Risiko Alergi
Kode Diagnosa: D.0134
cara penulisan diagnosis risiko : Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko
Definsi
Berisiko mengalami stimulasi respon imunitas yang berlebihan akibat terpapar alergen
Faktor Risiko
Makanan (mis. alpukat, pisang, kiwi, kacang, makanan olahan laut, obat tropis, jamur)
Terpapar zat alergen (mis. Zat kimia, agen farmakologis)
Terpapar alergen lingkungan (mis. debu, serbuk sari)
Sengatan serangga
Kondisi Klinis Terkait
Kondisi penurunan imunitas
Riwayat pembedahan
Riwayat alergi sebelumnya
Asma
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Respon alergi lokal menurun (L.14131)
Kriteria Hasil :
Nyeri menurun
Gatal lokal menurun
Sekresi mukus menurun
Bersin menurun
Eritema lokal menurun
Konjungtivitis menurun
Lakrimasi menurun
Rhinitis menurun
Edema lokal menurun
B. Respon alergi sistemik menurun
(L.14132)
Kriteria Hasil :
Edema laring menurun
Dispnea menurun
Wheezing menurun
Stridor menurun
Bunyi nafas tambahan menurun
Takikardia menurun
Penurunan TD menurun
Disritmia menurun
Edema paru menurun
Penurunan kesadaran menurun
Sekresi mukus menurun
Gatal seluruh tubuh menurun
Bintik-bintik merah menurun
petekie menurun
Eritema menurun
Peningkatan suhu kulit menurun
Demam menurun
Mual menurun
Muntah menurun
Diare menurun
Diare menurun
Kram abdomen menurun
Hemolisis sel darah merah menurun
Kadar bilirubin menurun
Nyeri sendi menurun
Nyeri otot menurun
Syok anafilaktik menurun
C. Kontrol Risiko meningkat (L.14128)
Kriteria Hasil :
Kemampuan mencari informasi tentang faktor risiko meningkat
Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko meningkat
Kemampuan melakukan strategi kontrol risiko meningkat
Kemampuan mengubah perilaku meningkat
Komitmen terhadap strategi meningkat
Kemampuan modifikasi gaya hidup meningkat
Kemampuan menghindari faktor risiko meningkat
Kemampuan mengenali perubahan status kesehatan meningkat
Kemampuan berpartisipasi dalam skrining risiko meningkat
Pemantauan perubahan status kesehatan meningkat
Imunisasi meningkat
Intervensi
A. Edukasi reaksi alergi (I.12445)
Observasi :
Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga menerima informasi
Monitor pemahaman pasien dan keluarga tentang alergi
Terapeutik :
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Fasilitasi mengenali penyebab alergi
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Edukasi :
Jelaskan definisi, penyebab, gejala dan tanda alergi
Jelaskan cara menghindari alergen (mis. tidak menggunakan karpet, menggunakan masker)
Anjurkan pasien dan keluarga menyediakan obat alergi
B. Pencegahan alergi (I.14535)
Observasi :
Identifikasi riwayat alergi (obat, makanan, debu, udara)
Monitor terhadap reaksi obat makanan, lateks, transfusi darah atau produk darah atau alergen lainnya
Terapeutik :
Berikan tanda alergi pada rekam medis
Pasang gelang tanda alergi pada lengan
Hentikan paparan alergen
Edukasi :
Ajarkan menghindari dan mencegah paparan alergen
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam pencegahan alergi (mis. dokter, ahli gizi)
C. Manajemen anafilaksis (I.02034)
Observasi :
Identifikasi kepatenan jalan nafas
Identifikasi tanda-tanda vital (mis. tekanan darah, frekuensi nadi dan napas, suhu tubuh)
Identifikasi alergen
Monitor tanda-tanda awal syok (mis. sesak napas, kejang, aritmia, hipotensi)
Monitor tanda-tanda hipervolemia akibat resusitasi berlebihan (terutama anak dan geriatri)
Monitor kejadian anafilaktik berulang
Terapeutik :
Berikan posisi nyaman (mis. telentang dengan kaki ditinggikan(
Pertahankan kepatenan jalan napas
Pasang infus NaCl 0,9% atau ringer laktat, sesuai kebutuhan
Berikan oksigen via masker 10-12 L/menit
Siapkan ruang HCU atau ICU jika perlu
Edukasi :
Anjurkan menyiapkan obat-obat alergi di rumah
Ajarkan mencegah kejadian anafilaktik
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian antihistamin, jika perlu
Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
Kolaborasi pemberian epinefrin atau adrenalin, jika perlu
D. Manajemen reaksi alergi (I.14520)
Observasi :
Identifikasi penyebab dan riwayat alergi (mis. obat, makanan, debu, udara, lateks, transfusi darah)
Monitor gejala dan tanda reaksi alergi (mis. muka merah, urtikaria, angioedema, batuk paroksismal, gelisah, dispnea, sianosis, wheezing atau syok)
Monitor selama 30 menit setelah pemberian agen farmakologis (mis. antibiotik)
Terapeutik :
Pasang gelang tanda alergi pada lengan
Hentikan paparan alergen
Berikan bantuan hidup dasar selama terjadi syok anafilaktik
Lakukan tes alergi
Edukasi :
Informasikan tentang alergi yang dialami
Ajarkan cara menghindari dan mencegah paparan alergen dari lingkungan atau lainnya
Ajarkan pertolongan pertama syok anafilaktik
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat-obatan anti alergi