Risiko Mutilasi Diri

Kode Diagnosa: D.0135

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definsi

Berisiko sengaja mencederai diri yang menyebabkan kerusakan fisik untuk memperoleh pemulihan ketegangan

Faktor Risiko

  1. Perkembangan remaja

  2. Individu autistik

  3. Gangguan kepribadian

  4. Penyakit keturunan

  5. Penganiayaan (misal: fisik, psikologis, seksual)

  6. Gangguan hubungan interpersonal

  7. Perceraian keluarga

  8. Keterlambatan perkembangan

  9. Riwayat perilaku mencederai diri

  10. Ancaman kehilangan hubungan yang bermakna

  11. Ketidakmampuan mengungkapkan ketegangan secara verbal

  12. Ketidakmampuan mengatasi masalah

  13. Harga diri rendah

  14. Peningkatan ketegangan yang tidak dapat ditoleransi

Kondisi Klinis Terkait

  1. Gangguan kepribadian

  2. Gangguan mental organik

  3. Autisme

  4. Skizoprenia

  5. Depresi Mayor

  6. Dissociative Identity Disorder (DID)

  7. Masokisme seksual

  8. Gangguan afektif atau mania

  9. Riwayat penganiayaan

Tujuan
Perawatan

A. Kontrol Diri Meningkat (L.14127)


Kriteria Hasil:

  1. Verbalisasi ancaman kepada orang lain menurun

  2. Verbalisasi umpatan menurun

  3. Perilaku menyerang menurun

  4. Perilaku melukia diri sendiri menurun

  5. Perilaku merusak lingkungan sekitar menrurun

  6. Perilaku agresif amuk menurun

  7. Suara keras menurun

  8. Bicara ketus menurun

  9. Verbalisasi keinginan bunuh diri menurun

  10. Verbalisasi isyarat bunuh diri menurun

  11. Verbalisasi ancaman bunuh diri menurun

  12. Verbalisasi rencana bunuh diri menurun

  13. Verbalisasi kehilangan hubungan yang penting menurun

  14. Perilaku merencanakan bunuh diri menurun

  15. Euforia menurun

  16. Alam perasaan depresi menurun

Intervensi

A. Manajemen Pengendalian Marah (I.09290)

Observasi:

  1. Identifikasi penyebab kemarahan

  2. Identifikasi harapan perilaku terhadap ekspresi kemarahan

  3. Monitor potensi agresif tidak konstruktif dan lakukan tindakan sebelum agresif

  4. Lakukan monitor kemajuan dari perilaku pasien

Terapeutik:

  1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  2. Fasilitasi megekspresikan marah secara adaptif

  3. Cegah kerusakan fisik akibat ekspresi marah

  4. Cegah aktifitas pemicu agresif

  5. Lakukan kontrol eksterna (pengekangan, seklusi, timeout jika perlu

  6. Dukung penerapan strategi pengendalian marah dan dan ekspresi marah adaptif

  7. Berikan penguatan atas keberhasilan penerapan strategi pengendalian marah

Edukasi:

  1. Jelaskan makna, fungsi marah, frudtasi dan respon marah

  2. Anjurkan meminta bantuan perawat atau kelkuarga selama ketegangan meningkat

  3. Ajarkan strategi untuk mencegah ekspresi marah maladaptif

  4. Ajarkan metode untuk memodulasi pengalaman emosi yang kuat

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian obat


B. Kontrak Perilaku Positif (I.09282)

Observasi :

  1. Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontrak

  2. Identifikasi cara dan sumber daya terbaik untuk mencapai tujuan

  3. Identifikasi hambatan dalam menerapkan perilaku positif

  4. Monitor pelaksanaan perilaku ketidaksesuaian dan kurang komitmen untuk memenuhi kontrak

Terapeutik :

  1. Ciptakan lingkungan yang terbuka untuk membuat kontrak perilaku

  2. Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis

  3. Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin diubah

  4. Diskusikan tujuan positif jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dan dapat dicapai

  5. Diskusikan pengembangan rencana perilaku positif

  6. Diskusikan cara mengamati perilaku (mis. tabel kemajuan perilaku)

  7. Diskusikan penghargaan yang diinginkan ketika tujuan tercapai, jika perlu

  8. Diskusikan konsekuensi atau sanksi tidak memenuhi kontrak

  9. Tetapkan batas waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tindakan yang realistis

  10. Fasiliasi meninjau ulang kontrak dan tujuan, jika perlu

  11. Pastikan kontrak ditandatangani oleh semua pihak yang terlibat jika perlu

  12. Libatkan keluarga dalam proses kontrak, jika perlu

Edukasi :

  1. Anjurkan menuliskan tujuan sendiri, jika perlu


C. Edukasi Manajemen Stres (I.12392)

Observasi:

  1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik:

  1. Sedikan materi dan media pendidikan kesehatan

  2. Jadwalkan pendididkan kesehatan sesuai kesepakatan

  3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi:

  1. Ajarkan teknik relaksasi

  2. Ajarkan latihan asertif

  3. Ajarkan membuat jadwal olah raga teratur

  4. Anjurkan tetap menulis jurnal untuk meningkatkan optimesme dan melepaskan beban

  5. Anjurkan aktivitas untuk menyenangkan diri sendiri misalnya bermain musik

  6. Anjurkan bersosilisasi

  7. Anjurkan tidur dengan baik setiap malam

  8. Anjurkan tertawa untuk melepas stres dengan membaca atau nonton klip vidio yang lucu

  9. Anjurkan menjalin komunikasi dengan keluarga dan profesi pemberian asuhan