Risiko Intoleransi Aktivitas

Kode Diagnosa: D.0060

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definisi

Berisiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari

Faktor Risiko

  1. Gangguan Pernapasan

  2. Gangguan sirkulasi

  3. Ketidakbugaran status fisik

  4. Riwayat intoleransi aktivitas sebelumnya

  5. Tidak berpengalaman dengan suatu aktivitas

Kondisi Klinis Terkait

  1. Anemia

  2. Aritmia

  3. Penyakit katup jantung

  4. Gagal jantung kongestif

  5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

  6. Gangguan metabolik

  7. Gangguan muskuloskeletal

Tujuan
Perawatan

A. Toleransi Aktivitas Meningkat

(L.05047)

Kriteria Hasil:

  1. Kemudahan melakukan aktivitas sehari-hari Meningkat

  2. Kecepatan berjalan Meningkat

  3. Jarak berjalan Meningkat

  4. Kekuatan tubuh bagian atas Meningkat

  5. Kekuatan tubuh bagian bawah Meningkat

  6. Toleransi menaiki tangga Meningkat

  7. Keluhan lelah Menurun

  8. Dispneu saat aktivitas Menurun

  9. Dispneu setelah aktivitas Menurun

  10. Aritmia saat aktivitas Menurun

  11. Aritmia setelah aktivitas Menurun

  12. Sianosis Menurun

  13. Perasaan lemah Menurun

  14. EKG Iskemia Membaik

  15. Frekuensi Nadi Membaik

  16. Warna Kulit Membaik

  17. Tekanan Darah Membaik

  18. Saturasi Oksigen Membaik

  19. Frekuensi nafas Membaik



B. Konservasi Energi Meningkat

(L.05040)

Kriteria Hasil :

  1. Aktivitas fisik yang direkomendasikan Meningkat

  2. Aktivitas yang tepat Meningkat

  3. Strategi untuk menyeimbangkan aktivitas dan instirahat Meningkat

  4. Teknik konservasi energi Meningkat

  5. Teknik pernapasan yang efektif Meningkat

  6. Pembatasan energi Meningkat

  7. Mekanika tubuh yang tepat Meningkat

  8. Teknik menyederhanakan pekerjaan Meningkat

  9. Pembatasan aktivitas Menurun

  10. Penggunaan alat bantu yang benar Meningkat

  11. Faktor-faktor yang meningkatkan pengeluaran energi Menurun

Intervensi

A. Manajemen Energi (l.05178)

Observasi

  1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan.

  2. Monitor kelelahan fisik dan emosional

  3. Monitor pola dan jam tidur

  4. Monitor lokasi dan ketidaknyaman selama melakukan aktivitas

Terapeutik

  1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)

  2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif

  3. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif

  4. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan.

  5. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan

Edukasi

  1. Anjurkan tirah baring

  2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

  3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelalhan tidak berkurang

  4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

Kolaborasi

  1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan


B. Promosi Latihan fisik (I.05183)

Observasi

  1. Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latihan fisik

  2. Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya

  3. Identifikasi motivasi individu untuk memulai atau melanjutkan program olahraga

  4. Identifikasi hambatan untuk berolahraga

  5. Monitor kepatuhan menjalankan program latihan

  6. Monitor respons terhadap program latihan

Terapeutik

  1. Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga/kebutuhan berolahraga

  2. Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga

  3. Fasilitasi dalam mengidentifikasi model peran positif untuk mempertahankan program pelatihan

  4. Fasilitas dalam mengembangkan program latihan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan

  5. Fasilitas dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan panjang program latihan

  6. Fasilitas dalam menjadwalkan periode reguler latihan rutin mingguan

  7. Fasilitasi dalam mempertahankan kemajuan program latihan

  8. Lakukan aktivitas olahraga bersama pasien, jika perlu.

  9. Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program latihan.

  10. Berikan umpan balik positif terhadap setiap upaya yang dijalankan pasien

Edukasi

  1. Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga

  2. Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan

  3. Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan

  4. Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat

  5. Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga

  6. Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan oksigen selama latihan fisik.

Kolaborasi

  1. kolaborasi dengan rehabilitasi medis atau ahli fisiologi olahraga, jika perlu


C. Terapi Oksigen (I.01026)

Observasi :

  1. Monitor Kecepatan aliran oksigen

  2. Monitor Posisi alat terapi oksigen

  3. Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan cukup.

  4. Monitor efektifitas terapi oksigen (misal : oksimetri, analisis gas darah), jika perlu.

  5. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan

  6. Monitor tanda-tanda hipoventilasi

  7. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis

  8. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen

  9. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen.

Terapeutik :

  1. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu

  2. Pertahankan kepatenan jalan napas.

  3. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen

  4. Berikan oksigen tambahan, jika perlu

  5. Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi

  6. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat moblitas pasien.

Edukasi :

  1. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen

  2. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur.



D. Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi :

  1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.

  2. Identifikasi skala nyeri

  3. Identifikasi respons nyeri non verbal

  4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

  5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

  6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

  7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

  8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

  9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik:

  1. Berikan, teknik, nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misal TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)

  2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)

  3. Fasilitasi istirahat dan tidur

  4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.

Edukasi:

  1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

  2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

  3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

  4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

  5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


E. Manajemen Alat Pacu Jantung Permanen (I. 02032)

Observasi:

  1. Identifikasi indikasi pemasangan alat pacu jantung permanen

  2. Monitor tanda-tanda alat pacu jantung bekerja dengan baik

  3. Monitor nadi perifer

  4. Monitor respons hemodinamik

  5. Monitor irama jantung, gejala aritmia, iskemia atau gagal jantung

  6. Moniotr komplikasi pemasangan alat pacu jantung (misal Pneumotoraks, hemotoraks, perforasi miokard, temponade jantung, hematoma, PVC, infeksi, cegukan, kedutan otot)

  7. Monitor kegagalan alat pacu jantung

Terapeutik:

  1. Tentukan jenis dan modus alat pacu jantung

  2. Libatkan keluarga dalam perawatan alat pacu jantung

Edukasi:

  1. Jelaskan indikasi, fungsi, dan komplikasi implantasi alat pacu jantung

  2. Anjurkan mengindari atau menggunakan alat yang menyebabkan gangguan elektromagnetik

  3. Anjurkan melakukan pemeriksaan rutin alat pacu jantung permanen

  4. Anjurkan tidak mengoperasikan kendaraan bermotor sampai diijinkan ahli kardiologi.

  5. Anjurkan memantau alat pacu jantung secara teratur

  6. Anjurkan mengulang rontgen torak setiap tahun untuk konfirmasi penempatan alat pacu jantung

  7. Anjurkan memakai gelang pengguna alat pacu jantung

  8. Anjurkan menghindari mesin detektor

  9. Ajarkan cara mengenali tanda dan gejala disfungsi alat pacu jantung


F. Latihan Pernapasan (I.01007)

Observasi:

  1. Identifikasi indikasi dilakukan latihan pernapasan

  2. Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas sebelum dan sesudah latihan

Terapeutik:

  1. Sediakan tempat yang tenang

  2. Posisikan pasien nyaman dan rileks

  3. Tempatkan satu tangan di dada dan satu tangan di perut

  4. Pastikan tangan di dada mundur ke belakang dan telapak tangan di perut maju ke depan saat menarik napas

  5. Ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan

  6. Ambil napas dalam secara perlahan melalui hidung dan tahan selama tujuh hitungan

  7. Hitungan ke delapan hembuskan napas melalui mulut dengan perlahan

Edukasi:

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur latihan pernapasan

  2. Anjurkan mengulangi latihan 4-5 kali


G. Manajemen Nutrisi (I. 03119)

Observasi:

  1. Identifikasi status nutrisi

  2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

  3. Identifikasi Makanan yang disukai

  4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

  5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

  6. Monitor asupan makanan

  7. Monitor berat badan

  8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik:

  1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

  2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misal Piramida makanan)

  3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

  4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

  5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

  6. Berikan suplemen makanan, jika perlu

  7. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi:

  1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu

  2. Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi:

  1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (misal Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu

  2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan jika perlu


H. Manajemen Medikasi (I. 14517)

Observasi:

  1. Identifikasi penggunaan obat sesuai resep

  2. Identifikasi masa kadaluwarsa obat

  3. Identifikasi pengetahuan dan kemampuan menjalani program pengobatan

  4. Monitor keefektifan dan efek samping pemberian obat

  5. Monior tanda dan gejala keracunan obat

  6. Monior darah serum (misal, elektrolit, protrombin) jika perlu

  7. Monitor kepatuhan menjalani program pengobatan

Terapeutik:

  1. Fasilitas perubahan program pengobatan, jika perlu

  2. Sediakan sumber informasi program pengobatan secara visual dan tertulis

  3. Fasilitasi pasien dan keluarga melakukan penyesuaian pola hidup akibat program pengobatan

Edukasi:

  1. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola obat (dosis, penyimpanan, rute dan waktu pemberian)

  2. Ajarkan cara menangani atau mengurangi efek samping, jika terjadi

  3. Anjurkan menghubungi petugas kesehatan jika terjadi efek samping obat.