Risiko Perfusi Gastrointestinal
Tidak Efektif
Kode Diagnosa: D.0034
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definisi
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi gastrointestinal
Faktor Risiko
Perdarahan gastrointestinal akut
Trauma abdomen
Sindroma kompartemen abdomen
Aneurisma aorta abdomen
Varises gastroesofagus
Penurunan kinerja ventrikel kiri
Koagulopati (misal: anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata)
Penurunan konsentrasi hemoglobin
Keabnormalan masa protombin dan atau masa tromboplastin parsial
Disfungsi hati (misal: sirosis, hepatitis)
Disfungsi ginjal (misal: ginjal polikistik, stenosis arteri ginjal, gagal ginjal)
Disfungsi gastrointestinal (misal: ulkus duodenum atau ulkus lambung, kolitis iskemik, pankreatitis iskemik)
Hiperglikemia
Ketidakstabilan hemodinamik
Efek agen farmakologis
Usia > 60 tahun
Efek samping tindakan (cardiopulmunary bypass, anastesi, pembedahan lambung)
Kondisi Klinis Terkait
Varises gastroesofagus
Aneurisma aorta abdomen
Diabetes melitus
Sirosis hepatis
Perdarahan gastrointestinal akut
Gagal jantung kongestif
Koagulasi intravaskuler diseminata
Ulkus duodenum atau ulkus lambung
Kolitis iskemik
Pankreatitis iskemik
Ginjal polikistik
Stenosis arteri ginjal
Gagal ginjal
Sindroma kompartemen abdomen
Trauma abdomen
Anemia
Pembedahan jantung
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Perfusi Gastrointestinal: Meningkat (L.02010)
Kriteria Hasil:
Mual Menurun
Muntah Menurun
Nyeri abdomen menurun
Asites menurun
Konstipasi menurun
Diare menurun
Bising usus membaik
Nafsu makan membaik
B. Curah Jantung: Meningkat (L.02008)
Kriteria Hasil :
kekuatan nadi perifer Meningkat
Ejection Fraction (EF) Meningkat
Cardiac Index Meningkat
Left Ventricular stroke work index Meningkat
Stroke Volume Index Meningkat
Palpitasi Menurun
Bradikardia Menurun
Takikardia Menurun
Takikardia Menurun
Gambaran EKG Aritmia Menurun
Lelah Menurun
Edema Menurun
Distensi Vena Jugularis Menurun
Dispneu Menurun
Oliguria Menurun
Pucat/Sianosis Menurun
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu Menurun
Ortopneu Menurun
Batuk Menurun
Suara Jantung S3 Menurun
Suara Jantung S4 Menurun
Murmur Jantung Menurun
Hepatomegali Menurun
Pulmonary Vascular resistance Menurun
Tekanan darah Membaik
Pengisian kapiler Membaik
Berat Badan Membaik
Central Venous Pressure Membaik
Pulmonary Artery Wedge Pressure Membaik
C. Status Sirkulasi: Meningkat (L.02016)
Kriteria Hasil :
Kekuatan nadi Meningkat
Output Urine Meningkat
Saturasi Oksigen Meningkat
PO2 Meningkat
Pucat Meningkat
Akral Dingin Menurun
PCO 2 Menurun
Pitting Edema Menurun
Edema Perifer Menurun
Hipotensi Ortostatik Menurun
Bunyi Napas tambahan Menurun
Bruit pembuluh darah Menurun
Distensi vena jugularis Menurun
Asites Menurun
Fatigue Menurun
Klaudikasio intermitten Menurun
Parastesia Menurun
Sinkop Menurun
Ulkus Ekstremitas Menurun
Tekanan Darah sistolik Membaik
Tekanan darah diastolik Membaik
Tekanan nadi Membaik
Tekanan arteri rata-rata Membaik
Pengisian kapiler Membaik
Tekanan vena sentral Membaik
Berat badan Membaik
D. Tingkat Perdarahan: Menurun (L.02017)
Kriteria Hasil :
Membran mukosa lembap Meningkat
Kelembapan kulit Meningkat
Kognitif Meningkat
Hemoptisis Menurun
Hematuria Menurun
Perdarahan Anus Menurun
Distensi Abdomen Menurun
Perdarahan vagina Menurun
Perdarahan pasca operasi Menurun
Hemoglobin Membaik
Hematokrit Membaik
Tekanan darah Membaik
Frekuensi Nadi Membaik
Suhu Tubuh Membaik
E. Fungsi Gastrointestinal: Membaik (L.14127)
Kriteria Hasil :
Mual Menurun
Muntah Menurun
Dispepsia Menurun
Nyeri Abdomen Menurun
Distensi Abdomen Menurun
Regurgitasi Menurun
Jumlah residu cairan lambung saat aspirasi Menurun
Darah pada Feses Menurun
Hematemesis Menurun
Frekuensi BAB membaik
Konsistensi Feses Membaik
Peristaltik usus membaik
Nafsu makan Membaik
Jumlah Feses Membaik
Warna Feses Membaik
Intervensi
A. Manajemen Perdarahan (I.02040)
Observasi:
Identifikasi penyebab perdarahan
Periksa adanya darah pada muntah, sputum, feses, urin, pengeluaran NGT, dan drainase luka, jika perlu
Periksa ukuran dan karakteristik hematoma, jika ada
Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan setelah kehilangan darah
Monitor tekanan darah dan parameter hemodinamik (tekanan vena sentral dan tekanan baji kapiler atau arteri pulmonal), jika ada
Monitor intake dan output cairan
Monitor koagulasi darah (prothrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin, dan jumlah trombosit), jika ada
i. Monitor delivery oksigen jaringan (misal: PaO2, SaO2, hemoglobin dan curah jantung)
Monitor tanda dan gejala perdarahan masif
Terapeutik:
Istirahatkan area yang mengalami perdarahan
Berikan kompres dingin, jika perlu
Lakukan penekanan atau balut tekan, jika perlu
Tinggikan ekstremitas yang mengalami perdarahan
Pertahankan akses IV
Edukasi:
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan membatasi aktivitas
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
B. Konseling Nutrisi (I.03094)
Observasi:
Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler
Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik:
Bina hubungan terapeutik
Sepakati lama waktu pemberian konseling
Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan
Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (misal: usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
Informasikan perlunya modifikasi diet (misal: penurunan atau penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)
Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
C. Manajemen Cairan (I.03098)
Observasi
Monitor status hidrasi (misal: frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal: hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin, BUN)
Monitor status hemodinamik (misal: MAP, CVP, PAP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
Catat intake-output dan hitung balans cairan 24 jam
Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik
D. Manajemen Nutrisi (I. 03119)
Observasi:
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi Makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasl pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal: Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal: Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu
E. Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
Observasi:
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (misal: Penyakit kambuhan)
Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (misal: poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Monitor intake dan output cairan
Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi.
Terapeutik:
Berikan asupan cairan oral
Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburu
Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi:
Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dL
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin, jika perlu
Ajarkan pengelolaan diabetes ( misal: penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu.
F. Manajemen Trombolitik (I.02055)
Observasi:
Periksa kontraindikasi terapi trombolitik (misal: Riwayat trauma atau pembedahan, stroke, pembedahan saraf dalam 2bulan terakhir, ulkus gastrointestinal)
Monitor tekanan darah (setiap 15 menit pada 2 jam pertama, setiap 30 menit selama 6 jam berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam berikutnya)
Monitor sisi insersi terhadap tanda-tanda perdarahan atau hematoma (misal: Setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi dihentikan)
Monitor respons terhadap terapi (misal: Normalisasi segmen ST, nyeri dada berkurang, disritmia tidak terjadi, kadar enzim jantung menurun)
Terapeutik:
Pasang monitor jantung selama terapi trombolitik dan 12-24 jam setelahnya
Berikan oksigen untuk mempertahankan SaO2>94%
Pasang akses intravena
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tempat tidur >15 derajat
Pertahankan tirah baring selama 6 jam setelah terapi
Hentikan segara infus trombolitik jika terjadi perdarahan dan alergi
Lakukan penekanan pada sisi insersi selama 30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian trombolitik
Jelaskan efek samping pemberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetap lurus
Anjurkan membatasi aktivitas untuk menurunkan risiko cedera dan perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemeriksaan CT scan otak setelah 12-24 jam untuk evaluasi neurologis, jika perlu.
G. Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Observasi:
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi (misal: Prothrombin time (PT), Partial Thromboplastin time (PTT), Fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet)
Terapeutik:
Pertahankan bed rest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur pencegahan dekubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi:
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
Anjurkan segara melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
H. Perawatan Sirkulasi (I. 02079)
Observasi:
Periksa sirkulasi perifer (misal: Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle brachial reflex)
Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (misal: Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik:
Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada area yang cedera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
Edukasi:
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurunan kolesterol jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (misal: Melembabkan kulit kering pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskular
Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (misal: Rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (misal: Rasa sakit yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)