Penampilan Peran Tidak Efektif

Kode Diagnosa: D.0125

cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala

Definisi

Pola perilaku yang berubah atau tidak sesuai dengan harapan, norma dan lingkungan

Kondisi Klinis Terkait

  1. Penyakit keganasan organ reproduksi

  2. Kondisi Kronisi

  3. Pembedahan mayor

  4. Penyalahgunaan zat

  5. Cedera medula spinalis

  6. Sindrom keletihan kronis

  7. Depresi mayor

Penyebab

  1. Harapan peran tidak realistis

  2. Hambatan fisik

  3. Harga diri rendah

  4. Perubahan citra tubuh

  5. Ketidakadekuatan sistem pendukung

  6. Stress Perubahan peran

  7. Faktor ekonomi

Tanda / Gejala

Subjektif

  1. Merasa bingung menjalankan peran

  2. Merasa peran tidak terpenuhi

  3. Merasa tidak puas dalam menjalankan peran

  4. Merasa Cemas


Objektif

  1. Konflik peran

  2. Adaptasi tidak adekuat

  3. Strategi koping tidak efektif

  4. Depresi

  5. Dukungan sosial kurang

  6. Kurang bertanggung jawab menjalankan peran

Tujuan
Perawatan

A. Penampilan Peran membaik (L.13119)

Kriteria Hasil :

  1. Verbalisasi harapan terpenuhi meningkat

  2. Verbalisasi kepuasan peran meningkat

  3. Verbalisasi harapan terpenuhi meningkat

  4. Verbalisasi kepuasan peran meningkat

  5. Adaptasi peran meningkat

  6. Strategi koping efektif meningkat

  7. Dukungan sosial meningkat

  8. Tanggung jawab peran meningkat

  9. Verbalisasi perasaan bingung menjalankan peran menurun

  10. Konflik peran menurun

  11. Verbalisasi perasaan cemas menurun

  12. Perilaku cemas menurun

  13. Afek depresi menurun


B. Fungsi Keluarga membaik (l13114)


Kriteria Hasil :

  1. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga meningkat

  2. Anggota keluarga saling mendukung meningkat

  3. Anggota keluarga menjalankan peran yang diharapkan meningkat

  4. Adaptasi terhadap masalah meningkat

  5. Adaptasi terhadap transisi perkembangan meningkat

  6. Pembagian tanggung jawab kepada setiap anggota keluarga meningkat

  7. Lingkungan mendukung anggota keluarga mengungkapkan perasaan meningkat

  8. Pelibatan anggota keluarga dalam penyelesaian masalah meningkat

  9. Verbalisasi komitmen terhadap keluarga meningkat

  10. Anggora keluarga terlibat dalam aktivitas komunitas meningkat

  11. Mempertahankan tradisi keluarga meningkat

Intervensi

A. Dukungan Penampilan Peran (I.13478)

Observasi :

  1. Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

  2. Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

  3. Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Terapeutik :

  1. Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan

  2. Fasilitas bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku

  3. Fasilitasi diskusi pwrubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

  4. Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu

  5. Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika perlu

  6. Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

Edukasi :

  1. Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

  2. Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau ketidakmampuan

  3. Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua

  4. Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

  5. Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien atau orang tua untuk memenuhi peran

Kolaborasi :

  1. Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru


B. Dukungan kelompok (I.09258)

Observasi :

  1. Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok

  2. Identifikasi kelompok memiliki masalah yang sama

  3. Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis. stigma, cemas, tidak aman)

  4. Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika perlu

Terapeutik :

  1. Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks

  2. Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama

  3. Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok dan terapis

  4. Mulai dengan percakapan ringan, berbagi informasi tentang diri masing-masing dan alasan terlibat dalam kelompok

  5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok

  6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok

  7. Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok

  8. Diskusikan penyelesaian masalah dalam kelompok

  9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distres akibat topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali

  10. Berikan kesempatan istirahat disetiap sesi untuk menfasilitasi percakapan individualdalam kelompok

  11. Berikan kesempatan saling mendukung dalam kelompok terkait masalah dan penyelesaian masalah

  12. Berikan kesempatan kelompok menyimpulkan masalah, penyelesaian masalah dan dukungan yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok

  13. Hindari percakapan ofensif, tidak sensitif, seksual atau humor yang tidak perlu/yidak pada tempatnya

  14. Sediakan media untuk kebutuhan berkomunikasi diluar kelompok (mis. email,telepon, sms,wa)

  15. Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir pertemuan

  16. Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati

Edukasi :

  1. Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat mendiskusikan masalah dan perasaan

  2. Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

  3. Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan cara santun

  4. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan dan kiritik

  5. Anjurkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu