Risiko Perdarahan
Kode Diagnosa: D.0012
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definisi
Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh
Faktor Risiko
Aneurisma
Trauma
Proses Keganasan
Gangguan gastrointestinal (misal: Ulkus lambung, polip, varises).
Gangguan fungsi hati (misal: Sirosis hepatitis)
Komplikasi kehamilan (misal: Ketuban pecah sebelum waktunya, plasenta previa/abrupsio, kehamilan kembar)
Komplikasi pasca partum (misal: Atoni uterus, retensi plasenta)
Gangguan koagulasi (misal: Trombositopenia)
Efek agen farmakologis
Tindakan pembedahan
Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan
Kondisi Klinis Terkait
Aneurisma
Sirosis hepatis
Varises
Koagulopati Intravaskuler diseminata
Ulkus lambung
Trombositopenia
Kanker
Ketuban pecah sebelum waktunya.
Plasenta Previa/Abrupsio
Atonia Uterus
Retensi Plasenta
Tindakan pembedahan.
Trauma
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Tingkat Perdarahan: Menurun (L.02017)
Kriteria Hasil:
Membran mukosa lembap Meningkat
Kelembapan kulit Meningkat
Kognitif Meningkat
Hemoptisis Menurun
Hematuria Menurun
Perdarahan Anus Menurun
Distensi Abdomen Menurun
Perdarahan vagina Menurun
Perdarahan pasca operasi Menurun
Hemoglobin Membaik
Hematokrit Membaik
Tekanan darah Membaik
Frekuensi Nadi Membaik
Suhu Tubuh Membaik
B. Status Sirkulasi: Membaik (L.02016)
Kriteria Hasil:
Kekuatan nadi Meningkat
Output Urine Meningkat
Saturasi Oksigen Meningkat
PO2 Meningkat
Pucat Meningkat
Akral Dingin Menurun
PCO 2 Menurun
Pitting Edema Menurun
Edema Perifer Menurun
Hipotensi Ortostatik Menurun
Bunyi Napas tambahan Menurun
Bruit pembuluh darah Menurun
Distensi vena jugularis Menurun
Asites Menurun
Fatigue Menurun
Klaudikasio intermitten Menurun
Parastesia Menurun
Sinkop Menurun
Ulkus Ekstremitas Menurun
Tekanan Darah sistolik Membaik
Tekanan darah diastolik Membaik
Tekanan nadi Membaik
Tekanan arteri rata-rata Membaik
Pengisian kapiler Membaik
Tekanan vena sentral Membaik
Berat badan Membaik
Intervensi
A. Manajemen Trombolitik (I.02055)
Observasi:
Periksa kontraindikasi terapi trombolitik (misal: Riwayat trauma atau pembedahan, stroke, pembedahan saraf dalam 2bulan terakhir, ulkus gastrointestinal)
Monitor tekanan darah (setiap 15 menit pada 2 jam pertama, setiap 30 menit selama 6 jam berikutnya dan setiap 60 menit selama 16 jam berikutnya)
Monitor sisi insersi terhadap tanda-tanda perdarahan atau hematoma (misal: Setiap 15 menit pada 1 jam pertama, setiap 30 menit pada 1 jam kedua, dan setiap 1 jam hingga terapi dihentikan)
Monitor respons terhadap terapi (misal: Normalisasi segmen ST, nyeri dada berkurang, disritmia tidak terjadi, kadar enzim jantung menurun)
Terapeutik:
Pasang monitor jantung selama terapi trombolitik dan 12-24 jam setelahnya
Berikan oksigen untuk mempertahankan SaO2>94%
Pasang akses intravena
Berikan agen trombolitik sesuai indikasi
Hindari kepala tempat tidur >15 derajat
Pertahankan tirah baring selama 6 jam setelah terapi
Hentikan segara infus trombolitik jika terjadi perdarahan dan alergi
Lakukan penekanan pada sisi insersi selama 30 menit jika terjadi perdarahan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian trombolitik
Jelaskan efek samping pemberian trombolitik
Anjurkan ekstremitas sisi insersi tetap lurus
Anjurkan membatasi aktivitas untuk menurunkan risiko cedera dan perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemeriksaan CT scan otak setelah 12-24 jam untuk evaluasi neurologis, jika perlu.
B. Pemantauan Tanda Vital (I.02060)
Observasi:
Monitor tekanan darah
Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
Monitor suhu tubuh
Monitor Oksimeter nadi
Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan TDD)
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik:
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
C. Pencegahan Syok (I.02068)
Observasi:
Monitor status kardiopulmonal (Frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
Monitor status oksigenasi (Oksimetri nadi, AGD)
Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa riwayat alergi
Terapeutik:
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
Pasang jalur IV, jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, jika perlu
Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi.
Edukasi:
Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Kolaborasi pemberiian anti inflamasi, jika perlu.
D. Edukasi Proses Penyakit (I.12444)
Observasi:
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik:
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi:
Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit
Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan
Ajarkan cara meminimalkan efek samping dari intervensi atau pengobatan
Informasikan kondisi pasien saat ini
Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat atau tidak bias
E. Pencegahan Perdarahan (I.02067)
Observasi:
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi (misal: Prothrombin time (PT), Partial Thromboplastin time (PTT), Fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau platelet)
Terapeutik:
Pertahankan bed rest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif, jika perlu
Gunakan kasur pencegahan dekubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi:
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vitamin K
Anjurkan segara melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan, jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
F. Balut Tekan (I.02028)
Observasi
Monitor perban untuk memantau drainase luka
Monitor jumlah dan warna cairan drainase dari luka
Periksa kecepatan dan kekuatan denyut nadi distal
Periksa akral, kondisi kulit dan pengisian kapiler distal.
Terapeutik
Pasang sarung tangan
Tinggikan bagian tubuh yang cedera di atas level jantung, jika tidak ada fraktur
Tutup luka dengan kasa tebal
Tekan kasa dengan kuat diatas luka selama
Fiksasi kasa dengan plaster setelah perdarahan berhenti
Tekan arteri (pressure point) yang mengarah ke area perdarahan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur balut tekan
Anjurkan membatasi gerak pada area cedera
G. Pencegahan Cedera (I.14537)
Observasi
Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah
Terapeutik
Sediakan pencahayaan yang memadai
Gunakan lampu tidur selama jam tidur
Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat (misal: Penggunaan telpon, tempat tidur, penerangan ruangan dan lokasi kamar mandi)
Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
Sediakan alas kaki antislip
Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi ditempat tidur, jika perlu
Pastikan bel panggilan atau telepon mudah dijangkau
Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan
Pastikan roda tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci
Gunakan pengaman tempat tidur sesuai dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan
Pertimbangkan penggunaan alarm elektronik pribadi atau alarm sensor pada tempat tidur atau kursi
Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik yang diperlukan
Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (misal: Tongkat atau alat bantu jalan)
Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasie
Tingkatkan frekuensi observasi pengawasan pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi:
Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit sebelum berdiri.
H. Perawatan Area Insisi (I.14558)
Observasi
Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi
Identifikasi karakteristik drainase
Monitor proses penyembuhan area insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
Bersihkan area insisi dengan pembersih yang tepat
Usap area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih
Bersihkan area di sekitar tempat pembuangan atau tabung drainase
Pertahankan posisi tabung drainase
Berikan salep antiseptik, jika perlu
Ganti balutan luka sesuai jadwal
Edukasi
Jelaskan prosedur kepada pasien, dengan menggunakan alat bantu
Ajarkan meminimalkan ekanan pada tempat insisi
Ajarkan cara merawat area insisi.
I. Perawatan Pasca Persalinan (I.07225)
Observasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor keadaan Lokia (miWarna, jumlah, bau dan bekuan)
Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema, ekimosis, pengeluaran, penyatuan jahitan)
Monitor nyeri
Monitor status pencernaan
Monitor tanda homan
Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu postpartum
Terapeutik
Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Berikan kenyamanan pada ibu
Fasilitasi ibu berkemih secara normal
Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa postpartum
Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologi ibu postpartum
Diskusikan seksualitas masa postpartum
Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi
Edukasi
Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara nonfarmakologis (misal: Teknik distraksi, imajinasi)
Ajarkan ibu mengurangi masalah trombosis vena
Kolaborasi
Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu.
J. Manajemen Kemoterapi (I.14511)
Observasi
Periksa kondisi sebelum kemoterapi
Monitor efek samping dan efek toksik pengobatan (misal: Kerontokan rambut, disfungsi seksual)
Monitor mual dan muntah akibat kemoterapi
Monitor status gizi dan berat badan
Terapeutik
Hindari penggunaan produk aspirin
Batasi stimulus lingkungan (misal: Suara, cahaya dan bau)
Berikan asupan cairan adekuat
Lakukan tindakan perawatan rambut (misal: Menghindari suhu ekstrem, sisir dengan lembut)
Rencanakan alternatif pengganti rambut yang rontok (misal: Wig, syal, topi, turban)
Berikan obat kemoterapi sesuai program
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur kemoterapi.
Jelaskan efek obat pada sel kanker dan fungsi sumsum tulang belakang
Anjurkan diet sesuai indikasi (misal: Tidak merangsang pencernaan, mudah dicerna, bergizi)
Anjurkan melaporkan efek samping kemoterapi yang dirasakan (misal: Demam, mimisan, memar berlebihan, dan kotoran berlendir)
Ajarkan cara mencegah infeksi (misal: Membatasi kunjungan, cuci tangan)
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi (imajinasi), sesuai kebutuhan
Ajarkan teknik manajemen energi, jika perlu
Ajarkan mengelola kelelahan dengan merencanakan sering istirahat dan membatasai kegiatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (misal: Antiemetik)