Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan

Kode Diagnosa: D.0139

cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

Definsi

Berisiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen)

Faktor Risiko

  1. Perubahan sirkulasi

  2. Perubahan status nutrisi

  3. Kekurangan/ kelebihan volume cairan

  4. Penurunan mobilitas

  5. Bahan kimia iritatif

  6. Suhu lingkungan yang ekstrem

  7. Faktor mekanis (mis. Penekanan, gesekan) atau faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)

  8. Terapi radiasi

  9. Kelembaban

  10. Proses penuaan

  11. Neuropati perifer

  12. Perubahan pigmentasi

  13. Perubahan hormonal

  14. Penekanan pada tonjolan tulang

  15. Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/ melindungi integritas jaringan

Kondisi Klinis Terkait

  1. Imobilisasi

  2. Gagal jantung kongestif

  3. Gagal ginjal

  4. Diabetes melitus

  5. Imunodefisiensi (mis. AIDS)

  6. Kateterisasi jantung


Keterangan:

  • Dispesifikkan menjadi kulit dan jaringan

  • Kulit hanya terbatas pada dermis dan epidermis, sedangkan jaringan meliputi tidak hanya kulit tetapi juga mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen.


Tujuan
Perawatan

A. Integritas Kulit dan Jaringan Meningkat (L.14125)

Kriteria Hasil :

  1. Elastisitas Meningkat

  2. Hidrasi Meningkat

  3. Perfusi jaringan Meningkat

  4. Kerusakan jaringan Menurun

  5. Kerusakan lapisan kulit Menurun

  6. Nyeri Menurun

  7. Perdarahan Menurun

  8. Kemerahan Menurun

  9. Hematoma Menurun

  10. Pigmentasi abnormal Menurun

  11. Jaringan parut Menurun

  12. Nekrosis Menurun

  13. Abrasi kornea Menurun

  14. Suhu kulit Membaik

  15. Sensan Membaik

  16. Tekstur Membaik

  17. Pertumbuhan rambut Membaik



B. Keseimbangan Asam-Basa Meningkat (L.1234)

Kriteria Hasil :

  1. Tingkat Kesadaran Meningkat

  2. Kadar Fosfat Membaik

  3. Istirahat Meningkat

  4. Mual Menurun

  5. Kram Otot Menurun

  6. Kelemahan Otot Menurun

  7. Frekuensi Napas Membaik

  8. Irama Napas Membaik

  9. pH Membaik

  10. Kadar CO2 Membaik

  11. Kadar Bikarbonat Membaik

  12. Kadar natrium Membaik

  13. Kadar klorida Membaik

  14. Kadar protein Membaik

  15. Kadar hemoglobin Membaik



C. Konservasi Energi Meningkat

(L.1234)

Kriteria Hasil :

  1. Aktivitas fisik yang direkomendasikan Meningkat

  2. Aktivitas yang tepat Meningkat

  3. Strategi untuk menyeimbangkan aktivitas dan istirahat Meningkat

  4. Teknik konservasi energi Meningkat

  5. Teknik pernapasan yang efektif Meningkat

  6. Pembatasan energi Meningkat

  7. Mekanika tubuh yang tepat Meningkat

  8. Teknik menyederhanakan pekerjaan Meningkat

  9. Penggunaan alat bantu yang benar Meningkat

  10. Faktor-faktor yang meningkatkan pengeluaran energi Menurun

  11. Pembatasan aktivitas Menurun



D. Respons Ventilasi Mekanik Meningkat (L,1234)

Kriteria Hasil :

  1. FiO2 memenuhi kebutuhan Meningkat

  2. Tingkat kesadaran Meningkat

  3. Saturasi Oksigen Meningkat

  4. Kesimetrisan gerakan dinding dada Meningkat

  5. Sekresi jalan napas Menurun

  6. Suara napas tambahan Menurun

  7. Infeksi paru Menurun

  8. Kesulitan bernapas dengan ventilator Menurun

  9. Atelektasis Menurun

  10. Gelisah Menurun

  11. Kurang istirahat Menurun

  12. Kesulitan mengutarakan

  13. Kebutuhan Menurun

  14. Dosis sedasi Menurun



E. Tingkat Delirium Menurun

(L.1234)

Kriteria Hasil :

  1. Tingkat kesadaran Meningkat

  2. kemampuan mengikuti perintah Meningkat

  3. Aktivitas psikomotorik Meningkat

  4. Kemampuan interpretasi stimulus lingkungan Meningkat

  5. Gelisah Menurun

  6. Agitasi Menurun

  7. Halusinasi Menurun

  8. Waham Menurun

  9. Orientasi waktu, tempat dan orang Membaik

  10. Fokus perhatian Membaik

  11. Kemampuan bercakap-cakap Membaik

  12. Interpretasi isyarat Membaik

  13. Pemikiran abstrak Membaik

  14. Pola tidur Membaik

  15. Mood Membaik

Intervensi

A. Perawatan Tirah Baring (I.14572)

Observasi :

  1. Monitor kondisi kulit

  2. Monitor komplikasi tirah baring (mis. kehilangan massa otot, sakit punggung, konstipasi, stress, depresi, kebingungan, perubahan irama tidur, infeksi saluran kemih, sulit buang air kecil, pneumonia)

Terapeutik :

  1. Tempatkan pada kasur terapeutik, jika tersedia

  2. Posisikan senyaman mungkin

  3. Pertahankan seprei tetap kering, bersih, dan tidak kusut

  4. Pasang siderails, jika perlu

  5. Posisikan tempat tidur dekat dengan nurse station, jika perlu

  6. Berikan latihan gerak aktif dan pasif

  7. Pertahankan kebersihan pasien

  8. Fasilitasi pemenuhan kebutuhan sehari-hari

  9. Berikan stocking antiembolisme, jika perlu

  10. Ubah posisi setiap 2 jam

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dilakukan tirah baring


B. Perawatan Inkontinensia Fekal (I.04162)

Observasi :

  1. Identifikasi penyebab inkontinensia fekal baik fisik maupun psikologis (mis. gangguan saraf motorik bawah, penurunan tonus otot, gangguan sfingter rektum, diare kronik, gangguan kognitif, stress berlebihan)

  2. Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi feses

  3. Monitor kondisi kulit perianal

  4. Monitor keadekuatan evakuasi feses

  5. Monitor diet dan kebutuhan cairan

  6. Monitor efek samping pemberian obat

Terapeutik :

  1. Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air

  2. Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian

  3. Laksanakan program latihan usus (bowel training), jika perlu

  4. Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu

  5. Berikan celana pelindung/pembalut/popok, sesuai kebutuhan

  6. Hindari makanan yang menyebabkan diare

Edukasi :

  1. Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia fekal

  2. Anjurkan mencatat karakteristik feses

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberikan obat diare (misLoperamide, Atropin)


C. Perawatan Sirkulasi (I.02079)

Observasi :

  1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema, pengisian perifer, warna, suhu, ankle-brachial index

  2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis. diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)

  3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas

Terapeutik :

  1. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasann perfusi

  2. Hindari pengukuran tekanan darah pada ektremitas dengan keterbatasan perfusi

  3. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cedera

  4. Lakukan pencegahan infeksi

  5. Lakukan perawatan kaki dan kuku

  6. Lakukan hidrasi

Edukasi :

  1. Anjurkan berhenti merokok

  2. Anjurkan berolahraga rutin

  3. Anjurkan menggunaksn obst penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jia pelu

  4. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur


D. Pencegahan Luka Tekan (I. 14543)

Observasi :

  1. Periksa luka tekan dengan menggunakan skala (mis. Skala Noton, skala Braden)

  2. Periksa adanya luka tekan sebelumnya

  3. Monitor suhu kulit yang tertekan

  4. Monitor berat badan dan perubahannya

  5. Monitor status kulit harian.

  6. Monitor ketat area yang memerah

  7. Monitor kulit diatas tonjolan tulang atau titik tekan saat mengubah posisi

  8. Monitor sumber tekanan dan gesekan

  9. Monitor mobilitas dan aktivitas individu

Terapeutik :

  1. Keringkan daerah kulit yang lembab akibat keringat, cairan luka, dan inkontinensia fekal atau urin

  2. Gunakan barier seperti lotion atau bantalan penyerap air

  3. Ubah posisi dengan hati-hati setiap 1-2 jam

  4. Buat jadwal perubahan posisi

  5. Berikan bantalan pada tititk tekan atau tonjolan tulang

  6. Jaga sprei tetap kering, bersih dan tidak ada kerutan

  7. Gunakan kasur khusus, jika perlu

  8. Hindari pemijatan di atas tonjolan tulang

  9. Hindari pemberian lotion pada daerah yang luka atau kemerahan

  10. Hindari menggunakan air hangat dan sabun keras saat mandi

  11. Pastkan asupan makanan yang cukup terutama protein, vitamin B dan B12, zat besi, dan kalori

Edukasi :

  1. Jelaskan tanda-tanda kerusakan kulit

  2. Anjurkan melalor jika menemulan

  3. Ajarkan cara merawat kulit


E. Perawatan luka (I.14564)

Observasi :

  1. Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)

  2. Monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik :

  1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan

  2. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu

  3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan

  4. Bersihkan jaringan nekrotik

  5. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

  6. Pasang balutan sesuai jenis luka

  7. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

  8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase

  9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien

  10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5 g/kgBB/hari

  11. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino) sesuai indikasi

  12. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transkutaneus), jika perlu

Edukasi :

  1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi

  2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

  3. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi prosedur debridement (mis. Enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika perlu

  2. Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu


F. Konseling Laktasi (I.03093)

Observasi :

  1. Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui

  2. Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui

  3. Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui

Terapeutik :

  1. Gunakan teknik mendengarkan aktif (mis. duduk sama tinggi, dengarkan permasalahan ibu)

  2. Berika pujian terhadap perilaku ibu yang benar

Edukasi :

  1. Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai


G. Manajemen Nutrisi (I. 03119)

Observasi :

  1. Identifikasi status nutrisi

  2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

  3. Identifikasi makanan yang disukai

  4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nurien

  5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

  6. Monitor asupan makanan

  7. Monitor berat badan

  8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik :

  1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

  2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)

  3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

  4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

  5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

  6. Barikan suplemen makanan, jika perlu

  7. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi :

  1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu

  2. Ajarkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik) jika perlu

  2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.


H. Perawatan Stoma (I.04166)

Observasi :

  1. Periksa kondisi umum pasien (mis. kesadaran, tanda-tanda vital)

  2. Periksa kondisi stoma pasien (mis. waktu pembuatan stoma, jenis stoma, karakteristik stoma, karakteristik feses)

  3. Identifikasi kemampuan dan pengetahuan tentang stoma

Terapeutik :

  1. Bebaskan area stoma dari pakaian

  2. Terapkan teknik aseptik dan keamanan selama merawat stoma

  3. Buang dan bebaskan stoma dari kantung sebelumnya

  4. Bersihkan stoma dengan air bersih hangat dan sabun

  5. Ukur stoma dengan pedoman pengukuran

  6. Siapkan plate dan kantung stoma baru

  7. Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan

  8. Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan gesper.

Edukasi :

  1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi jika terjadi herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma.


I. Perawatan Perineum (I.07226)

Observasi :

  1. Inspeksi insisi atau robekan perineum (mis. episiotomi)

Terapeutik :

  1. Fasilitasi dalam membersihkan perineum

  2. Pertahankan perineum tetap kering

  3. Berikan posisi nyaman

  4. Berikan kompres es, jika perlu

  5. Bersihkan area perineum secara teratur

  6. Berikan pembalut yang menyerap cairan

Edukasi :

  1. Ajarkan pasien dan keluarga mengobservasi tanda abnormal pada perineum (mis. infeksi, kemerahan, pengeluaran cairan yang abnormal)

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu

  2. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


J. Pengaturan Posisi (I.01019)

Observasi :

  1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi

  2. Monitor alat traksi agar selalu tepat

Terapeutik :

  1. Tempatkan pada matras/tempat tidur terapeutik yang tepat

  2. Tempatkan pada posisi terapeutik

  3. Tempatkan objek yang sering digunakan dalam jangkauan

  4. Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan

  5. Sediakan matras yang kokoh/padat

  6. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontraindikasi

  7. Atur posisi untuk mengurang sesak (mis. semi-Fowler)

  8. Atur posisi yang meningkatkan drainage

  9. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat

  10. Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang sakit dengan tepat

  11. Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat

  12. Tinggikan anggota gerak 20 derajat atau lebih di atas level jantung

  13. Tinggikan tempat tidur bagian kepala

  14. Berikan bantal yang tepat pada leher

  15. Berikan topangan pada area edema (mis. bantal di bawah lengan dan skrotum)

  16. Posisikan untuk mempermudah ventilasi/perfusi (mis. tengkurap/good lung down)

  17. Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif

  18. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan

  19. Hindari menempatkan pada posisi yang dapat meningkatkan nyeri

  20. Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi

  21. Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka.

  22. Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi

  23. Ubah posisi setiap 2 jam

  24. Ubah posisi dengan teknik log roll

  25. Pertahankan posisi dan integritas traksi

  26. Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi


K. Manajemen Pruritus (I.14519)

Observasi :

  1. Identifikasi penyebab pruritus(mis. Dermatitis kontak, alergi makanan/obat/lingkungan, gangguan sistemik, gangguan neurologik)

  2. Periksa kondisi kulit (mis. Lesi, bula, luka, kecet, infeksi)

Terapeutik :

  1. Gunakan sarung tangan wol

  2. Pasang bidai telapak tangan atau penghalang lainnya saat tidur untuk mencegah menggaruk, jika perlu

  3. Pertahankan kelembaban kulit, (mis. gunakan body lotion/minyak zaitun/pelembab lainnya)

  4. Kompres dingin pada daerah yang gatal.

Edukasi :

  1. Jelaskan tentang pruritus dan penyebabnya

  2. Anjurkan menghindari alergen (mis. parfum, sabun mandi/sabun cuci, makanan)

  3. anjurkan memilih pakaian yang menyerap keringat dan tidak ketat

  4. Anjurkan mandi dengan air hangat

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian antihistamin (mis. topikal, oral, injeksi).


L. Manajemen Terapi Radiasi (I.08240)

Observasi :

  1. Monitor efek samping dan efek toksik terapi

  2. Monitor perubahan integritas kulit

  3. Monitor anoreksia, mual, muntah, perubahan rasa, esophagitis, dan diare

  4. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik, anemia, dan perdarahan

Terapeutik :

  1. Berikan perawatan kulit jika terjadi infeksi

  2. Batasi kunjungan

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur terapi radiasi

  2. Jelaskan efek radiasi pada sel keganasan

  3. Jelaskan protokol proteksi kepada pasien, keluarga dan pengunjung

  4. Anjurkan membersihkan mulut dengan menggunakan alat pembersih gigi, jika perlu

  5. Anjurkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat

  6. Ajarkan cara mengatasi kelelahan dengan merencanakan waktu istirahat dan pembatasan aktifitas

  7. Ajarkan cara mencegah infeksi (mis. menghindari keramaian, menjaga kebersihan dan mencuci tangan)

Kolaborasi :

  1. Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek samping (mis. antiemetik)

M. Identifikasi Risiko (I.14502)

Observasi :

  1. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku

  2. Identifikasi risiko secara berkala di masing-masing unit

  3. Identifikasi risiko baru sesuai perencanaan yang telah ditetapkan

Terapeutik :

  1. Tentukan metode pengelolaan risiko yang baik dan ekonomis

  2. Lakukan pengelolaan risiko secara efektif

  3. Lakukan update perencanaan secara reguler (mis. bulanan, triwulan, tahunan)

  4. Buat perencanaan tindakan yang memiliki timeline dan penanggungjawab

  5. Dokumentasikan temuan secara akurat


N. Perawatan Area Insisi (I.14558)

Observasi :

  1. Periksa lokasi insisi adanya kemerahan, bengkak atau tanda-tanda dehisen atau eviserasi

  2. Identifikasi karakteristik drainase

  3. Monitor proses penyembuhan area insisi

  4. Monitor tanda dan gejala infeksi

Terapeutik :

  1. Bersihkan area insisi dengan pembersih yang tepat

  2. Usap area insisi dari area bersih menuju area yang kurang bersih

  3. Pertahankan posisi tabung drainage

  4. Berikan salep antiseptik, jika perlu

  5. Ganti balutan luka sesuai jadwal

Edukasi :

  1. Jelaskan prosedur kepada pasien, dengan menggunakan alat bantu

  2. Ajarkan meminimalkan tekanan pada tempat insisi

  3. Ajarkan cara merawat area insisi