Risiko Infeksi
Kode Diagnosa: D.0142
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definsi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Faktor Risiko
Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)
Efek prosedur invasif
Malnutrisi
Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
Gangguan peristaltik
Kerusakan Integritas kulit
Perubahan sekresi PH
Penurunan kerja siliaris
Ketuban pecah lama
Ketuban pecah sebelum waktunya
Merokok
Statis cairan tubuh
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
Penurunan hemoglobin
Imunosupresi
Leukopenia
Supresi respon inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
Kondisi Klinis Terkait
AIDS
Luka bakar
Penyakit paru obstruktif kronis
Diabetes Mellitus
Tindakan invasif
Kondisi penggunaan terapi steroid
Penyalahgunaan obat
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
Kanker
Gagal ginjal
Imunosupresi
Lymphedema
Lekositopenia
Gangguan Fungsi hati
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Tingkat Infeksi menurun (L.14137)
Kriteria Hasil :
Kebersihan tangan meningkat
Kebersihan badan meningkat
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Vesikel menurun
Cairan berbau busuk menurun
Sputum berwarna hijau menurun
Drainase purulen menurun
Pluria menurun
Periode Malaise menurun
Periode menggigil menurun
Letargi menurun
Gangguan kognitif menurun
Kadar sel darah putih membaik
Kultur darah membaik
Kultur urine membaik
Kultur sputum membaik
Kultur area luka membaik
Kultur feses membaik
Nafsu makan membaik
B. Integritas kulit dan jaringan meningkat (L.14125)
Kriteria Hasil :
Elastisitas meningkat
Hidrasi meningkat
Perfusi jaringan meningkat
Kerusakan jaringan menurun
Kerusakan lapisan kulit menurun
Nyeri menurun
Perdarahan menurun
Kemerahan menurun
Hematoma menurun
Pigmentasi abnormal menurun
Jaringan parut menurun
Nekrosis menurun
Abrasi kornea menurun
Suhu kulit membaik
Sensasi membaik
Tekstur membaik
Pertumbuhan rambut membaik
C. Kontrol Risiko meningkat
(L.14128)
Kriteria Hasil :
Kemampuan mencari informasi tentang faktor risiko meningkat
Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat
Kemampuan melakukan strategi kontrol risiko meningkat
Kemampuan mengubah perilaku meningkat
Komitmen terhadap strategi meningkat
Kemampuan modifikasi gaya hidup meningkat
Kemampuan menghindari faktor risiko meningkat
Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan meningkat
Kemampuan berpartisipasi dalam skrining risiko meningkat
Penggunaan fasilitas kesehatan meningkat
Penggunaan sistem pendukung meningkat
Pemantauan perubahan status kesehatan meningkat
Imunisasi meningkat
D. Status Imun (L.14133) membaik
Kriteria Hasil :
Integritas kulit meningkat
Integritas mukosa meningkat
Titer antibodi meningkat
Imunisasi meningkat
Kadar sel T4 meningkat
Kadar sel T8 meningkat
Infeksi berulang menurun
Penurunan berat badan menurun
Fatique kronis menurun
Suhu tubuh membaik
Sel darah putih membaik
E. Status Nutrisi membaik
(L.030330)
Kriteria Hasil :
Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
Kekuatan otot pengunyah meningkat
Kekuatan otot menelan meningkat
Serum albumin meningkat
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan nutrisi meningkat
Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat
Penyiapan dan penyimpanan makanan yang aman meningkat
Penyiapan dan penyimpanan minuman yang aman meningkat
Sikap terhadap makanan/ minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat
Perasaan cepat kenyang menurun
Nyeri abdomen menurun
Sariawan menurun
Rambut rontok menurun
Diare menurun
Berat badan membaik
Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
Frekuensi makan membaik
Nafsu makan membaik
Bising usus membaik
Tebal lipatan kulit trisep membaik
Intervensi
A. Manajemen imunisasi/ vaksinasi (I.14508)
Observasi :
Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis. Reaksi anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya dan atau sakit parah dengan atau tanpa demam)
Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan kesehatan
Terapeutik :
Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis. Nama produsen, tanggal kadaluwarsa)
Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
Edukasi :
Jelaskan tujuan, manfaat reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis. Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus, pertusis, Influenza, polio, campak, measles, rubela)
Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun saat ini tidak diwajibkan pemerintah (mis: influenza, pneumokokus)
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis. rabies, tetanus)
Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi Nasional yang menyediakan vaksin gratis
B. Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi :
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik :
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuhk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan supan cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
C. Dukungan perawatan diri: mandi (I.11352)
Observasi :
Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
Monitor kebersihan tubuh (mis. Rambut, mulut, kulit, kuku)
Monitor integritas kulit
Terapeutik :
Sediakan peralatan mandi (mis. sabun, sikat gigi, shampoo, pelembap kulit)
Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
Fasilitasi mandi, sesuai kebutuhan
Pertahankan kebiasaan kebersihan diri
Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian
Edukasi :
Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan
Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien jika perlu
D. Edukasi pencegahan luka tekan (I.12408)
Observasi :
Identifikasi gangguan fisik yang memungkinkan terjadinya luka tekan
Periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap risiko luka tekan
Terapeutik :
Persiapkan materi, media tentang faktor- faktor penyebab, cara identifikasi dan pencegahan risiko luka tekan di rumah sakit maupun di rumah
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan dengan pasien dan keluarga
Edukasi :
Jelaskan lokasi-lokasi yang sering terjadi luka tekan (mis. Tumit, tulang ekor, bahu, telinga)
Ajarkan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya luka tekan
Ajarkan cara menggunakan matras decubitus
Ajarkan cara mempertahankan permukaan kulit sehat, identifikasi kerusakan permukaan kulit seperti merah, panas, bula, eksudat
Anjurkan untuk tetap bergerak sesuai kemampuan dan kondisi
Demonstrasikan cara-cara meningkatkan sirkulasi pada titik-titik lokasi tertekan (mis. pemijatan, ubah posisi miring kanan, miring kiri, supine)
E. Edukasi Seksualitas (I.12447)
Observasi :
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik :
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Fasilitasi kesadaran keluarga terhadap anak dan remaja serta pengaruh media
Edukasi :
Jelaskan risiko tertular penyakit menular seksual dan AIDS akibat seks bebas
Anjurkan orang tua menjadi edukator seksualitas bagi anak-anaknya
Anjurkan anak/ remaja tidak melakukan aktifitas seksual di luar nikah
Ajarkan keterampilan komunikasi asertif untuk menolak tekanan teman sebaya dan sosial dalam aktivitas sosial
F. Induksi persalinan (I.07212)
Observasi :
Identifikasi indikasi dilakukan induksi persalinan
Identifikasi riwayat obstetrik (mis. Usia kehamilan dan lamanya persalinan sebelumnya dan kontra indikasi seperti plasenta previa lengkap, riwayat SC dan kelainan struktural pelvis
Monitor kontraksi uterus (mis. Frekuensi, durasi dan kekuatan dalam 10 menit)
Monitor efek samping tindakan induksi
Monitor DJJ selama induksi hingga persalinan
Monitor perubahan kontraksi uterus setiap 15 menit
Monitor kemajuan persalinan secara ketat
Monitor tanda-tanda insufisiensi uteroplasenta (mis. Deselerasi lambat) selama proses induksi
Terapeutik :
Berikan kenyamanan selama proses induksi
Edukasi :
Kolaborasi pemberian obat IV (mis. Oksitosin) untuk merangsang aktivitas rahim
G. Latihan Batuk Efektif (I. 010056)
Observasi :
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik
Terapeutik :
Atur posisi semi-fowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam ke-3
Edukasi :
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu
H. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Observasi :
Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Monitor bunyi nafas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik :
Pertahankan kepatenan Jalan Nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-trust jika curiga trauma servikal)
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan lendir
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
I. Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi :
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasiliasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
J. Pemantauan Nutrisi (I.03123)
Observasi :
Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi (mis. Pengetahuan, ketersediaan makanan, agama/ kepercayaan, budaya, mengunyah tidak adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan atau pasca operasi)
Identifikasi perubahan berat badan
Identifikasi kelainan pada kulit (mis. Memar yang berlebihan, luka yang sulit sembuh, dan pendarahan)
Identifikasi kelainan pada rambut (mis. Kering, tipis, kasar dan mudah patah)
Identifikasi pola makan (mis. Kesukaan/ketidaksukaan makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan terburu-buru)
Identifikasi kelainan pada kuku (mis. Berbentuk sendok, retak, mudah patah dan bergerigi)
Identifikasi kemampuan menelan (mis. Fungsi motorik wajah, refleks menelan dan refleks gag)
Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. Peradangan, gusi berdarah, bibir kering dan retak, luka)
Identifikasi kelainan eliminasi (mis. Diare, darah, lendir, dan eliminasi yang tidak teratur)
Monitor mual dan muntah
Monitor asupan oral
Monitori warna konjungtiva
Monitor hasil laboratorium (mis. Kadar kolesterol, albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, dan elektrolit darah)
Terapeutik :
Timbang berat badan
Ukur antropometrik komposisi tubuh (mis. Indeks massa tubuh, pengukuran pinggang dan ukuran lipatan kulit)
Hitung perubahan berat badan
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan Kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
K. Pemantauan tanda vital (I. 02060)
Observasi :
Monitor tekanan darah
Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama)
Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman)
Monitor suhu tubuh
Monitor oksimetri nadi
Monitor tekanan nadi
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
Terapeutik :
Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
L. Pencegahan Luka Tekan (I.14543)
Observasi :
Periksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. Skala Norton, Skala Braden)
Periksa adanya luka tekan sebelumnya
Monitor suhu kulit yang tertekan
Monitor berat badan dan perubahannya
Monitor status kulit harian
Monitor ketat area yang memerah
Monitor kulit di atas tonjolan tulang atau titik tekan saat mengubah posisi
Monitor sumber tekanan dan gesekan
Monitor mobilitas dan aktivitas individu
Terapeutik :
Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka dan inkontinensia fekal atau urin
Gunakan barier seperti lotion atau bantalan penyerap air
Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam
Buat jadwal perubahan posisi
Berikan bantalan pada titik tekan atau tonjolan tulang
Jaga sprai tetap kering, bersih dan tidak ada kerutan/ lipatan
Gunakan kasur khusus, jika perlu
Hindari pemijaatan di atas tonjolan tulang
Hindari pemberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan
Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi
Pastikan asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B dan C, zat besi dan kalori
Edukasi :
Jelaskan tanda-tanda kerusakan kulit
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan kulit
Ajarkan cara merawat kulit
M. Perawatan amputasi (I.14557)
Observasi :
Monitor adanya edema pada stump
Monitor penyembuhan luka pada area insisi
Terapeutik :
Fasilitasi penggunaan matras/ kasur pengurang tekanan
Posisikan stump (puntung/ ujung bagian yang diamputasi) pada kesejajaran tubuh yang benar
Tempatkan stump bawah lutut (below the knee) dalam posisi ekstensi
Hindari meletakkan stump pada posisi menggantung untuk menurunkan edema dan statis vaskular
Hindari mengganti balutan stump segera setelah operasi selama tidak ada rembesan atau anda infeksi
Balut stump sesuai kebutuhan
Motivasi merawat stump secara mandiri
Edukasi :
Anjurkan menghindari duduk dalam waktu lama
Ajarkan perawatan diri setelah pulang dari rumah sakit
Ajarkan tanda dan gejala untuk dilaporkan ke fasilitas layanan kesehatan (mis. Sakit kronis, kerusakan kulit, kesemutan, denyut nadi tidak teraba, suhu kulit yang dingin
Kolaborasi :
Rujuk ke layanan spesialis untuk modifikasi atau perawatan komplikasi prostesis
N. Perawatan area insisi (I.14558)
Observasi :
Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi
Identifikasi karakteristik drainase
Monitor proses penyembuhan area insisi
Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik :
Bersihkan area insisi dengan pembersih yang tepat
Usap area insisi dari area yang bersih menuju area yang kurang bersih
Bersihkan area di sekitar tempat pembuangan atau tabung drainase
Pertahankan posisi tabung drainase
Berikan salep antiseptik jika perlu
Ganti balutan luka sesuai jadwal
Edukasi :
Jelaskan prosedur kepada pasien, dengan menggunakan alat bantu
Ajarkan meminimalkan tekanan pada tempat insisi
Ajarkan cara merawat area insisi
O. Perawatan luka (I.14564)
Observasi :
Monitor karakterisitik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik :
Lepaskan balutan dan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih non toksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/ lesi jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan terknik steril saat melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/ kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/KgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Berikan terapi tens (simulasi syaraf transkutaneous) jika perlu
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
P. Perawatan luka bakar (I.14565)
Observasi :
Gunakan teknik aseptik selama merawat luka
Lepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan
Rendam dengan air steril jika balutan lengket pada luka
Bersihkan luka dengan cairan steril (mis. NaCl 0,9%, cairan antiseptik)
Lakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
Jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada atau tidaknya infeksi, jumlah eksudat dan jenis balutan yang digunakan.
Gunakan modern dressing sesuai denga kondisi luka (mis. Hydrocolloid, polymer, crystaline cellulose)
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vitamin A, Vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Terapeutik :
Gunakan teknik aseptik selama merawat luka
Lepaskan balutan lama dengan menghindari nyeri dan perdarahan
Rendam dengan air steril jika balutan lengket pada luka
Bersihkan luka dengan cairan steril (mis. NaCl 0,9%, cairan antiseptik)
Lakukan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri
Jadwalkan frekuensi perawatan luka berdasarkan ada atau tidaknya infeksi, jumlah eksudat dan jenis balutan yang digunakan.
Gunakan modern dressing sesuai denga kondisi luka (mis. Hydrocolloid, polymer, crystaline cellulose)
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vitamin A, Vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Edukasi :
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Q. Perawatan luka tekan (I.14566)
Observasi :
Monitor kondisi luka (meliputi ukuran luka, derajat luka, perdarahan, warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau luka, kondisi tepi luka)
Monitor tanda dan gejala infeksi pada luka
Monitor status nutrisi (mis. Asupan kalori, protein)
Terapeutik :
Bersihkan kulit di sekitar luka dengan air sabun
Bersihkan luka bagian dalam dengan menggunakan NaCl 0,9%
Lakukan pembalutan pada luka, jika perlu
Oleskan salep, jika perlu
Gunakan tempat tidur dan kasur khusus, jika perlu
Pertahankan kepala tempat tidur pada posisi terendah yang dapat ditoleransi
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dengan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Edukasi :
Anjurkan melaporkan tanda-tanda kerusakan kulit
Anjurkan menghindari duduk dalam jangka waktu lama
Ajarkan prosedur perawatan luka
Kolaborasi :
Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
R. Perawatan paska persalinan (I.07225)
Observasi :
Monitor tanda-tanda vital
Monitor keadaan lokia (mis. Warna, jumlah, bau dan bekuan)
Periksa perineum atau robekan (kemerahan, edema, ekomosis, pengeluaran penyatuan jahitan)
Monitor nyeri
Monitor status pencernaan
Monitor tanda Homan
Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
Identifikasi adanya masalah psikologis ibu post partum
Terapeutik :
Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
Dukung ibu untuk melakukan ambulasi dini
Berikan kenyamanan pada ibu
Fasilitasi ibu berkemih secara normal
Fasilitasi ikatan tali kasih ibu dan bayi secara optimal
Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa post partum
Diskusikan tentang perubahan fisik dan psikologis ibu post partum
Diskusikan seksualitas masa post partum
Diskusikan penggunaan alat kontrasepsi
Edukasi :
Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
Jelaskan pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
Ajarkan cara perawatan perineum yang tepat
Ajarkan ibu mengatasi nyeri secara non farmakologis (mis. Teknik distraksi, imajinasi)
Ajarkan ibu mengurangi masalah trombosis vena
Kolaborasi :
Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
S. Perawatan perineum (I.07226)
Observasi :
Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis. Episiotomi)
Terapeutik :
Fasilitasi dalam membersihkan perineum
Pertahankan perineum tetap kering
Berikan posisi nyaman
Berikan kompres es, jika perlu
Bersihkan area perineum secara teratur
Berikan pembalut yang menyerah cairan
Edukasi :
Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada perineum (mis. Infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan yang abnormal)
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu
T. Perawatan persalinan (I.07227)
Observasi :
Identifikasi kondisi proses persalinan
Monitor kondisi fisik dan psikologis pasien
Monitor kesejahteraan ibu (mis. Tanda vital, kontraksi: lama, frekuensi dan kekuatan)
Monitor kesejahteraan janin (gerak janin 10 x dalam 12 jam) secara berkelanjutan (DJJ dan volume air ketuban)
Monitor kemajuan persalinan
Monitor tanda-tanda persalinan (dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka)
Monitor kemajuan pembukaan menggunakan partograf saat fase aktif
Monitor tingkat nyeri selama persalinan
Lakukan pemeriksaan Leopold
Terapeutik :
Berikan metode alternatif penghilang rasa sakit (mis. Pijat, aromterapi, hipnosis)
Edukasi :
Jelaskan prosedur pertolongan persalinan
Informasikan kemajuan persalinan
Ajarkan teknik relaksasi
Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih
Anjurkan ibu cukup nutrisi
Ajarkan ibu cara mengenali tanda-tanda persalinan
Ajarkan ibu mengenali tanda bahaya persalinan
U. Perawatan Persalinan Risiko Tinggi (I. 07228)
Observasi :
Identifikasi kondisi umum pasien
Monitor tanda-tanda vital
Monitor kelainan tanda vital pada ibu dan janin
Monitor tanda-tanda persalinan
Monitor denyut jantung janin
Identifikasi posisi janin dengan USG
Identifikasi perdarahan pasca persalinan
Terapeutik :
Siapkan peralatan yang sesuai, termasuk monitor janin, ultrasound, mesin anestesi, persediaan resusitasi neonatal, forceps, dan penghangat bayi ekstra
Dukung orang terdekat mendampingi pasien
Gunakan tindakan pencegahan universal
Lakukan perineal scrub
Fasilitasi rotasi manual kepala janin dari oksiput posterior ke posisi anterior
Lakukan amniotomi selaput ketuban
Fasilitasi tindakan forceps atau ekstraksi vakum, jika perlu
Lakukan resusitasi neonatal, jika perlu
Fasilitasi ibu pulih dari anestesi, jika peru
Motivasi interakasi orang tua dengan bayi baru lahir segera setelah persalinan
Dokumentasikan prosedur (mis. Anestesi, forcep, ekstraksi vakum, tekanan suprapubik, manuver McRobert, resusitasi neonatal)
Edukasi :
Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
Jelaskan karakteristik bayi baru lahir yang terkait denga kelahiran berisiko tinggi (mis. Memar dan tanda forceps)
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan tim untuk standby (mis. Neonatologis, perawat intensif neonatal, anestesiologis)
Kolaborasi pemberian anestesi maternal, sesuai kebutuhan
V. Perawatan Selang (I.14568)
Observasi :
Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang
Monitor kepatenan selang
Monitor jumlah, warna dan konsistensi drainase selang
Monitor kulit di sekitar insersi selang (mis. Kemerahan dan kerusakan kulit)
Terapeutik :
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah perawatan selang
Berikan selang yang cukup panjang untk memaksimalkan mobilisasi
Kosongkan kantong penampung, sesuai indikasi
Sambungkan selang dengan alat penghisap, jika perlu
Ganti selang secara rutin, sesuai indikasi
Lakukan perawat kulit pada daerah insersi selang
Motivasi peningkatan aktivitas fisik secara bertahap
Klem selang saat mobilisasi
Berikan dukungan emosional
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang
Ajarkan cara perawatan selang
Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi
W. Perawatan Selang Dada (I.01022)
Observasi :
Identifikasi indikasi dilakukan pemasangan selang dada
Monitor kebocoran udara dari selang dada
Monitor fungsi, posisi dan kepatenan aliran selang (undulasi cairan pada selang)
Monitor tanda dan gejala pneumotoraks
Monitor penurunan produksi gelembung, undulasi dan gelombang pada tabung penampung cairan
Monitor jumlah cairan pada tabung (seal)
Monitor posisi selang dengan sinar X
Monitor krepitasi di sekitar selang dada
Monitor tanda-tanda akumulasi cairan intrapleura
Monitor volume, warna dan konsistensi drainase dari paru-paru
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik :
Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah pemasangan atau perawatan selang dada
Pastikan sambungan selang tertutup sempurna
Klem selang saat penggantian tabung
Berikan selang yang cukup panjang untuk mempermudah gerakan
Lakukan kultur cairan dari selang dada, jika perlu
Fasilitasi batuk, nafas dalam dan ubah posisi setiap 2 jam
Lakukan perawatan di area pemasangan selang setiap 48-72 jam atau sesuai kebutuhan
Lakukan penggantian tabung (seal) secara berkala
Lakukan pelepasan selang dada, sesuai indikasi
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang
Ajarkan cara perawatan selang
Ajarkan mengenali tanda-tanda infeksi
X. Perawatan Selang Gastro Intestinal (I.03133)
Observasi :
Identifikasi indikasi pemasangan selang gastrointestinal (mis. Kesadaran pasien, kemampuan menelan, frekuensi muntah, status puasa)
Monitor kepatenan selang gastrointestinal
Monitor adanya perlukaan pada sekitar lubang hidung akibat fiksasi
Monitor keluhan mual/muntah, distensi abdomen, bising usus, cairan dan elektrolit
Monitor keseimbangan cairan, jumlah dan karakteristik cairan yang keluar dari selang, residu sebelum pemberian makan
Terapeutik :
Fiksasi selang pada bagian hidung atau di atas bibir
Ganti selang setiap 7 hari sekali atau sesuai protokol
Irigasi selang sesuai protokol
Rawat hidung dan mulut tiap shift atau sesuai protokol
Pertahankan kelembaban mulut
Lepas selang gastrointestinal, sesuai indikasi
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan selang
Ajarkan pasien dan keluarga cara merawat selang
Y. Perawatan Selang Umbilikal (I.14569)
Observasi :
Monitor tanda-tanda infeksi pada area sekitar umbilikal
Monitor adanya perdarahan
Monitor adanya tanda-tanda selang terlepas (mis. Kemerahan pada sekitar umbilikal, adanya bekuan/ gumpalan darah pada kateter)
Identifikasi adanya bekuan darah pada gelembung udara
Terapeutik :
Pertahankan prinsip aseptik dan antiseptik
Pertahankan keutuhan perlekatan plester
Pertahankan posisi bayi telentang
Bilas kateter dengan cairan heparin
Ubah stopcock setiap hari jika perlu
Lepas kateter dengan menarik kateter pelan-pelan selama 5 menit atau sesuai protokol
Edukasi :
Ajarkan ibu cara merawat selang umbilikal
Anjurkan ibu mempertahankan area umbilikal tetap kering dan bersih
Z. Perawatan Sirkumsisi (I.14570)
Observasi :
Identifikasi kondisi umum (mis. Tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh, tingkat nyeri, tanggal sirkumsisi)
Periksa kondisi luka (mis. Ukuran luka, jenis luka, perdarahan, warna dasar luka, infeksi, eksudat, bau luka, kondisi jaringan tepi luka)
Monitor adanya perdarahan (mis. Warna balutan, rembesan darah)
Monitor terjadinya komplikasi pasca sirkumsisi (mis. Concealed penis, phimosis, skin bridge, retensi urine, fistula, nekrosis, hipospadia iatrogenik)
Monitor haluaran urine dan nyeri saat buang air kecil
Terapeutik :
Terapkan teknik aseptik selama merawat luka sirkumsisi
Terapkan atraumatik care pada pasien anak-anak
Rendam penis dengan cairan antiseptik hangat-hangat kuku selama 10-15 menit jika balutan melekat pada penis
Lepas balutan secara perlahan
Ganti balutan setiap hari atau sesuai indikasi
Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
Catat perkembangan luka
Hentikan perdarahan, jika terjadi
Edukasi :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan mempertahankan area insisi tetap bersih dan kering
Anjurkan penggunaan celana pelindung khusus untuk mencegah nyeri akibat gesekan pakaian
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
Koaborasi pemberian analgetik, jika perlu
AA. Perawatan Skin Graft (I.14571)
Observasi :
Monitor kondisi umum (mis. Demam, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh)
Monitor kondisi skin graft (mis. Ukuran luka, hematoma, kontraktur graft, nekrosis)
Monitor adanya tanda-tanda infeksi pada luka skin graft (mis. Perdarahan, tanda-tanda infeksi, eksudat)
Terapeutik :
Terapkan teknik aseptik selama merawat luka skin graft
Lakukan perawatan luka skin graft 2 hari sekali atau sesuai kondisi luka
Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% atau aquadest
Bersihkan darah/cairan yang mengering dan nekrotik sesuai protokol
Hindari melakukan nekrotomi kecuali nekrosis makin lebar
Lindungi skin graft dari trauma dan gesekan
Gunakan modern dressing sesuai dengan kondisi luka
Catat perkembangan luka (mis. Ukuran luka, tanda-tanda infeksi, hematoma, kontraktur graft, nekrosis, eksudat, keluhan pasien
Edukasi :
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Anjurkan mempertahankan area insisi tetap bersih dan kering
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
AB. Perawatan Terminasi Kehamilan (I.07230)
Observasi :
Monitor tanda-tanda aborsi spontan (mis. Penghentian kram, peningkatan tekanan pelvis dan hilangnya cairan ketuban)
Monitor tanda-tanda vital
Monitor tanda-tanda syok
Monitor perdarahan dan kram
Lakukan pemeriksaan vagina
Terapeutik :
Berikan informed consent
Siapkan secara fisik dan psikologis untuk menjalani prosedur aborsi
Motivasi keluarga untuk memberikan dukungan emosional
Pasang jalur intravena
Fasilitasi persalinan, sesuai usia gestasi janin
Edukasi :
Jelaskan prosedur yang akan dijalani (mis. Kuret suction, pelebaran dan kuretase, dan evakuasi uterus
Jelaskan sensasi yang mungkin dialami
Anjurkan melapor jika ada tanda-tanda peningkatan perdarahan, kram meningkat, gumpalan atau jaringan
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian oksitosin setelah persalinan
Kolaborasi pemberian analgesik
Kolaborasi pemberian antibiotik
Kolaborasi pemberian obat untuk menghentikan kehamilan, sesuai indikasi (mis. Supositoria, prostaglandin, prostaglandin intraamniotik, oksitosin intravena)