis

  4. Informasikan sistem pendukung yang tersedia

N. Konseling (I.10334)

Observasi :

  1. Identifikasi kemampuan dan beri penguatan

  2. Identifikasi perilaku keluarga yang mempengaruhi pasien

Terapeutik :

  1. Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan penghargaan

  2. Berikan empati, kehangatan, dan kejujuran

  3. Tetapkan tujuan dan lama hubungan konseling

  4. Berikan privasi dan pertahankan kerahasiaan

  5. Berikan penguatan terhadap keterampilan baru

  6. Fasilitasi untuk mengidentifikasi masalah

Edukasi :

  1. Anjurkan mengekspresikan perasaan

  2. Anjurkan membuat daftar alternatif penyelesaian masalah

  3. Anjurkan pengembangan keterampilan baru, jika perlu

  4. Anjurkan mengganti kebiasaan maladaptif dengan adaptif

  5. Anjurkan untuk menunda pengambilan keputusan saat stress

O. Kontrak perilaku positif (I.09282)

Observasi :

  1. Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontrak

  2. Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan

  3. Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif

  4. Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi kontrak

Terapeutik :

  1. Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku

  2. Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis

  3. Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin diubah

  4. Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan dapat dicapai

  5. Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif

  6. Diskusikan cara mengamati perilaku (mis. tabel kemajuan perilaku)

  7. Diskusikan penghargaan yang diinginkan ketika tujuan tercapai, jika perlu

  8. Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak

  9. Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang realistis

  10. Fasiliasi meninjau ulang kontrak dan tujuan, jika perlu

  11. Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat jika perlu

  12. Libatkan keluarga dalam proses kontrak, jika perlu

Edukasi :

  1. Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, jika perlu

P. Limit Setting (I.09285)

Observasi :

  1. Identifikasi perilaku yang diharapkan dan tidak diharapkan

  2. Monitor pelaksanaan perilaku yang diharapkan

Terapeutik :

  1. Gunakan pendekatan konsisten, jujur, dan tidak menghakimi

  2. Sampaikan batasan dengan kalimat positif (mis. "pakai baju anda" dibanding "perilaku seperti itu tidak pantas"

  3. Diskusikan perilaku apa yang diharapkan dalam suatu situasi, jika perlu

  4. Tetapkan limit setting capaian perilaku

  5. Sampaikan konsekuensi yang telah ditetapkan dan harapan perilaku dengan tim perawat

  6. Berikan penghargaan jika melakukan perilaku yang diharapkan

  7. Lakukan konsekuensi yang telah ditetapkan jika tidak melakukan perilaku yang diharapkan

  8. Modifikasi konsekuensi dan harapan perilaku, jika perlu

  9. Turunkan limit setting jika perilaku pasien mendekati perilaku yang diharapkan

Edukasi :

  1. Jelaskan manfaat dan konsekuensi perilaku yang diharapkan

Q. Manajemen Demensia (I.09286)

Observasi :

  1. Identifikasi riwayat fisik, sosial, psikologis dan kebiasaan

  2. Identifikasi pola aktivitas (mis. tidur, minum obat, eliminasi, asupan oral, perawatan diri)

Terapeutik :

  1. Sediakan lingkungan aman, nyaman, konsisten dan rendah stimulus (mis. musik tenang, dekorasi sederhana, pencahayaan memadai, makan bersama pasien lain)

  2. Orientasikan waktu, tempat dan orang

  3. Gunakan distraksi untuk mengatasi masalah perilaku

  4. Libatkan keluarga dalam merencanakan, menyediakan, dan mengevaluasi perawatan

  5. Fasilitasi orientasi dengan simbol-simbol (mis. dekorasi, papan petunjuk, foto diberi nama, huruf besar)

  6. Libatkan kegiatan individu atau kelompok sesuai kemampuan kognitif dan minat

Edukasi :

  1. Anjurkan memperbanyak istirahat

  2. Ajarkan keluarga cara perawatan demensia

Q. Manajemen Demensia (I.09286)

Observasi :

  1. Identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit)

  2. Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain

  3. Monitor fungsi kognitif (mis. Konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan

  4. Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

Terapeutik :

  1. Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. skala status fungsional) jika perlu

  2. Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis. Sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)

Edukasi :

  1. Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya

  2. Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu

  3. Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, defisit perawatan diri, sosial)

  4. Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stress, masalah fisik)

  5. Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jurnal )

  6. Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

  2. Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok) jika perlu

R. Manajemen Mood (I.09289)

Observasi :

  1. Identifikasi mood (mis. tanda, gejala, riwayat penyakit)

  2. Identifikasi risiko keselamatan diri atau orang lain

  3. Monitor fungsi kognitif (mis. Konsentrasi, memori, kemampuan membuat keputusan

  4. Monitor aktivitas dan tingkat stimulasi lingkungan

Terapeutik :

  1. Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. skala status fungsional) jika perlu

  2. Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara yang tepat (mis. Sandsack, terapi seni, aktivitas fisik)

Edukasi :

  1. Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya

  2. Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika perlu

  3. Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. risiko keselamatan, defisit perawatan diri, sosial)

  4. Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. situasi stress, masalah fisik)

  5. Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. skala tingkat 1-10, membuat jurnal )

  6. Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

  2. Rujuk untuk psikoterapi (mis. perilaku, hubungan interpersonal, keluarga, kelompok) jika perlu

S. Manajemen pengendalian marah (I.09290)

Observasi :

  1. Identifikasi penyebab/ pemicu kemarahan

  2. Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan

  3. Monitor potensi agresi tidak konstruktif dan lakukan tindakan sebelum agresif

  4. Monitor kemajuan dengan membuat grafik, jika perlu

Terapeutik :

  1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  2. Fasilitas mengekspresikan marah secara adaptif

  3. Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah (mis. menggunakan senjata)

  4. Cegah aktivitas pemicu agresi (mis. meninju tas, mondar-mandir, olahraga berlebihan)

  5. Lakukan kontrol eksternal (mis. pengekangan, time-out, dan seklusi)

  6. Dukung penerapan strategi pengendalian marah dan ekspresi amarah adaptif

  7. Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah

Edukasi :

  1. Jelaskan makna, fungsi marah, frustasi dan respon marah

  2. Anjurkan meminta bantuan perawat atau keluarga selama ketegangan meningkat

  3. Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif

  4. Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat (mis. latihan asertif, teknik relaksasi, jurnal, aktivitas penyaluran energi)

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

T. Manajemen Perilaku (I.12463)

Observasi :

  1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku

Terapeutik :

  1. Diskusikan tanggungjawab terhadap perilaku

  2. Jadwalkan kegiatan terstruktur

  3. Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas

  4. Batasi jumlah pengunjung

  5. Bicara dengan nada rendah dan tenang

  6. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi

  7. Cegah perilaku pasif dan agresif

  8. Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku

  9. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi

  10. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan

  11. Hindari sikap mengacam dan berdebat

  12. Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang ditetapkan

Edukasi :

  1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif

U. Manajemen waham (I.09295)

Observasi :

  1. Monitor waham yang isinya membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

  2. Monitor efek terapeutik dan efek samping obat

Terapeutik :

  1. Bina hubungan interpersonal saling percaya

  2. Tunjukan sikap tidak menghakimi secara konsisten

  3. Diskusikan waham dengan berfokus pada perasaan yang mendasari waham

  4. Hindari perdebatan tentang keyakinan yan keliru, nyatakan keraguan sesuai fakta

  5. Hindari memperkuat gagasan waham

  6. Sediakan lingkungan aman dan nyaman

  7. Berikan aktivitas rekreasi dan pengalihan sesuai kebutuhan

  8. Lakukan intervensi pengontrolan perilaku waham (mis. limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, atau seklusi)

Edukasi :

  1. Anjurkan mengungkapkan dan memvalidasi waham (uji realitas) dengan orang yang dipercaya (pemberi asuhan/ keluarga)

  2. Anjurkan melakukan rutinitas harian secara konsisten

  3. Latih manajemen stress

  4. Jelaskan tentang waham serta penyakit terkait (mis. delirium, skizofrenia, atau depresi), cara mengatasi dan obat yang diberikan

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat, sesuai indikasi

V. Modifikasi perilaku keterampilan sosial (I.13484)

Observasi :

  1. Identifikasi penyebab kurangnya keterampilan sosial

  2. Identifikasi fokus pelatihan keterampilan sosial

Terapeutik :

  1. Motivasi untuk berlatih keterampilan sosial

  2. Beri umpan balik positif (mis. pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi

  3. Libatkan keluarga selama latihan keterampilan sosial, jika perlu

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan melatih keterampilan sosial

  2. Jelaskan respon dan konsekuensi keterampilan sosial

  3. Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami

  4. Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi

  5. Edukasi keluarga untuk dukungan keterampilan sosial

  6. Latih keterampilan sosial secara bertahap

W. Latihan pengendalian impuls (I.09284)

Observasi :

  1. Identifikasi masalah yang dialami

  2. Identifikasi tindakan yang mungkin dilakukan dan bermanfaat

Terapeutik :

  1. Terapkan strategi pemecahan masalah sesuai dengan tingkat perkembangan dan fungsi kognitif

  2. Lakukan modifikasi perilaku, sesuai kebutuhan

  3. Fasilitasi melakukan tindakan yang bermanfaat

  4. berikan penguatan positif untuk tindakan yang berhasil dilakukan

  5. Motivasi memberi penghargaan pada diri sendiri

  6. Berikan kesempatan untuk mempraktekan pemecahan masalah (role-play) di lingkungan terapeutik

  7. Sediakan model langkah-langkah strategi pemecahan masalah

  8. Motivasi mempraktekan pemecahan masalah dalam situasi sosial dan interpersonal

Edukasi :

  1. Ajarkan memberi isyarat diri untuk "berhenti dan berpikir" sebelum bertindak impulsif

X. Promosi harga diri (I.09308)

Observasi :

  1. Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri

  2. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri

  3. Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik :

  1. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

  2. Motivasi menerima tantangan atau hal baru

  3. Diskusikan pernyataan tentang harga diri

  4. Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri

  5. Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

  6. Diskusikan persepsi negatif diri

  7. Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

  8. Diskusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi

  9. Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas

  10. Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

  11. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

Edukasi :

  1. Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif diri pasien

  2. Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

  3. Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain

  4. Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif

  5. Anjurkan mengevaluasi perilaku

  6. Ajarkan cara mengatasi bullying

  7. Latih peningkatan tanggungjawab untuk diri sendiri

  8. Latih pernyataan/ kemampuan positif diri

  9. Latih cara berfikir dan berperilaku positif

  10. Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi

Y. Promosi sistem pendukung (I.09313)

Observasi :

  1. Identifikasi respon psikologis terhadap situasi dan ketersediaan sistem pendukung

  2. Identifikasi sumber daya untuk ketersediaan pengasuh

  3. Monitor situasi keluarga saat ini dan sistem pendukung

Terapeutik :

  1. Berikan dukungan dan caring dalam pelayanan

  2. Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat

  3. Motivasi membina hubungan dengan pihak yang memiliki kebutuhan yang sama

  4. Libatkan keluarga, orang penting dan teman dalam perawatan

Edukasi :

  1. Jelaskan hambatan pada sistem pendukung

  2. Informasikan jaringan sosial yang tersedia

  3. Informasikan tingkat sistem pendukung (mis. keluarga, teman dan masyarakat)

  4. Anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan

Kolaborasi :

  1. Rujuk ke kelompok swadaya

  2. Kolaborasi dengna program pencegahan atau pengobatan berbasis masyarakat, jika perlu

Z. Promosi sosialisasi (I.13498)

Observasi :

  1. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain

  2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain

Terapeutik :

  1. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan

  2. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan

  3. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok

  4. Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis. jalan-jalan, ke toko buku)

  5. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain

  6. Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan

  7. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri

  8. Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan

Edukasi :

  1. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

  2. Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan

  3. Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain

  4. Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang lain

  5. Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus

  6. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

  7. Latih ekspresikan marah dengan tepat


AA. Reduksi Ansietas (I.09314)

Observasi :

  1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stressor)

  2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

  3. Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik :

  1. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbukan kepercayaan

  2. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan

  3. Pahami situasi yang membuat ansietas

  4. Dengarkan dengan penuh perhatian

  5. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  6. Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

  7. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

  8. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi :

  1. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami

  2. Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis

  3. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu

  4. Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

  5. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

  6. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

  7. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

  8. Latih teknik relaksasi

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

AB. Restrukturisasi kognitif (I.06207)

Observasi :

  1. Identifikasi interpretasi yang keliru tentang penyebab stress yang dirasakan

  2. Buat cara pandang/penyelesaian alternatif terhadap situasi

  3. Fasilitasi menerima kenyataan terhadap pernyataan diri yang membangkitkan emosi (arousal)

  4. Tetapkan pikiran distorsi yang dialami (mis. overgeneralisasi, pembesaran, personalisasi)

  5. Buat label pada perubahan emosi (mis. marah, gelisah, putus asa)

  6. Dukung sistem kepercayaan untuk melihat situasi dengan cara yang berbeda

Terapeutik :

  1. Ajarkan mengidentifikasi stressor yang menyebabkan stress (mis. situasi, kejadian, interaksi dengan orang lain)

  2. Diskusikan ketidakmampuan yang menyebabkan pernyataan diri irasional

  3. Diskusikan sistem kepercayaan yang mempengaruhi status kesehatan

  4. Diskusikan pernyataan yang menggambarkan untuk melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda

  5. Latih menerima kenyataan dan pernyataan diri yang mengakibatkan stress

  6. Latih mengekspresikan emosi yang dirasakan (mis. marah, cemas, keputusasaan)

  7. Latih mengubah pernyataan diri irasional menjadi rasional

  8. Latih melawan persepsi/pikiran distorsi

AC. Seklusi (I.09315)

Observasi :

  1. Identifikasi riwayat medis

  2. Identifikasi riwayat perilaku membahayakan diri sendiri dan orang lain

  3. Monitor keselamatan selama di ruang seklusi

Terapeutik :

  1. Tentukan satu anggota staf keperawatan untuk berkomunikasi dan mengarahkan staf lain

  2. Kontrak untuk mengendalikan perilaku

  3. Dukung pemenuhan kebutuhan dasar (mis. nutrisi, eliminasi, hidrasi dan kebersihan)

  4. Hindari penggunaan benda yang dapat menyakiti diri sendiri atau orang lain

  5. Ciptakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus

  6. Lakukan pengekangan fisik atau pembatasan gerak, jika perlu

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan keluarga dengan bahasa yang mudah dipahami

  2. Latih cara mengendalikan perilaku, jika perlu

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian obat untuk kegelisahan atau agitasi, sesuai indikasi

AD. Teknik menenangkan (I.08248)

Observasi :

  1. Identifikasi masalah yang dialami

Terapeutik :

  1. Buat kontrak dengan pasien

  2. Ciptakan ruangan yang tenang dan nyaman

Edukasi :

  1. Anjurkan mendengarkan musik yang lembut atau musik yang disukai

  2. Anjurkan berdoa, berzikir, membaca kitab suci, ibadah sesuai agama yang dianut

  3. Anjurkan melakukan teknik menenangkan hingga perasaan menjadi tenang.