Risiko Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah

Kode Diagnosa: D.0038

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definisi

Definisi

Risiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal

Faktor Risiko

  1. Kurang terpapar informasi tentang manajemen diabetes

  2. Ketidaktepatan pemantauan glukosa darah

  3. Kurang patah pada rencana manajemen diabetes

  4. Manajemen medikasi tidak terkontrol

  5. Kehamilan

  6. Periode pertumbuhan cepat

  7. Stress berlebihan

  8. Penambahan berat badan

  9. Kurang dapat menerima diagnosis

Kondisi Klinis Terkait

  1. Diabetes melitus

  2. Ketoasidosis metabolik

  3. Hipoglikemia

  4. Diabetes gestasional

  5. Penggunaan kortikosteroid

  6. Nutrisi Parenteral total (TPN)

Tujuan
Perawatan

A. Kestabilan Kadar Glukosa Darah: Meningkat (L. 03022)


Kriteria Hasil:

  1. Koordinasi Meningkat

  2. Tingkat kesadaran Meningkat

  3. Mengantuk Menurun

  4. Pusing Menurun

  5. Lelah/lesu Menurun

  6. Rasa Lapar Menurun

  7. Gemetar Menurun

  8. Berkeringat Menurun

  9. Mulut kering Menurun

  10. Rasa haus Menurun

  11. Perilaku haus Menurun

  12. Kesulitan bicara Menurun

  13. Kadar glukosa dalam darah Membaik

  14. Kadar glukosa dalam urine Membaik

  15. Palpitasi Membaik

  16. Perilaku Membaik

  17. Jumlah Urine Membaik



B. Kontrol Risiko: Meningkat (L.14128)


Kriteria Hasil :

  1. Kemampuan mencari informasi tentang faktor risiko meningkat

  2. Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat

  3. Kemampuan melakukan strategi kontrol risiko meningkat

  4. Kemampuan mengubah perilaku meningkat

  5. Komitmen terhadap strategi meningkat

  6. Kemampuan modifikasi gaya hidup meningkat

  7. Kemampuan menghindari faktor risiko meningkat

  8. Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan meningkat

  9. Kemampuan berpartisipasi dalam skrining risiko meningkat

  10. Pemantauan perubahan status kesehatan meningkat

  11. Imunisasi meningkat



C. Perilaku mempertahankan Berat Badan Membaik (L.03025)


Kriteria Hasil:

  1. Memantau berat badan Meningkat

  2. Menjaga asupan kalori harian sesuai kebutuhan Meningkat

  3. Menyeimbangkan latihan dengan asupan kalori Meningkat

  4. memilih makanan bernutrisi Meningkat

  5. Meminum air putih sesuai kebutuhan tubuh Meningkat

  6. Mempertahnkan keseimbangan cairan Meningkat

  7. Mengekpresikan citra tubuh yang realistis

  8. Mempertahankan kecukupan tidur Meningkat



D. Perilaku Menurunkan Berat Badan Meningkat (L.03027)


Kriteria Hasil:

  1. Mengidentifikasi penyebab penurunan berat badan Meningkat

  2. Menetapkan target berat yang sehat Meningkat

  3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori Meningkat

  4. Mengidentifikasi makanan yang disukai dan tidak disukai Meningkat

  5. Memilih makanan dan minuman yang berprotein dan berkalori tinggi Meningkat

  6. Mempertahankan asupan makanan dan minuman yang bernutrisi Meningkat

  7. Memonitor IMT Meningkat

  8. Memonitor berat badan Meningkat

  9. Mendapatkan bantuan dari ahli kesehatan Meningkat

  10. Mendapatkan perawatan gigi yang sesuai Meningkat

  11. Memperoleh bantuan keuangan untuk memperoleh makanan Meningkat

  12. Mengidentifikasi makanan yang menimbulkan alergi Meningkat

  13. Meminum air putih sesuai kebutuhan tubuh Meningkat

  14. Mengkonsumsi suplemen nutrisi Meningkat

  15. Memakan makanan dan minuman selingan antar waktu makanan yang berigizi Meningkat

  16. Mempertahankan tidur cukup Meningkat

  17. Memberikan selang makanan sesuai rekomendasi Meningkat

  18. Memberikan nutrisi parenteral sesuai rekomendasi Meningkat



E. Status Nutrisi: Meningkat (L.03030)


Kriteria Hasil:

  1. Porsi makan yang dihabiskan Meningkat

  2. Kekuatan otot pengunyah Meningkat

  3. Kekuatan otot menelan Meningkat

  4. Serum Albumin Meningkat

  5. Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi Meningkat

  6. Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat Meningkat

  7. Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat Meningkat

  8. Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat Meningkat

  9. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman meningkat

  10. Penyiapan dan penyimpanan minuman yang aman meningkat

  11. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan Meningkat

  12. Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan Meningkat

  13. Perasaan cepat kenyang Menurun

  14. Nyeri Abdomen Menurun

  15. Sariawan Menurun

  16. Rambut rontok menurun

  17. Diare Menurun

  18. Berat Badan Indeks Massa Tubuh (IMT) Membaik

  19. Frekuensi makan Membaik

  20. Nafsu Makan membaik

  21. Bising usus membaik

  22. Tebal lipatan kulit trisep Membaik

Intervensi

A. Manajemen Hiperglikemia (I.03115)

Observasi:

  1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

  2. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat (misal: Penyakit kambuhan)

  3. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu

  4. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (misal: poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)

  5. Monitor intake dan output cairan

  6. Monitor keton urin, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi nadi.

Terapeutik:

  1. Berikan asupan cairan oral

  2. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburu

  3. Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik

Edukasi:

  1. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250mg/dL

  2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

  3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

  4. Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton urin, jika perlu

  5. Ajarkan pengelolaan diabetes ( misal: penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan, penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

  2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

  3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu.

B. Manajemen Hipoglikemi (I.03115)

Observasi :

  1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia

  2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia

Terpeutik :

  1. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu

  2. Berikan glukagon, jika perlu

  3. Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai diet

  4. Pertahankan kepatenan jalan nafas

  5. Pertahankan akses IV, jika perlu

  6. Hubungi layanan medis darurat, jika perlu

Edukasi :

  1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat

  2. Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat

  3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah

  4. Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes tentang penyesuaian program pengobatan

  5. Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan olahraga

  6. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia (misal Tanda dan gejala, faktor resiko, dan pengobatan hipoglikemia)

  7. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia (misal Mengurangi insulin/agen oral dan atau meningkatkan asupan makanan untuk berolahraga)

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu

  2. Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu

C. Manajemen Medikasi (I. 14517)

Observasi:

  1. Identifikasi penggunaan obat sesuai resep

  2. Identifikasi masa kadaluwarsa obat

  3. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan

  4. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat

  5. Monior tanda dan gejala keracunan obat

  6. Monior darah serum (misal, elektrolit, protrombin) jika perlu

  7. Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik:

  1. Fasilitas perubahan program pengobatan, jika perlu

  2. Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis

  3. Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program pengobatan

Edukasi:

  1. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu pemberian)

  2. Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi

  3. Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat.

D. Edukasi Diet (I.12369)

Observasi:

  1. Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi

  2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini

  3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu

  4. Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet yang diprogramkan

  5. Identifikasi keterbatasan finansial unutk menyediakan makanan

Terapeutik:

  1. Persiapkan materi, media, alat peraga

  2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan

  3. Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya

  4. Sediakan rencana makan tertulis, jika perlu

Edukasi:

  1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap pasien

  2. Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang

  3. Informasikan kemungkinan interaksi obat dan makanan, jika perlu

  4. Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler (30-45 derajat) 20-30 menit setelah makan

  5. Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang diprogramkan

  6. Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi

  7. Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai

  8. Ajarkan cara merencanakan makanan yang sesuai program

  9. Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu

Kolaborasi :

  1. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, jika perlu

E. Konseling Nutrisi (I.03094)

Observasi:

  1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah

  2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler

  3. Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah, kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan

Terapeutik:

  1. Bina hubungan terapeutik

  2. Sepakati lama waktu pemberian konseling

  3. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis

  4. Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi kecukupan asupan makanan

  5. Pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi (misal: usia, tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)

Edukasi

  1. Informasikan perlunya modifikasi diet (misal: penurunan atau penambahan berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)

  2. Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan

Kolaborasi

  1. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

F. Pemantauan Nutrisi (I.03123)

Observasi :

  1. Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan, ketersediaan makanan, agama/ kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi)

  2. Identifikasi perubahan berat badan

  3. Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang berlebihan, luka yang sulit sembuh, dan pendarahan)

  4. Identifikasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar dan mudah patah)

  5. Identifikasi pola makan (mis. Kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru)

  6. Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk sendok, retak, mudah patah dan bergerigi)

  7. Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks menelan dan refleks gag)

  8. Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan, gusi berdarah, bibir kering dan retak, luka)

  9. Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi yang tidak teratur)

  10. Monitor mual dan muntah

  11. Monitor asupan oral

  12. Monitori warna konjungtiva

  13. Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolesterol, albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)

Terapeutik :

  1. Timbang berat badan

  2. Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks massa tubuh, pengukuran pinggang dan ukuran lipatan kulit)

  3. Hitung perubahan berat badan

  4. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan Kondisi pasien

  5. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

  2. Informasikan hasil pemantauan jika perlu

G. Promosi Berat Badan (I.03136) :

Observasi:

  1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang

  2. Monitor adanya mual muntah

  3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari-hari

  4. Monitor Berat Badan

  5. Monitor Albumin, limfosit, dan elektrolit serum

Terapeutik:

  1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu

  2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (misal makanan dengan tekstur halus, parenteral nutrition sesuai indikasi)

  3. Hidangkan makanan secara menarik

  4. Berikan suplemen jika perlu

  5. Berikan pujian pada pasien /keluarga untuk peningkatan yang dicapai

Edukasi:

  1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau

  2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

H. Edukasi Proses Penyakit (I.12444)

Observasi:

  1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

  1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan

  2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

  3. Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

  1. Jelaskan penyebab dan faktor risiko penyakit

  2. Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit

  3. Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit

  4. Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi

  5. Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang dirasakan

  6. Ajarkan cara meminimalkan efek samping dari intervensi atau pengobatan

  7. Informasikan kondisi pasien saat ini

  8. Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala memberat atau tidak biasa

I. Pemberian Obat (I.02062)

Observasi:

  1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.

  2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi

  3. Periksa tanggal kadaluarsa obat

  4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu.

  5. Monitor efek terapeutik obat.

  6. Monitor efek samping, toksisitas dan interaksi obat.

Terapeutik:

  1. Perhatikan prosedur pemberian obat yang aman dan akurat

  2. Hindari interupsi saat mempersiapkan, memverifikasi atau mengelola obat.

  3. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosisi, rute, waktu, dokumentasi)

  4. Perhatikan jadwal pemberian obat jenis hipnotik, narkotika, dan antibiotik

  5. Hindari pemberian obat yang tidak diberi label dengan benar

  6. Buang obat yang tidak terpakai atau kadaluwarsa

  7. Fasilitasi minum obat

  8. Tandatangani pemberian narkotika, sesuai protokol

  9. Dokumentasikan pemberian obat dan respons terhadap obat.

Edukasi:

  1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan dan efek samping sebelum pemberian

  2. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat.

J. Pemberian Obat Subkutan (I.03129)

Observasi:

  1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat.

  2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi

  3. Periksa tanggal kadaluarsa obat

  4. Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat

Terapeutik:

  1. Lakukan prinsip 6 benar (Pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)

  2. Lakukan teknik aseptik

  3. Pilih jarum suntik yang sesuai

  4. Rotasikan lokasi injeksi secara sistematis

  5. Hindari daerah penyuntikan yang mengalai edema, massa, luka, memar, abrasi, atau infeksi.

  6. Gunakan daerah perut saat memberikan heparin secara subkutan

  7. Tusukan jarum dengan cepat pada sudut 45-90 derajat, tergantung pada ukuran tubuh

  8. Hindari memijat area suntikan

Edukasi:

  1. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan dan efek samping sebelum pemberian

  2. Ajarkan pasien dan keluarga tentang cara injeksi obat secara mandiri.