Risiko Perfusi Renal
Tidak Efektif
Kode Diagnosa: D.0034
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke ginjal
Faktor Risiko
Kekurangan volume cairan
Embolisme vaskuler
Vaskulitis
Hipertensi
Disfungsi ginjal
Hiperglikemia
Keganasan
Pembedahan jantung
Bypass kardiopulmonal
Hipoksemia
Hipoksia
Asidosis Metabolik
Trauma
Sindrom kompartemen abdomen
Luka bakar
Sepsis
Sindrom respon inflamasi sistemik
Lanjut usia
Merokok
Penyalahgunaan zat
Kondisi Klinis Terkait
Diabetes melitus
Hipertensi
Aterosklerosis
Syok
Keganasan
Luka bakar
Pembedahan Jantung
Penyakit ginjal (misal: ginjal polikistik, stenosis artesi ginjal, gagal ginjal, glumorelunefritis, nefritis intersisial, nekrosis kortikal bilateral)
Trauma
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Perfusi Renal: Meningkat (L.02013)
Kriteria Hasil:
Jumlah urine Meningkat
Nyeri abdomen Menurun
Mual Menurun
Muntah Menurun
Distensi abdomen Menurun
Tekanan arteri rata-rata Membaik
Kadar urea nitrogen darah Membaik
Kadar kreatinin plasma Membaik
Tekanan darah sistolik Membaik
Tekanan darah diastolik Membaik
Kadar Elektrolit Membaik
Keseimbangan asam basa Membaik
Bising usus Membaik
Fungsi hati Membaik
Intervensi
A. Pencegahan Syok (I.02068)
Observasi:
Monitor status kardiopulmonal (Frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
Monitor status oksigenasi (Oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik:
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, jika perlu
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi.
Edukasi:
Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Kolaborasi pemberiian anti inflamasi, jika perlu.
B. Manajemen Cairan (I.03098)
Observasi
Monitor status hidrasi (misal: Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat bedan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal: Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
Monitor status hemodinamik (misal: MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
Catat intake output dan hitung balans cairan 24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena jika perlu.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu.
C. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Observasi:
Periksa tanda dan gejala hipovolemia (misal: Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
Monitor intake dan output
Terapeutik:
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
Edukasi:
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (misal: NaCl, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (misal: Glukosa 2.5%, NaCl 0.4%)
Kolaborasi pemberian cairan koloid (misal: Albumin, plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
D. Manajemen Trombolitik (I.02055)
Observasi:
Periksa kontraindikasi terapi trombolitik (misal: Riwayat trauma atau pembedahan, stroke, pembedahan saraf dalam 2bulan terakhir, ulkus gastrointestinal)
Monitor tekanan darah (setiap 15 menit pada 2 jam pertama, setiap 30 menit selama 6 jam berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam berikutnya)
Monitor sisi insersi terhadap tanda-tanda perdarahan atau hematoma (misal: Setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi dihentikan)
Monitor respons terhadap terapi (misal: Normalisasi segmen ST, nyeri dada berkurang, disritmia tidak terjadi, kadar enzim jantung menurun)
Terapeutik:
Pasang monitor jantung selama terapi trombolitik dan 12-24 jam setelahnya
Berikan oksigen untuk mempertahankan SaO2>94%
Pasang akses intravena
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tempat tidur >15 derajat
Pertahankan tirah baring selama 6 jam setelah terapi
Hentikan segara infus trombolitik jika terjadi perdarahan dan alergi
Lakukan penekanan pada sisi insersi selama 30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian trombolitik
Jelaskan efek samping pemberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetap lurus
Anjurkan membatasi aktivitas untuk menurunkan risiko cedera dan perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemeriksaan CT scan otak setelah 12-24 jam untuk evaluasi neurologis, jika perlu.
E. Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Observasi:
Monitor tekanan darah
Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
Monitor suhu tubuh
Monitor Oksimeter nadi
Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik:
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
F. Manajemen Medikasi (I. 14517)
Observasi:
Identifikasi penggunaan obat sesuai resep
Identifikasi masa kadaluwarsa obat
Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan
Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat
Monior tanda dan gejala keracunan obat
Monior darah serum (misal: elektrolit, protrombin) jika perlu
Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan
Terapeutik:
Fasilitas perubahan program pengobatan, jika perlu
Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis
Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program pengobatan
Edukasi:
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu pemberian)
Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi
Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat.
Pengontrolan Perdarahan
G. Perawatan Emboli Perifer (I.02074)
Observasi:
Periksa sirkulasi perifer secara menyeluruh (misal: pulsasi perifer, edema, pengisian kapiler, warna dan suhu ekstremitas)
Monitor nyeri pada area yang terkena
Monitor tanda-tanda penurunan sirkulasi vena (misal: peningkatan lingkar ekstremitas, bengkak dan nyeri tekan, peningkatan nyeri pada posisi tergantung, nyeri menetap saat pergerakan ekstremitas, vena teraba keras, pembesaran vena superfisial, kram, merah, dan hangat, mati rasa dan kesemutan, perubahan warna kulit, demam
Monitor waktu prothrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (PTT)
Monitor efek samping antikoagulan
Terapeutik:
Tinggikan daerah yang cedera 20 derajat di atas jantung
Gunakan kaos kaki elastis
Gunakan kaos kaki kompresi pneumatik intermiten, jika perlu
Lepaskan kaus kaki elastis atau kaki kompresi pneumatik intermitten, selama 15-20menit setiap 8 jam
Lakukan rentang gerak aktif atau pasif
Ubah posisi setiap 2 jam
Hindari akses intravena antekubiti
Hindari memijat atau mengompres otot yang cedera
Edukasi:
Jelaskan mekanisme terjadinya emboli perifer
Anjurkan tidak duduk menyilangkan kaki atau kaki tergantung dalam waktu lam
Anjurkan menghindari valsava manuver
Ajarkan cara mencegah emboli perifer (misal: jalan kaki, minum banyak cairan, hindari alkohol, hindari imobilitas jangka panjang, kaki yang tergantung)
Ajarkan pentingnya antikoagulan selama 3 bulan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian antikoagulan
Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam NaCl 0.9% 25 -50 cc secara lambat hindari pengenceran kurang dari 10 cc
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosis rendah dan/atau anti-platelet dosisi tinggi (misal: heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipiridamol, dekstran)