Risiko Gangguan Perlekatan

Kode Diagnosa: D.0127

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definisi

Berisiko mengalami gangguan interaksi antara orangtua atau orang terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asuh

Faktor Risiko

  1. Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orangtua

  2. Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi

  3. Penghalang fisik (mis. Inkubator, baby warmer)

  4. Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak

  5. Perawatan dalam ruang isolasi

  6. Prematuritas

  7. Penyalahgunaan zat

  8. Konflik hubungan antara orangtua dan anak

  9. Perilaku bayi tidak terkoordinasi

Kondisi Klinis Terkait

  1. Hospitalisasi

  2. Prematuritas

  3. Penyakit kronis pada orangtua atua anak

  4. Retardasi mental

  5. Komplikasi maternal

  6. Sakit selama periode hamil dan melahirkan

  7. Post partum blues.

Tujuan
Perawatan

A. Perlekatan: Meningkat (L.13122)

Kriteria Hasil:

  1. Mempraktikan perilaku sehat selama hamil Meningkat

  2. Menyiapkan perlengkapan bayi sebelum kelahiran Meningkat.

  3. Menghibur bayi Meningkat

  4. Verbalisasi perasaan positif terhadap bayi Meningkat

  5. Mencium bayi Meningkat

  6. Tersenyum kepada bayi Meningkat

  7. Berbicara kepada bayi Meningkat

  8. Melakukan kontak mata kepada bayi Meningkat

  9. Bermain dengan bayi Meningkat

  10. Berespons dengan isyarat bayi Meningkat

  11. Menggendong bayi untuk menyusui/memberi makan Meningkat

  12. Memperahankan bayi bersih dan hangat Meningkat

  13. Bayi menatap orang tua Meningkat

  14. Kekhawatiran menjalankan peran orangtua Menurun

  15. Konflik hubungan orangtua dan bayi/anak Menurun

  16. Kekhawatiran akibut hospitalisasi Menurun

  17. Penghalang fisik Menurun

  18. Penyalahgunaan zat Menurun



B. Proses Pengasuhan: Membaik

(L.13124 )


Kriteria Hasil:

  1. Terpapar informasi tentang proses persalinan dan pengasuhan Meningkat

  2. Keadekuatan manajemen ketidaknyamanan selama persalinan adekuat Meningkat

  3. Akses pelayanan kesehatan mudah dijangkau Meningkat

  4. Kesesuaian kondisi bayi dengan harapan Meningkat

  5. Keamanan lingkungan bayi Meningkat

  6. Kekerasan dalam rumah tangga Menurun

  7. Stress psikologi Menurun

  8. Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan Menurun

  9. Ketidakberdayaan maternal Menurun

  10. Penyalahgunaan obat Menurun

  11. Kurang minat dalam proses persalinan Menurun

  12. Kurang proaktif dalam proses persalinan Menurun



C. Harapan: Meningkat (L.09068)


Kriteria Hasil:

  1. Keterlibatan dalam aktivitas perawatan Meningkat

  2. Selera makan Meningkat

  3. Inisiatif Meningkat

  4. Minat Komunikasi verbal Meningkat

  5. Verbalisasi keputusasaan Menurun

  6. Afek datar Menurun

  7. Perilaku pasif Menurun

  8. Mengangkat bahu saat bicara Menurun

  9. Pola tidur Membaik



D. Kinerja Pengasuhan: Meningkat (L.13117)

Kriteria Hasil:

  1. Pemenuhan kebutuhan fisik anak Meningkat

  2. Pemenuhan kebutuhan emosional anak Meningkat

  3. Pemenuhan kebutuhan sosial anak Meningkat

  4. Pemenuhan kebutuhan khusus anak Meningkat

  5. Penyediaan nutrisi sesuai usia Meningkat

  6. Perawatan kesehatan ana Meningkat

  7. Stimulasi perkembangan kognitif Meningkat

  8. Stimulasi perkembangan sosial Meningkat

  9. Stimulasi perkembangan emosi Meningkat

  10. stimulasi perkembangan spritual Meningkat

  11. Interaksi sesuai tempramen anak Meningkat

  12. Penggunaan disiplin sesuai usia Meningkat

  13. Berinteraksi dengan anak Meningkat

  14. Empati pada anak Meningkat

  15. Komunikasi terbuka pada anak Meningkat

  16. Verbalisasi positif pada anak Meningkat

  17. Hubungan saling realistis peran orang tua Meningkat

  18. Hubungan saling mencintai Meningkat

  19. Ekspresi kepuasan peran orang tua Meningkat

  20. Bahaya lingkungan Menurun

  21. Komunikasi tertutup pada anak Menurun

  22. Ekspresi harga diri negatif Menurun



E. Peran Menjadi Orangtua: Membaik (L.13120)

Kriteria Hasil:

  1. Bounding attachment Meningkat

  2. Perilaku positif menjadi orangtua Meningkat

  3. Interaksi perawatan bayi Meningkat

  4. Verbalisasi kepuasan memiliki bayi Meningkat

  5. Memberi pengertian pada anak/anggota keluarga Meningkat

  6. Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga terpenuhi Meningkat

  7. Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga terpenuhi Meningkat

  8. Keinginan meningkatkan peran menjadi orangtua Meningkat

  9. Verbalisasi kepuasan dengan lingkungan rumah Meningkat

  10. Anak atau keluarga verbalisasi harapan yang realistis Meningkat

  11. Stimulasi visual Meningkat

  12. Stimulasi taktil Meningkat

  13. Stimulasi pendengaran Meningkat



F. Peran Pemberi Asuhan: membaik (L.13121)

Kriteria Hasil:

  1. Kemampuan memberi asuhan Meningkat

  2. Kemampuan merawat pasien Meningkat

  3. Kemampuan menyelesaikan tugas merawat pasien Meningkat

  4. Kekhawatiran dirawat kembali Menurun

  5. Kekhawatiran kelanjutan perawatan Menurun



G. Status Menyusui: Membaik (L.03029)

Kriteria Hasil:

  1. Perlekatan bayi pada payudara ibu Meningkat

  2. Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar Meningkat

  3. Miksi bayi lebih dari 8 kali/24 jam Meningkat

  4. Berat badan bayi Meningkat

  5. Tetesan/pancaran ASI Meningkat

  6. Suplai ASI adekuat Meningkat

  7. Putting tidak lecet setelah 2 minggu melahirkan Meningkat

  8. Kepercayaan diri ibu Meningkat

  9. Bayi tidur setelah menyusu Meningkat

  10. Payudara ibu kosong setelah menyusui Meningkat

  11. Intake bayi Meningkat

  12. Hisapan bayi Meningkat

  13. Lecet pada putting Menurun

  14. Kelelahan maternal Menurun

  15. Kecemasan maternal Menurun

  16. Bayi Rewel Menurun

  17. Bayi menangis setelah menyusu menurun

  18. Frekuensi miksi bayi Membaik

Intervensi

A. Promosi Perlekatan (I.10342)

Observasi

  1. Monitor kegiatan menyusui

  2. Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan ASI

  3. Identifikasi payudara ibu (mis. Bengkak, putting lecet, mastitis, nyeri pada payudara)

  4. Monitor Perlekatan saat menyusui (mis. Aerola bagian bawah lebih kecil daripada aerola bagian atas, mulut bayi terbuka lebar, bibir bayi terputar keluar dan dagu bayi menempel pada payudara ibu)

Terapeutik

  1. Hindari memegang kepala bayi

  2. Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui

Edukasi

  1. Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi

  2. Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat menyentuh payudara ibu.

  3. Anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara ibu dari bagian bawah

  4. Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jarinya seperti huruf C pada posisi jam 12-6 atau 3-9 saat mengarahkan ke mulut bayi.

  5. Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi terbuka lebar sehingga aerola bagian bawah dapat masuk sempurna

  6. Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusu

B. Promosi Keutuhan Keluarga (I. 13490)

Observasi

  1. Identifikasi pemahaman keluarga terhadap masalah

  2. Identifikasi adanya konflik prioritas antara anggota keluarga

  3. Identifikasi mekanisme koping keluarga

  4. Monitor hubungan antara anggota keluarga

Terapeutik

  1. Hargai privasi keluarga

  2. Fasilitasi kunjungan keluarga

  3. Fasilitasi keluarga melakukan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

  4. Fasilitasi komunikasi terbuka antar setiap anggota keluarga

Edukasi

  1. Informasikan kondisi pasien secara berkala kepada keluarga

  2. Anjurkan anggota keluarga mempertahankan keharmonisan keluarga

Kolaborasi

  1. Rujuk untuk terapi keluarga, jika perlu.

C. Dukungan Kelompok (I.09258)

Observasi

  1. Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok

  2. Identifikasi kelompok memiliki masalah yang sama

  3. Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis. Stigma, cemas, tidak aman)

  4. Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika perlu

Terapeutik

  1. Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks

  2. Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama

  3. Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok dan terapis

  4. Mulai dengan percakapan ringan, berbagi informasi tentang diri masing-masing dan alasan terlibat dalam kelompok

  5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok

  6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok

  7. Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok

  8. Diskusikan penyelesaiaan masalah dalam kelompok

  9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali

  10. Berikan kesempatan istirahat di setiap sesi untuk memfasilitasi percakapan idividual dalam kelompok

  11. Berikan kesempatan saling mendukung dalam kelompok terkait masalah dan penyelesaian masalah

  12. Berikan kesempatan kelompok menyimpulkan masalah, penyelesaian masalah dan dukungan yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok

  13. Hindarkan percakapan ofensif, tidak sensitif, seksual atau humor yang tidak perlu/tidak pada tempatny

  14. Sediakan media untuk kebutuhan berkomunikasi di luar kelompok (mis. Email, telpon, SMS, WA)

  15. Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir pertemuan

  16. Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati.

Edukasi

  1. Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat mendiskusikan masalah dan perasaan

  2. Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

  3. Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasaan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan cara santun

  4. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan cara santun

  5. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan dan kritik

  6. Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu


D. Manajemen Perilaku (I. 12463)

Observasi

  1. Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku

Terapeutik

  1. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku

  2. Jadwalkan kegiatan terstruktur

  3. Ciptakan dan pertahankan lingungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap dinas.

  4. Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan

  5. Batasi jumlah pengunjung

  6. Bicara dengan nada rendah dan tenang

  7. Lakukan kegiatan pengalihan terhadap sumber agitasi

  8. Cegah perilaku pasif dan agresif

  9. Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku.

  10. Lakukan pengekangan fisik sesuai indikasi

  11. Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan

  12. Hindari sikap mengancam dan berdebat

  13. Hindari berdebat atau menawar batas perilaku yang telah ditetapkan

Edukasi

  1. Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif

E. Terapi Keluarga (I.09322)

Observasi

  1. Identifikasi riwayat keluarga

  2. Identifikasi pola komunikasi keluarga

  3. Identifikasi cara keluarga memecahkan masalah

  4. Identifikasi pembuatan keputusan dalam keluarga

  5. Identifikasi Terjadinya pelecehan dalam keluarga

  6. Identifikasi kekuatan/sumber daya keluarga

  7. Identifikasi peran setiap anggota keluarga dalam sistem keluarga

  8. Identifikasi gangguan spesifik terkait harapan peran

  9. Identifikasi penyalahgunaan zat pada anggota keluarga

  10. Identifikasi penengah dalam keluarga

  11. Identifikasi ketidakpuasan dan/atau konflik yang terjadi

  12. Identifikasi kejadian saat ini atau akan terjadi yang mengancam keluarga

  13. Identifikasi kebutuhan dan harapan dalam keluarga

  14. Identifikasi hubungan hierarkis anggota keluarga

  15. Monitor respons merugikan terhadap terapi.

Terapeutik

  1. Fasilitasi diskusi keluarga

  2. Fasilitasi strategi menurunkan stres

  3. Fasilitasi rektrukturisasi sistem keluarga, jika sesuai.

  4. Diskusikan cara terbaik dalam menangani disfungsi perilaku dalam keluarga

  5. Diskusikan batasan keluarga

  6. Diskusikan strategi penyelesaian masalah yang kontruktif

  7. Diskusikan rencana terapi dengan keluarga

  8. Diskusikan cara membudayakan perilaku baru

  9. Rencanakan strategi menghentikan terapi

Edukasi

  1. Anjurkan berkomunikasi lebih efektif

  2. Anjurkan anggota memprioritaskan dan memilih maslaah keluarga

  3. Anjurkan semua anggota keluarga berpartisipasi dalam pekerjaan rumah tangga bersama-sama (mis. Makan bersama)

  4. Anjurkan mengubah cara berhubungan dengan anggota keluarga lain

F. Promosi Dukungan Keluarga (I.13488)

Observasi

  1. Identifikasi sumber daya fisik, emosional, dan pendidikan keluarga

  2. Identifikasi kebutuhan dan harapan anggota keluarga

  3. Identifikasi persepsi tentang situasi, pemicu kejadian, perasaan dan perilaku pasien

  4. Identifikasi stresor situasional anggota keluarga lainnya

  5. Identifikasi gejala fisik akibat stress (mis. Mual, muntah, ketidakmampuan)

Terapeutik

  1. Sediakan lingkungan yang nyaman

  2. Fasilitasi program perawatan dan pengobatan yang dijalani anggota keluarga

  3. Diskusikan anggota keluarga yang akan dilibatkan dalam perawatan

  4. Diskusikan kemampuan dan perencanaan keluarga dalam perawatan

  5. Diskusikan jenis perawatn di rumah

  6. Diskusikan cara mengatasi kesulitan dalam perawatan

  7. Dukungan anggota keluarga untuk menjaga atau mempertahankan hubungan keluarga

  8. Hargai keputusan yang dibutuhkan keluarga

  9. Hargai mekanisme perawatan yang digunakan keluarga

Edukasi

  1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan dan pengobatan yang dijalani pasien

  2. Anjurkan keluarga bersikap asertif

  3. Anjurkan meningkatkan aspek positif dan situasi yang dijalani pasien

G. Dukungan Penampilan Keluarga (I.13478)

Observasi

  1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

  2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

  3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Terapeutik

  1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan

  2. Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku.

  3. Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

  4. Fasilitasi diskusi tentang perang orangtua, jika perlu

  5. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu

  6. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal bali

Edukasi

  1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

  2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan

  3. Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orangtua

  4. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

  5. Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orangtua untuk memenuhi peran

Kolaborasi

  1. Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

H. Perawatan Bayi (I.10338)

Observasi

  1. Monitor tanda-tanda vital bayi (terutama suhu 36.5 derajat Celcius - 37.5 derajat Celcius)

Terapeutik

  1. Mandikan bayi dengan suhu ruangan 21-24 derajat Celcius

  2. Mandikan bayi dalam waktu 5-10 Menit dan 2 kali dalam sehari.

  3. Rawat tali pusat secara terbuka (tali pusat tidak dibungkus apapun)

  4. Bersihkan pangkal tali pusat lidi kapas yang telah diberi air matang

  5. Kenakan popok bayi di bawah umbilikus jika tali pusat belum terlepas.

  6. Lakukan pemijatan bayi

  7. Ganti popok bayi jika basah

  8. Kenakan pakaian bayi dari bahan katun

Edukasi

  1. Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi

  2. Ajarkan ibu cara merawat bayi di rumah

  3. Ajarkan cara pemberian makanan pendamping ASI bayi > 6 Bulan

I. Mobilisasi Keluarga (I.13483)

Observasi

  1. Identifikasi kekuatan dan sumber daya di dalam keluarga dan masyarakat

  2. Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar

  3. Identifikasi keterbatasan, kemajuan dan implikasi perawatan

Terapeutik

  1. Jadilah pendengar yang baik untuk anggota keluarga

  2. Bina hubungan saling perccaya dengan anggota keluarga

  3. Buat keputusan rencana perawatan bersama anggota keluarga

  4. Dukung kegiatan keluarga dalam mempromosikan kesehatan atau pengelolaan kondisi

  5. Libatkan anggota keluarga untuk mengidentifikasi layanan kesehatan dan sumber daya masyarakat.

Edukasi

  1. Berikan informasi kesehatan pada keluarga, sesuai kebutuhan

Kolaborasi

  1. Rujuk anggota keluarga pada dukungan kelompok, jika perlu.

J. Pendampingan Keluarga (I.13486)

Observasi

  1. Identifikasi kebutuhan keluarga terkait masalah kesehatan keluarga

  2. Identifikasi tugas kesehatan keluarga yang terhambat

  3. Identifikasi dukungan spiritual yang mungkin untuk anggota keluarga

Terapeutik

  1. Yakinkan keluarga bahwa anggota keluarganya akan diberikan pelayanan terbaik

  2. Berikan harapan yang realistis

  3. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga

  4. Dengarkan keinginan dan perasaan keluarga

  5. Dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan keluarga

  6. Advokasi keluarga, jika perlu

Edukasi

  1. Ajarkan mekanisme koping yang dapat dijadikan jalan keluar