Risiko Ketidakseimbangan
Elektrolit

Kode Diagnosa: D.0037

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definisi

Beresiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit

Faktor Risiko

  1. Ketidakseimbangan cairan (misal Dehidrasi dan intoksikasi air)

  2. Kelebihan volume cairan

  3. Gangguan mekanisme regulasi (misal Diabetes)

  4. Efek samping prosedur (misal Pembedahan)

  5. Diare

  6. Muntah

  7. Disfungsi Ginjal

  8. Disfungsi regulasi endokrin

Kondisi Klinis Terkait

  1. Gagal Ginjal

  2. Anoreksia nervosa

  3. Diabetes Melitus

  4. Penyakit Chron

  5. Gastroenteritis

  6. Pankreatitis

  7. Cedera Kepala

  8. Kanker

  9. Trauma Multiple

  10. Luka Bakar

  11. Anemia sel sabit

Tujuan
Perawatan

A. Keseimbangan Elektolit Meningkat (L.03021)

Kriteria Hasil:

  1. Serum Natrium Membaik

  2. Serum Kalium Membaik

  3. Serum Klorida Membaik

  4. Serum Kalsium Membaik

  5. Serum Magnesium Membaik

  6. Serum Fosfor Membaik


B. Eliminasi Fekal Membaik (L.04033)

Kriteria Hasil:

  1. Kontrol pengeluaran feses Meningkat

  2. Keluhan defekasi lama dan sulit Menurun

  3. Mengejan saat defekasi Menurun

  4. Distensi Abdomen Menurun

  5. Teraba masa pada rektal Menurun

  6. Urgency Menurun

  7. Nyeri Abdomen Menurun

  8. Kram Abdomen Menurun

  9. Konsistensi Feses Membaik

  10. Frekuensi BAB Membaik

  11. Peristaltik Usus Membaik


C. Fungsi Gastrointestinal Membaik (L.03019)

Kriteria Hasil:

  1. Toleransi terhadap makanan Meningkat

  2. Mual Menurun

  3. Dispepsia Menurun

  4. Nyeri Abdomen Menurun

  5. Distensi Abdomen Menurun

  6. Regurgitasi Menurun

  7. Jumlah residu cairan lambung saat aspirasi Menurun

  8. Darah pada feses Menurun

  9. Hematemesis Menurun

  10. Frekuensi BAB Membaik

  11. Konsistensi Feses Membaik

  12. Peristaltik Usus Membaik

  13. Nafsu Makan Membaik

  14. Jumlah Feses Membaik

  15. Warna Feses Membaik


D. Keseimbangan Cairan Meningkat (L.03020)

Kriteria Hasil :

  1. Asupan cairan Meningkat

  2. Output urin Meningkat

  3. Membran mukosa lembap Meningkat

  4. Edema Menurun

  5. Dehidrasi Menurun

  6. Asites Menurun

  7. Konfusi Menurun

  8. Tekanan Darah Membaik

  9. Frekuensi Nadi Membaik

  10. Kekuatan Nadi Membaik

  11. Tekanan arteri rata-rata Membaik

  12. Mata Cekung Membaik

  13. Turgor Kulit Membaik

  14. Berat Badan Membaik

Intervensi

A. Pemantauan Elektrolit (I.03122)

Observasi:

  1. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit

  2. Monitor kadar elektrolit serum

  3. Monitor mual, muntah, dan diare

  4. Monitor kehilangan cairan, jika perlu

  5. Monitor tanda dan gejala hipokalemia (misal Kelemahan otot, interval QT memanjang, gelombang T dataratau terbalik, depresi segmen ST, gelombang U, kelelahan, parestesia, penurunan refleks, anoreksia, konstipasi, motilitas usus menurun, pusing, depresi, pernafasan)

  6. Monitor tanda dan gejala hiperkalemia (misal Peka rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah ke bradikardia, fibrasi/takikardia ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P datar, kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah asistol)

  7. Monitor tanda dan gejala hiponatremia (misal Disorientasi, otot berkedut, sakit kepala, membran mukosa kering, hipotensi postural, kejang, latergi, penurunan kesadaran)

  8. Monitor tanda dan gejala hipernatrima (misal Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka rangsang, membran mukosa kering, takikardia, hipotensi, letargi, konfusi, kejang)

  9. Monitor tanda gejala Hiporkalsemia

  10. Monitor tanda gejalan Hiperkalsemia

  11. Monitor tanda gejala Hipomagnesemia

  12. Monitor tanda gejala Hipermagnesemia

Terapeutik :

  1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien

  2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

  2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

B. Manajemen Cairan (I.03098)

Observasi:

  1. Monitor status hidrasi (misal Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah

  2. Monior Berat Badan

  3. Monitor Berat Badan sebelum dan sesudah dialisis

  4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal Hematokrit Na, K, Cl berat jenis urine BUN)

  5. Monitor status hemodinamik (misal MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)

Terapeutik :

  1. Catat Intake Output dan hitung balans cairan 24 jam

  2. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan

  3. Berikan cairan intravena jika perlu

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian diuretik jika perlu