Risiko Perilaku Kekerasan

Kode Diagnosa: D.0146

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definsi

Berisiko membahayakan secara fisik, emosional dan atau seksual pada diri sendiri atau orang lain

Faktor Risiko

  1. Perilaku waham

  2. Halusinasi

  3. Risiko bunuh diri

  4. Kerusakan kognitif

  5. Gangguan alam perasaan

  6. Riwayat kekerasan

  7. Kelainan neurologi

  8. Lingkungan yang tidak mendukung

  9. Riwayat penganiayaan dan pengabaian pada masa anak anak

  10. Perilaku impulsif

Kondisi Klinis Terkait

  1. Penganiayaan fisik, psikologis atau sexual

  2. Sindrom otak organik

  3. Gangguan perilaku

  4. Depresi

  5. Serangan panik

  6. Delirium

  7. Demensia

  8. Halusinasi

  9. Risiko bunuh diri

  10. Gangguan pada neurotransmiter otak

Tujuan
Perawatan

A. Kontrol Diri Meningkat (L.14127)

Kriteria Hasil:

  1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun

  2. Verbalisasi umpatan menurun

  3. Perilaku menyerang menurun

  4. Perilaku melukia diri sendiri menurun

  5. Perilaku merusak lingkungan sekitar menrurun

  6. Perilaku agresif amuk menurun

  7. Suara keras menurun

  8. Bicara ketus menurun

  9. Verbalisasi keinginan bunuh diri menurun

  10. Verbalisasi isyarat bunuh diri menurun

  11. Verbalisasi ancaman bunuh diri menurun

  12. Verbalisasi rencana bunuh diri menurun

  13. Verbalisasi kehilangan hubungan yang penting menurun

  14. Perilaku merencanakan bunuh diri menurun

  15. Euforia menurun

  16. Alam perasaan depresi menurun

Intervensi

A. Pencegahan Perilaku Kekerasan (I.14544)

Observasi:

  1. Monitor adanya benda yang berpotensi membahayakan

  2. Monitor dan periksa barang -barang yang dibawa pengunjung

  3. Monitor penggunaan barang- barang yang dapat membahayakan

Terapeutik:

  1. Pertahankanblingkungan yang bebas dari bahaya secara rutin

  2. Latih pasien untuk melakukan tindakan latihan distraksi saat ada perasaan dan keinginan marah

  3. Latih pasien untuk melakukan kegiatan ibadah bila ada perasaan atau keinginan marah

Edukasi:

  1. Anjurkan keluarga dan pengunjung untuk mendukung keselamatan pasien

  2. Latih cata mengungkapkan perasaan secara asertif

  3. Latih mengurangi kemarahan secara verbal dan nonverbal


B. Limit Setting (I.09285)

Observasi :

  1. Identifikasi perilaku yang diharapkan dan tidak diharapkan

  2. Monitor pelaksanaan perilaku yang diharapkan

Terapeutik :

  1. Gunakan pendekatan konsisten, jujur, dan tidak menghakimi

  2. Sampaikan batasan dengan kalimat positif (mis. "pakai baju anda" dibanding "perilaku seperti itu tidak pantas"

  3. Diskusikan perilaku apa yang diharapkan dalam suatu situasi, jika perlu

  4. Tetapkan limit setting capaian perilaku

  5. Sampaikan konsekuensi yang telah ditetapkan dan harapan perilaku dengan tim perawat

  6. Berikan penghargaan jika melakukan perilaku yang diharapkan

  7. Lakukan konsekuensi yang telah ditetapkan jika tidak melakukan perilaku yang diharapkan

  8. Modifikasi konsekuensi dan harapan perilaku, jika perlu

  9. Turunkan limit setting jika perilaku pasien mendekati perilaku yang diharapkan

Edukasi :

  1. Jelaskan manfaat dan konsekuensi perilaku yang diharapkan


C. Manajemen Pengendalian Marah (I.09290)

Observasi:

  1. Identifikasi penyebab kemarahan

  2. Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan

  3. Monitor potensi agresif tidak konstruktif dan lakukan tindakan senbelum agresif

  4. Lakukan monitor kemajuan dari perilaku pasien

Terapeutik:

  1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  2. Fasilitasi megekspresikan marah secara adaptif

  3. Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah

  4. Cegah aktifitas pemicu agresif

  5. Lakukan kontrol eksterna (pengekangan, seklusi, timeout jika perlu

  6. Dukung penerapan strategi pengendalian marah dan dan ekspresi marah adaptif

  7. Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah

Edukasi:

  1. Jelaskan makna, fungsi marah, frudtasi dan respon marah

  2. Anjurkan meminta bantuan perawat atau kelkuarga selama ketegangan meningkat

  3. Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif

  4. Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian obat