Risiko Termoregulasi Tidak Efektif

Kode Diagnosa: D.0418

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definsi

Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal

Faktor Risiko

  1. Cedera otak akut

  2. Dehidrasi

  3. Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan

  4. Peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan

  5. Kebutuhan oksigen meningkat

  6. Perubahan laju metabolisme

  7. Proses Penyakit (mis. infeksi)

  8. Suhu lingkungan ekstrem

  9. Suplai lemak subkutan tidak memadai

  10. Proses penuaan

  11. Berat badan ekstrem

  12. Efek agen farmakologis (mis. Sedasi)

Kondisi Klinis Terkait

  1. Cedera otak akut

  2. Dehidrasi

  3. Trauma

Tujuan
Perawatan

A. Termoregulasi membaik (L.14134)

Kriteria Hasil :

  1. Mengigil Menurun

  2. Kulit merah Menurun

  3. Kejang Menurun

  4. Akrosianosis Menurun

  5. Konsumsi oksigen Menurun

  6. Piloereksi Menurun

  7. Vasokonstriksi perifer Menurun

  8. Kutis Memorata Menurun

  9. Pucat Menurun

  10. Takikardia Menurun

  11. Takipnea Menurun

  12. Bradikardia Menurun

  13. Dasar kuku sianotik Menurun

  14. Hipoksia Menurun

  15. Suhu tubuh Membaik

  16. Suhu kulit Membaik

  17. Kadar glukosa darah Membaik

  18. Pengisian Kapiler Membaik

  19. Ventilasi Membaik

  20. Tekanan darah Membaik



B. Perfusi Perifer meningkat (L.02011)

Kriteria Hasil :

  1. Kekuatan Nadi Perifer Meningkat

  2. Sensasi Meningkat

  3. Warna Kulit Pucat Menurun

  4. Nyeri Ekstremitas Menurun

  5. Parastesia Menurun

  6. Pengisian Kapiler Membaik

  7. Akral Membaik

  8. Turgor Kulit Membaik


C. Adaptasi Neonatus meningkat (L.10098)


Kriteria Hasil :

  1. Berat badan meningkat

  2. Kulit kuning menurun

  3. Sklera kuning menurun

  4. Prematuritas menurun

  5. Membran mukosa kuning menurun

  6. Keterlambatan pengeluaran feses menurun

  7. Aktivitas ekstremitas membaik

  8. Respons terhadap stimulus sensorik Membaik




D. Status Kenyamanan meningkat (L.08064)


Kriteria Hasil :

  1. Kesejahteraan fisik meningkat

  2. Kesejahteraan psikologis meningkat

  3. Rileks meningkat

  4. Dukungan sosial dari keluarga meningkat

  5. Perawatan sesuai kebutuhan meningkat

  6. Keluhan tidak nyaman menurun

  7. Gelisah menurun

  8. Keluhan sulit tidur menurun

  9. Keluhan kepanasan menurun

  10. Keluhan kedinginan menurun

  11. Pola eliminasi membaik




E. Termoregulasi Neonatus membaik (L.14135) :


Kriteria Hasil :

  1. Akrosianosis menurun

  2. Piloereksi menurun

  3. Konsumsi oksigen menurun

  4. Kutis memorata menurun

  5. Dasar kuku sianotik menurun

  6. Suhu tubuh membaik

  7. Suhu kulit membaik

  8. Frekuensi nadi membaik

  9. Kadar glukosa darah membaik

  10. Pengisian kapiler membaik

  11. Ventilasi membaik


F. Tingkat Cedera Menurun (L.14136)


Kriteria Hasil :

  1. Toleransi Aktivitas Meningkat

  2. Toleransi Makanan Meningkat

  3. Kejadian cedera Menurun

  4. Luka/Lecet Menurun

  5. Ketegangan otot Menurun

  6. Fraktur Menurun

  7. Perdarahan Menurun

  8. Ekspresi wajah Kesakitan Menurun

  9. Agitasi Menurun

  10. Irittabilitas Menurun

  11. Ganggguan Mobilitas Menurun

  12. Gangguan Kognitif Menurun

  13. Tekanan Darah Membaik

  14. Fekuensi nadi membaik

  15. Frekuensi nafas membaik

  16. Pola Istirahat/tidur membaik

  17. Nafsu Makan Membaik

Intervensi

A. Edukasi Pengukuran Suhu Tubuh (I.12414)

Observasi :

  1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik :

  1. Sediakan materi dan media edukasi

  2. Jadwalkan edukasi sesuai kesepakatan

  3. Berikan kesempatan untuk bertanya

  4. Dokumentasikan hasil pengukuran suhu

Terapeutik :

  1. Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh

  2. Anjurkan terus memegang bahu dan menahan dada saat pengukuran aksila

  3. Ajarkan memilih lokasi pengukuran suhu oral atau aksila

  4. Ajarkan cara meletakkan ujung termometer di bawah lidah atau di bagian tengah aksila

  5. Ajarkan cara membaca hasil termometer raksa dan atau elektronik


B. Edukasi Termoregulasi

(I.12457)

Observasi :

  1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.

Terapeutik :

  1. Sediakan materi dan media edukasi

  2. Jadwalkan edukasi sesuai kesepakatan

  3. Beri kesempatan untuk bertanya

Edukasi :

  1. Ajarkan kompres saat demam

  2. Anjurkan penggunaan pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat

  3. Anjurkan menciptakan lingkungan yang nyaman

  4. Anjurkan memperbanyak minum

  5. Anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan

  6. Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi

  7. Anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai indikasi

  8. Anjurkan melakukan pemeriksaan darah jika demam > 3 hari


C. Regulasi Temperatur (I. 14578)

Observasi :

  1. Monitor suhu bayi sampai stabil (36,5 - 37,5° Celcius)

  2. Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu

  3. Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan nadi

  4. Monitor warna dan suhu kulit

  5. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau hipertermia

Terapeutik :

  1. Pasang alat pemantau suhu kontinyu, jika perlu

  2. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

  3. Bedong bayi segera setelah lahir untuk

  4. mencegah kehilangan panas

  5. Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik segera setelah lahir (mis. bahan polyethlene, polyurethane)

  6. Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir

  7. Tempatkan bayi baru lahir di bawah radiant warmer

  8. Pertahankan kelembapan inkubator 50% atau lebih untuk mengurangi kehilangan panas karena proses evaporasi

  9. Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan

  10. Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan kontak dengan bayi (mis. selimut, kain bedongan, stetoskop)

  11. Hindari meletakkan bayi di dekat jendela terbuka atau di area aliran pendingin ruangan atau kipas angin

  12. Gunakan matras penghangat, selimut hangat, dan penghangat ruangan untuk menaikan suhu tubuh, jika perlu

  13. Gunakan kasur pendingin, water circulation blankets, ice pack atau gel pad dan intravascular catheterization untuk menurunkan suhu tubuh

  14. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien

Edukasi :

  1. Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke

  2. Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara dingin

  3. Demonstrasikan teknik perawatan metode kanguru (PMK) untuk bayi BBLR

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu


D. Manajemen Cairan (I.03098)

Observasi :

  1. Monitor status hidrasi (mis. frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)

  2. Monitor berat badan harian

  3. Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis

  4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN)

  5. Monitor status hemodinamik (mis. MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)

Terapeutik :

  1. Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam

  2. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan

  3. Berikan cairan intravena, jika perlu

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian diuretik


E. Perawatan Bayi (I.10338)

Observasi :

  1. Monitor tanda-tanda vital bayi (terutama suhu 36.5 - 37.5 °C)

Terapeutik :

  1. Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24 °C

  2. Mandikan bayi dalam waktu 5 - 10 menit dan 2 kali dalam sehari

  3. Rawat tali pusat secara terbuka (tali pusat tidak dibungkus apapun)

  4. Bersihkan pangkal tali pusat dengan lidi kapas yang telah diberi air matang

  5. Kenakan popok bayi di bawah umbilikus jika tali pusat belum terlepas

  6. Lakukan pemijatan bayi

  7. Ganti popok bayi jika basah

  8. Kenakan pakaian bayi dari bahan katun

Edukasi :

  1. Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi

  2. Ajarkan ibu cara merawat bayi di rumah

  3. Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi > 6 bulan


F. Pencegahan Hipertermia Maligna (I.14538)

Observasi :

  1. Identifikasi riwayat hipertermi keganasan, gangguan otot, atau demam pasca operatif

  2. Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh

  3. Monitor tanda-tanda hipertermi keganasan (mis. hiperkarbia, hipertermia, takikardia, takipnea, asidosis metabolik, aritmia, sianosis, kulit bengkak, kekakuan otot, keringat banyak, dan tekanan darah yang tidak stabil)

  4. Monitor nilai laboratorium (mis. peningkatan CO2, dengan penurunan saturasi oksigen, peningkatan kalsium serum, peningkatan potasium, asidosis metabolik, hematuria, dan mioglobinuria)

  5. Monitor EKG

  6. Monitor tanda-tanda komplikasi (mis. koagulopati, gagal ginjal, hipotermia, edema paru, hiperkalemia, sekuel neurologis, nekrosis otot, dan gejala berulang setelah pengobatan)

  7. Monitor haluaran urin

Terapeutik :

  1. Pasang matras pendingin di bawah badan

  2. Berikan kompres dingin

  3. Pasang IV dua jalur

  4. Berikan hiperventilasi dengan oksigen 100% aliran tinggi

  5. Pasang NGT dan kateter urin, jika perlu

  6. Minimalkan rangsangan lingkungan

  7. Sediakan alat kegawatdaruratan

Edukasi :

  1. Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya hipertermia maligna

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi uji diagnostik (mis. uji kontraktur otot, uji genetik molekuler), jika perlu

  2. Kolaborasi penggunaan agen anastes non nitrogen (mis. opioid, benzodiazepin, anestetik lokal, nitrous oxide, dan barbiturat)

  3. Kolaborasi pemberian intubasi jalan napas, jika perlu

  4. Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu


F. Edukasi Dehidrasi (I.12367)

Observasi :

  1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

Terapeutik :

  1. Persiapkan materi, media dan alat dan formulir balans cairan

  2. Tentukan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga

  3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

Edukasi :

  1. Jelaskan tanda dan gejala dehidrasi

  2. Anjurkan tidak hanya minum air saat haus, jika sedang berolahraga atau beraktivitas berat

  3. Anjurkan memperbanyak minum

  4. Anjurkan memperbanyak mengkonsumsi buah yang mengandung banyak air (mis. semangka, papaya)

  5. Ajarkan cara pemberian oralit, jika perlu

  6. Ajarkan menilai status hidrasi berdasarkan warna urin


G. Manajemen Lingkungan (I.14514)

Observasi :

  1. Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan

Terapeutik :

  1. Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau

  2. Atur suhu lingkungan yang sesuai

  3. Sediakan ruang berjalan yang cukup dan aman

  4. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman

  5. Sediakan pewangi ruangan, jika perlu

  6. Hindari pandangan langsung ke kamar mandi, toilet, atau peralatan untuk eliminasi

  7. Ganti pakaian secara berkala

  8. Hindari paparan langsung dengan cahaya matahari atau cahaya yang tidak perlu

  9. Izinkan membawa benda-benda yang disukai dari rumah

  10. Izinkan keluarga untuk tinggal mendampingi pasien

  11. Fasilitasi penggunaan barang-barang pribadi (mis. piyama, jubah, perlengkapan mandi)

  12. Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan

  13. Berikan bel atau alat komunikasi untuk memanggil perawat

Edukasi :

  1. Jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang aman

  2. Jelaskan cara menghadapi bahaya kebakaran

  3. Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung tentang upaya pencegahan infeksi