Risiko Gangguan
Sirkulasi Spontan
Kode Diagnosa: D.0010
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definisi
Berisiko mengalami ketidakmampuan untuk memeprtahankan sirkulasi yang adekuat untuk menunjang kehidupan
Faktor Risiko
Kekurangan volume cairan
Hipoksia
Hipotermia
Hipokalemia/ hiperkalemia
Hipoglikemia/ hiperglikemia
Asidosis
Toksin (misal: keracunan, overdosis obat)
Tamponade jantung
Tension pneumotorax
Trombosis jantung
Trombosis paru (emboli paru)
Kondisi Klinis Terkait
Bradikardia
Takikardia
Sindrom Koroner Akut
Gagal Jantung
Kardiomiopati
Miokarditis
Disritmia
Trauma
Perdarahan (misal: perdarahan gastrointestinal, ruptur aorta, perdarahan intrakranial)
Keracunan
Overdosis
Tenggelam
Emboli paru
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Sirkulasi Spontan: Meningkat (L.02015)
Kriteria Hasil:
Tingkat kesadaran meningkat
Saturasi oksigen meningkat
Gambaran EKG Aritmia menurun
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Frekuensi napas membaik
Suhu tubuh membaik
ETCO2 membaik
Produksi urin membaik
B. Keseimbangan Asam-Basa: Meningkat (L.02009)
Kriteria Hasil:
Tingkat kesadaran meningkat
Istirahat meningkat
Mual menurun
Kram otot menurun
Kelemahan otot menurun
Frekuensi napas membaik
Irama napas membaik
pH membaik
Kadar CO2 membaik
Kadar bikarbonat membaik
Kadar fosfat membaik
Kadar natrium membaik
Kadar klorida membaik
Kadar protein membaik
Kadar hemoglobin membaik
C. Perfusi Gastrointestinal: Meningkat (L.02010)
Kriteria Hasil:
Mual Menurun
Muntah Menurun
Nyeri abdomen menurun
Asites menurun
Konstipasi menurun
Diare menurun
Bising usus membaik
Nafsu makan membaik
D. Perfusi Miokard: Meningkat (L.02011)
Kriteria Hasil :
Gambaran EKG Iskemia/injuri/infark Menurun
Nyeri Dada Menurun
Gambaran EKG Aritmia Menurun
Diaforesis Menurun
Mual Menurun
Muntah Menurun
Arteri Apikal Membaik
Tekanan Arteri rata-rata Membaik
Takikardi Membaik
Bradikardi Membaik
Kekuatan Nadi Membaik
Tekanan darah Membaik
Fraksi ejeksi Membaik
Tekanan baji arteri pulmonal membaik
Cardiax Index (CI) Membaik
E. Perfusi Perifer: Meningkat (L.02012)
Kriteria Hasil :
Kekuatan nadi perifer Meningkat
Penyembuhan Luka Meningkat
Sensasi Meningkat
Warna Kulit Pucat Menurun
Edema Perifer Menurun
Nyeri Ekstremitas Menurun
Parastesia Menurun
Kelemahan Otot Menurun
Kram Otot Menurun
Bruit femoralis Menurun
Nekrosis Menurun
Pengisian Kapiler Membaik
Akral Membaik
Turgor Membaik
Tekanan Darah sitolik Membaik
Tekanan Darah diastolik Membaik
Tekanan arteri rata-rata Membaik
Indeks ankle- brachial membaik
F. Perfusi Renal: Meningkat (L.02013)
Kriteria Hasil:
Jumlah urin meningkat
Nyeri abdomen menurun
Mual menurun
Muntah menurun
Distensi Abdomen menurun
Tekanan arteri rata-rata membaik
Kadar urea nitrogen darah membaik
Kadar kreatinin plasma membaik
Tekanan darah sistolik membaik
Tekanan darah diastolik membaik
Kadar elektrolit membaik
Keseimbangan asam basa membaik
Bising usus membaik
Fungsi hati membaik
G. Perfusi Serebral: Meningkat (L.02014)
Kriteria Hasil:
Tingkat kesadaran meningkat
Kognitif meningkat
Sakit kepala menurun
Gelisah menurun
Kecemasan menurun
Agitasi menurun
Demam menurun
Tekanan arteri rata-rata membaik
Tekanan intra kranial membaik
Tekanan darah sistolik membaik
Tekanan darah diastolik membaik
Refleks saraf membaik
H. Keseimbangan Cairan: Meningkat (L.03020)
Kriteria Hasil:
Asupan cairan meningkat
Output urin meningkat
Membran mukosa lembap meningkat
Asupan makanan meningkat
Edema menurun
Dehidrasi menurun
Asites menurun
Konfusi menurun
Tekanan darah membaik
Frekuensi nadi membaik
Tekanan arteri rata-rata membaik
Mata cekung membaik
Turgor kulit membaik
Berat badan membaik
I. Keseimbangan Elektrolit: Meningkat (L.03021)
Kriteria Hasil:
Serum natrium membaik
Serum kalium membaik
Serum klorida membaik
Serum kalsium membaik
Serum magnesium membaik
Serum fosfor membaik
Intervensi
A. Perawatan Jantung Akut (I.02076)
Observasi:
Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi dan frekuensi)
Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan risiko aritmia (mis. kalium, magnesium serum)
Monitor enzim jantung (misal: CK, CK-MB, Troponin T, Troponin I)
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindrom koroner akut (misal: skor TIMI, Killip, Crusade)
Terapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stres
Sediakan lingkungan yang kondusif untuk beristirahat dan pemulihan
Siapkan menjalani intervensi koroner perkutan jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava (misal: mengedan saat BAB atau batuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan ketakutan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian antiplatelet, jika perlua
Kolaborasi pemberian anti angina (misal: nitrogliserin, beta blocker, calcium channel blocker)
Kolaborasi pemberian morfin, jika perlu
Kolaborasi pemberian inotropik, jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah manuver valsava (misal: pelunak tinja, antiemetik)
Kolaborasi pencegahan trombus dengan antikoagulan, jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada, jika perlu
B. Pertolongan Pertama (I.02080)
Observasi
Identifikasi keamanan penolong, pasien dan lingkungan
Identifikasi respon pasien dengan AVPU (Alert, Verbal, Pain, Unresponsive)
Monitor tanda-tanda vital
Monitor karakteristik luka (misal: drainase, warna, ukuran, bau)
Terapeutik
Meminta pertolongan, jika perlu
Lakukan RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) pada cedera otot ekstremitas
Lakukan penghentian perdarahan (misal: penekanan, balut tekan, pengaturan posisi)
Bersihkan kulit dari racun atau bahan kimia yang menempel dengan sabun dan air mengalir
Lepaskan sengatan dari kulit
Lepaskan gigitan serangga dari kulit menggunakan pinset atau alat yang sesuai
Edukasi
Ajarkan teknik perawatan luka
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat-obatan (misal: antibiotik profilaksis, vaksin, antihistamin, antiinflamasi dan analgetik), jika perlu
C. Manajemen Asam-Basa : Alkalosis Metabolik (I.03095)
Observasi:
Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis metabolik (misal: kehilangan asam lambung karena muntah atau suction lambung, terapi diuretik jangka panjang, pemberian
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor tanda-tanda vital
Monitor dampak susunan saraf pusat (misal: konfusi, stupor, kejang, koma, refleks hiperaktif)
Monitor dampak pernapasan (misal: hipoventilasi, bronkospasme)
Monitor dampak kardiovaskuler (misal: aritmia, kontraktilitas menurun, penurunan curah jantung)
Monitor dampak saluran pencernaan (misal: mual, muntah, diare)
Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas
Atur posisi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
Pertahankan akses intra vena
Berikan cairan intravena, jika perlu
Edukasi:
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis metabolik
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian kalium jika terjadi hipokalemia(misal: NaCl + KCl)
D. Manajemen Asam-Basa : Alkalosis Respiratorik (I.01008)
Observasi:
Identifikasi penyebab terjadinya alkalosis respiratorik (misal: Hiperventilasi, ansietas, ketakutan, nyeri, demam, sepsis, tumor otak, overventilasi mekanik)
Monitor terjadinya hiperventilasi
Monitor intake dan output cairan
Monitor gejala perburukan (misal: periode apnea, dispnea, peningkatan ansietas, peningkatan denyut nadi, sakit kepala, diaforesis, penglihatan kabur, hiperrefleksia, mulut kering)
Monitor dampak susunan saraf pusat (misal: parestesia, kejang)
Monitor dampak kardiovaskuler (misal: aritmia, penurunan curah jantung, hiperventilasi)
Monitor dampak saluran pencernaan (misal: nafsu makan menurun, mual, muntah)
Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pertahankan posisi untuk ventilasi adekuat
Pertahankan akses intra vena
Anjurkan istirahat di tempat tidur, jika perlu
Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
Berikan oksigen dengan sungkup rebreathing
Hindari koreksi PCO₂ dalam waktu terlalu cepat karena dapat terjadi asidosis metabolik
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya alkalosis respiratorik
Ajarkan latihan napas
Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian sedatif, jika perlu
Kolaborasi pemberian antidepresan, jika perlu
E. Manajemen Asam-Basa : Asidosis Metabolik (I.03096)
Observasi:
Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik (misal: diabetes melitus, GGA, GGK, diare berat, alkoholisme, kelaparan, overdosis salisilat, fistula pankreas)
Monitor pola napas (frekuensi dan kedalaman)
Monitor intake dan output cairan
Monitor dampak susunan saraf pusat (misal: sakit kepala, gelisah, defisit mental, kejang, koma)
Monitor dampak sirkulasi pernapasan (misal: hipotensi, hipoksia, aritmia, kusmaull kien)
Monitor dampak saluran pencernaan (misal: nafsu makan menurun, mual, muntah)
Monitor hasil analisa gas darah
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat
Pertahankan akses intra vena
Pertahankan hidrasi sesuai dengan kebutuhan
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Edukasi
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis metabolik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu
F. Manajemen Asam-Basa : Asidosis Respiratorik (I.01009)
Observasi:
Identifikasi penyebab asidosis respiratorik (misal: PPOK, asma, cedera kepala, edema paru, pneumonia, ARDS, pneumotoraks, henti jantung, obstruksi jalan napas, depresi pernapasan, depresi SSP, trauma dada, gagal jantung)
Monitor adanya hipoventilasi
Monitor frekuensi dan kedalaman napas
Monitor penggunaan otot bantu napas
Monitor CRT (Capillary Refill Time)
Monitor adanya indikasi asidosis respiratorik kronik (misal: barrel chest, penggunaan otot bantu napas, clubbing nails)
Monitor dampak susunan saraf pusat (misal: penurunan kesadaran, konfusi)
Monitor hasil analisa gas darah
Monitor adanya komplikasi
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan dan bersihan jalan napas
Berikan oksigenasi aliran rendah pada kondisi hiperkapnia kronik (PPOK)
Pertahankan akses intra vena
Berikan oksigen, sesuai indikasi
Hindari koreksi hiperkapnia dalam waktu terlalu cepat karena dapat menyebabkan alkalosis metabolik
Edukasi:
Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis respiratorik
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan menurunkan berat badan, jika obesitas
Ajarkan latihan pernapasan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik, jika perlu
Kolaborasi pemberian bronkodilator, jika perlu
Kolaborasi pemberian antidotum opiate (Naloxone), jika perlu
G. Manajemen Cairan (I.03098)
Observasi
Monitor status hidrasi (misal: Frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Monitor berat bedan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal: Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
Monitor status hemodinamik (misal: MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
Catat intake output dan hitung balans cairan 24 jam
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena jika perlu.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu.
H. Pemantauan Cairan (I.03121)
Observasi:
Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi napas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor kulit
Monitor jumlah, warna dan berat jenis urin
Monitor kadar albumin dan protein total
Monitor hasil pemeriksaan serum (misal: osmolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium, BUN)
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (misal: frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah, konsentrasi urin meningkat, berat badan menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda hipervolemia (misal: dispnea, edema perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojugular positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
Identifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairan (misal: prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, aferesis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi intestinal)
Terapeutik:
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
I. Manajemen Elektrolit : Hiperkalemia (I.03103)
Observasi:
Identifikasi tanda dan gejala peningkatan kadar kalium (misal: peka rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia mengarah ke bradikardia, fibrilasi / takikardia ventrikel)
Identifikasi penyebab hipernatremia (misal: pemberian kalium parenteral cepat atau berlebih, asidosis, katabolisme sel)
Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor kadar kalium serum dan atau urin
Terapeutik:
Ambil spesimen darah dan atau urin untuk pemeriksaan kalium
Pasang akses intravena, jika perlu
Berikan diet rendah kalium
Edukasi:
Anjurkan modifikasi diet rendah kalim, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi eliminasi kalium (misal: diuretik atau Kayexalate), sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian insulin dan glukosa IV, sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian kalsium glukonat 10% 10 ml, sesuai indikasi
Kolaborasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal, sesuai indikasi
J. Manajemen Elektrolit : Hipokalemia (I.03107)
Observasi:
Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar kalium (misal: kelemahan otot, interval QT memanjang, kelelahan, parestesia, penurunan refleks)
Identifikasi penyebab hiponatremia (mis. diare, muntah, penghisapan nasogastrik, diuretik, hiperaldosteronisme, dialisis, peningkatan insulin)
Monitor irama jantung, frekuensi jantung, dan EKG
Monitor intake dan output cairan
Monitor tanda dan gejala gagal napas (mis. PaO2 rendah, PaCO2 tinggi, kelemahan otot pernapasan)
Monitor kadar kalium serum dan atau urin
Monitor akses intravena terhadap flebitis dan infiltrasi
Terapeutik:
Pasang monitor jantung (terutama jika koreksi kalium >10 mEq/jam)
Pasang akses intravena, jika perlu
Berikan suplemen kalium, sesuai indikasi
Hindari pemberian KCl jika haluaran urin <0,5 mL/kgBB/jam
Hindari pemberian kalium secara intramuskuler
Hindari pemberian kalium secara bolus
Edukasi:
Anjurkan modifikasi diet tinggi kalium (misal: pisang, sayuran hijau, tomat, coklat)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian KCl oral (40-80 mEq/hari) pada hipokalemia ringan dan sedang (3-3,5 mEq/L), sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian KCl intravena (10-20 mEq dalam 100 mlm NaCl) selama 1 jam, pada hipokalemia berat (<2,5 mEq/L) sesuai indikasi
K. Pencegahan Emboli (I.02066)
Observasi:
Periksa riwayat penyakit pasien secara rinci untuk melihat faktor risiko (misal: Pascaoperasi, fraktur, kemoterapi, kehamilan, pasca persalinan, imobilisasi, kelumpuhan, edema ekstremitas, PPOK, stroke, riwayat DVT Sebelumnya)
Periksa trias Virchow (stasis vena, hiperkoagulabilitas, dan trauma yang mengakibatkan kerusakan intima pembuluh darah)
Monitor adanya gejala baru dari mengi, hemoptisis, nyeri saat inspirasi, nyeri pleuritik
Monitor sirkulasi perifer (misal: Nadi perifer, edema, CRT, warna, suhu dan adanya rasa sakit pada ekstremitas)
Terapeutik:
Posisikan anggota tubuh yang berisiko emboli 20 derajat diatas posisi jantung
Pasang stockings atau alat kompresi pneumatik intermitten
Lepaskan stockings atau alat kompresi pneumatik intermitten selama 15-20 menit setiap 8 jam
Lakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif
Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
Hindari memijat atau menekan otot ekstremitas
Edukasi
Anjurkan melakukan fleksi dan ekstensi kaki paling sedikit 10 kali setiap jam
Anjurkan melaporkan perdarahan yang berlebihan (misal: Mimisan yang tidak biasa, muntah darah, urin berdarah, gusi perdarah, perdarahan pervaginam, perdarahan menstruasi yang berat, feses berdarah), nyeri atau bengkak yang tidak biasa, warna biru atau ungu pada jari kaki, nyeri di jari kaki, bisul atau bintik putih di mulut atau tenggorokan
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan minum obat antikoagulan sesuai dengan waktu dan dosis
Anjurkan asupan makanan yang tinggi Vitamin K
Ajarkan menghindari duduk dengan kaki menyilang atau duduk lama dengan kaki tergantung
Ajarkan melakukan tindakan pencegahan (misal: Berjalan, banyak minum, hindari alkohol, hindari imobilisasi jangka panjang)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian trombolitik, jika perlu
Kolaborasi pemberian antikoagulan dosisi rendah, atau antiplatelet dosis tinggi (misal: Heparin, clopidogrel, warfarin, aspirin, dipridamole, dekstran), jika perlu
Kolaborasi pemberian prometazin intravena dalam larutan NaCl 0.9% 25 cc - 50cc dengan aliran lambat.
L. Perawatan Alat Topangan Jantung Mekanik (I.02072)
Observasi:
Monitor kekuatan nadi, warna kulit, pengisian kapiler dan suhu pada area perifer
Monitor adanya nyeri pada ekstremitas bawah
Monitor adanya bengkak pada ekstremitas bawah
Monitor ainflasi dan deflesi IABP (Intraaortic Ballon Pump)
Monitor keoptimalan tingkat augmentasi diastolik
Terapeutik
Pertahankan kadar antikoagulan sesuai dosis yang dianjurkan
Lakukan latihan rentang gerak pergelangan kaki (fleksi dan ekstensi) setiap 1-2 jam
Pertahankan posisi telentang dengan kepala tempat tidur maksimal 15°
Pertahankan ekstremitas yang terkanulasi tetap dalam posisi lurus
Pertahankan volume balon untuk memastikan augmentasi diastolik tetap optimal
Gunakan restrain yang lembut pada ekstremitas yang terkanulasi, jika perlu
Pastikan balon intra aorta terisi ulang setiap 1-2 jam, atau sesuai tipe mesin
Minimalkan kebisingan dalam ruangan
Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan dirinya, jika memungkinkan
Edukasi
Informasikan tanggal dan waktu serta orientasikan pasien secara rutin
Anjurkan menghindari gerakan fleksi paha
Anjurkan keluarga mengekspresikan perasaan dan stres emosional yang dirasakan
Anjurkan harapan yang realistis pada keluarga terhadap perkembangan kondisi pasien
M. Resusitasi Cairan (I.03139)
Observasi:
Identifikasi kelas syok untuk estimasi kehilangan darah
Monitor status hemodinamik
Monitor status oksigen
Monitor kelebihan cairan
Monitor output cairan tubuh (misal: urin, cairan nasogastrik, cairan selang dada)
Monitor nilai BUN, kreatinin, protein total, dan albumin jika perlu
Monitor tanda dan gejala edema paru
Terapeutik:
Pasang jalur IV berukuran besar (misal: nomor 14 atau 16
Berikan infus cairan kristaloid 1-2 L pada dewasa
Berikan infus cairan kristaloid 20 mL/kgBB pada anak
Lakukan cross matching produk darah
Kolaborasi:
Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan (misal: kristaloid, koloid)
Kolaborasi pemberian produk darah