Nyeri Kronis

Kode Diagnosa: D.0078

cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala

Definisi

Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat berlangsung lebih dari 3 bulan.

Kondisi Klinis Terkait

  1. Kondisi kronis (misal arthritis reumatoid)

  2. Infeksi

  3. Cedera medula spinalis

  4. Kondisi pasca trauma

  5. Tumor

Penyebab

  1. Kondisi muskuloskeletal kronis

  2. Kerusakan sistem saraf

  3. Penekanan saraf

  4. Infiltrasi tumor

  5. Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor

  6. Gangguan imunitas (misal neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)

  7. Gangguan fungsi metabolik

  8. Riwayat posisi kerja statis

  9. Peningkatan indeks massa tubuh

  10. Kondisi pasca trauma

  11. Tekanan emosional

  12. Riwayat penganiayaan (misal fisik, psikologis, seksual)

  13. Riwayat penyalahgunaan obat / zat

Tanda / Gejala

Subjektif

  1. Mengeluh nyeri

  2. Merasa depresi (tertekan)

  3. Merasa takut mengalami cedera berulang


Objektif

  1. Tampak meringis

  2. Gelisah

  3. Tidak mampu menuntaskan aktivitas

  4. Bersikap protektif (misal posisi menghindari nyeri)

  5. Waspada

  6. Pola tidur berubah

  7. Anoreksia

  8. Fokus menyempit

  9. Berfokus pada diri sendiri

Tujuan
Perawatan

A. Tingkat Nyeri Menurun (L.08066)


Kriteria Hasil :

  1. Kemampuan menuntaskan aktivitas Meningkat

  2. Keluhan Nyeri Menurun

  3. Meringis Menurun

  4. Sikap protektif Menurun

  5. Gelisah Menurun

  6. Kesulitan tidur Menurun

  7. Menarik Diri Menurun

  8. Berfokus pada diri sendiri menurun

  9. Diaforesis menurun

  10. Perasaan depresi (tertekan) menurun

  11. Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun

  12. Anoreksia menurun

  13. Perineum terasa tertekan menurun

  14. Uterus teraba membulat menurun

  15. Ketegangan otot menurun

  16. Pupil dilatasi menurun

  17. Muntah menurun

  18. Mual menurun

  19. Frekuensi nadi membaik

  20. Pola napas membaik

  21. Tekanan darah membaik

  22. Proses berpikir membaik

  23. Fokus membaik

  24. Fungsi berkemih membaik

  25. Perilaku membaik

  26. Nafsu makan membaik

  27. Pola tidur membaik



B. Kontrol Nyeri Meningkat (L08063)

Kriteria Hasil :

  1. Melaporkan nyeri terkontrol Meningkat

  2. Kemampuan mengenali onset nyeri Meningkat

  3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri Meningkat

  4. Kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis Meningkat

  5. Dukungan orang terdekat Meningkat

  6. Keluhan Nyeri Menurun

  7. Keluhan nyeri Menurun

  8. Penggunaan Analgesik Menurun



C. Kontrol Gejala Meningkat (L.14127)


Kriteria Hasil

  1. Kemampuan memonitor munculnya gejala secara mandiri meningkat

  2. Kemampuan memonitor lama bertahannya gejala meningkat

  3. Kemampuan memonitor keparahan gejala meningkat

  4. Kemampuan memonitor frekuensi gejala meningkat

  5. Kemampuan memonitor variasi gejala meningkat

  6. Kemampuan melakukan tindakan pencegahan meningkat

  7. Kemampuan melakukan tindakan untuk mengurangi gejala meningkat

  8. Kemampuan mendapatkan perawatan kesehatan saat gejala bahaya muncul meningkat

  9. Kemampuan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia meningkat

  10. Kemampuan mencatat hasil pemanauan gejala meningkat

  11. Kemampuan melaporkan gejala meningkat



D. Mobilitas Fisik Meningkat (L.05042)


Kriteria Hasil :

  1. Pergerakan ektremitas Meningkat

  2. Kekuatan otot Meningkat

  3. Rentang gerak (ROM) Meningkat

  4. Gerakan tidak terkoordinasi Menurun

  5. Kecemasan Menurun

  6. Kaku Sendi Menurun

  7. Nyeri Menurun

  8. Gerakan terbatas Menurun

  9. Kelemahan Fisik Menurun



E. Status Kenyamanan Meningkat (L.08064)

Kriteria Hasil :

  1. Kesejahteraan fisik Meningkat

  2. Kebebasan melakukan ibadah Meningkat

  3. Dukungan sosial dari keluarga Meningkat

  4. Dukungan sosial dari teman Meningkat

  5. Perawatan sesuai keyakinan budaya Meningkat

  6. Perawatan sesuai kebutuhan Meningkat

  7. Kesejahteraan psikologis Meningkat

  8. Rileks Meningkat

  9. Keluhan tidak nyaman Menurun

  10. Gelisah Menurun

  11. Kebisingan Menurun

  12. Keluhan sulit tidur Menurun

  13. Keluhan kedinginan Menurun

  14. Keluhan kepanasan Menurun

  15. Gatal Menurun

  16. Mual Menurun

  17. Lelah Menurun

  18. Merintih Menurun

  19. Menangis Menurun

  20. Iritabilitas Menurun

  21. Menyalahkan diri sendiri Menurun

  22. Konfusi Menurun

  23. Konsumsi Alkohol Menurun

  24. Penggunaan zat Menurun

  25. Memori masa lalu Membaik

  26. Pola elminasi Membaik

  27. Postur Tubuh Membaik

  28. Kewaspadaan Membaik

  29. Pola Hidup Membaik

  30. Pola Tidur Membaik



F. Pola Tidur Membaik (L.05045)


Kriteria Hasil :

  1. Kemampuan Beraktivitas Meningkat

  2. Keluhan sulit tidur Menurun

  3. Keluhan sering terjaga Menurun

  4. Keluhan tidak puas tidur Menurun

  5. Keluhan pola tidur berubah Menurun

  6. Keluhan Istirahat tidak cukup Menurun



G. Tingkat Agitasi Menurun (L.09092)


Kriteria Hasil

  1. Gelisah menurun

  2. Frustasi menurun

  3. Sifat lekas marah menurun

  4. Tidak mampu menahan diri menurun

  5. Mondar-mandir menurun

  6. Pergerakan berulang menurun

  7. Ketidakmampuan untuk tetap duduk menurun

  8. Menolak bantuan menurun

  9. Memukul menurun

  10. Menendang menurun

  11. Melempar menurun

  12. Meludah menurun

  13. Menggigit menurun

  14. Memaki menurun

  15. Ungkapan yang tidak tepat menurun

  16. Isyarat tidak pantas menurun

  17. Emosi membaik

  18. Status hidrasi membaik

  19. Tekanan darah membaik

  20. Nadi radial membaik

  21. Tidur membaik

Intervensi

A. Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi

  1. Identifikasi lokasi, karakterisik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

  2. Identifikasi skala nyeri

  3. Identifikasi respons nyeri non verbal

  4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

  5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

  6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri

  7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

  8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan

  9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

  1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misal hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres dingin/hangat, terapi bermain)

  2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misal suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)

  3. Fasilitasi istirahat dan tidur

  4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

  1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

  2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

  3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

  4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

  1. Kolaborasi penggunaan analgetik bila perlu


B. Perawatan Kenyamanan (I.08245)

Observasi

  1. Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (misal mual, nyeri, gatal, sesak)

  2. Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi dan perasaannya

  3. Identifikasi masalah emosional dan spiritual

Terapeutik

  1. Berikan posisi yang nyaman

  2. Berikan kompres dingin atau hangat

  3. Ciptakan lingkungan yang nyaman

  4. Berikan pemijatan

  5. Berikan terapi akupresur

  6. Berikan terapi hipnosis

  7. Dukung keluarga dan pengasuh terlibat dalam terapi/ pengobatan

  8. Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/ pengobatan yang diinginkan

Edukasi

  1. Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

  2. Ajarkan terapi relaksasi

  3. Ajarkan latihan pernapasan

  4. Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing


C. Terapi Relaksasi (I.09326)

Observasi

  1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif

  2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif

  3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya

  4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan

  5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi

Terapeutik

  1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman

  2. Beri informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi

  3. Gunakan pakaian longgar

  4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama

  5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain jika sesuai

Edukasi

  1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis relaksasi yang tersedia (misal musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progresif)

  2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilh

  3. Anjurkan mengambil posisi nyaman

  4. Anjurkan sering mengulang atau melatih teknik yang dipilih

  5. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (minapas dalam, peregangan atau imahinasi terbimbing)


D. Pemberian Analgesik (I.08242)

Observasi

  1. Identifikasi karakteristik nyeri (misal Pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)

  2. Identifikasi riwayat alergi obat

  3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (misal Narkotika, non-narkotik, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri

  4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik

  5. Monitor efektivitas analgesik

Terapeutik

  1. Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu

  2. Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau bolus apoioid untuk mempertahankan kadar dalam serum

  3. Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respon pasien

  4. Dokumentasikan respon terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan

Edukasi

  1. Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi

  1. Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi


E. Teknik Imajinasi Terbimbing (I.08247)

Observasi

  1. Identifikasi masalah yang dialami

  2. Monitor respons perubahan emosional

Terapeutik

  1. Sediakan ruangan yang tenang dan nyaman

Edukasi

  1. Anjurkan membayangkan suatu tempat yang sangat menyenangkan yang pernah atau yang ingin dikunjungi (misal gunung, pantai)

  2. Anjurkan membayangkan mengunjungi tempat yang dikunjungi berada dalam kondisi yang sehat, bersama dengan orang yang dikasihi atau dicintai dalam suasana yang nyaman


F. Terapi Pemijatan (I.08251)

Observasi

  1. Identifikasi kontraindikasi terapi pemijatan (misal penurunan trombosit, gangguan integritas kulit, deep vein thrombosis, area lesi, kemerahan atau radang, tumor, dan hiperensitivitas terhadap sentuhan

  2. Identifikasi kesediaan dan penerimaan dilakukan pemijatan

  3. Monitor respons terhadap pemijatan

Terapeutik

  1. Tetapkan jangka waktu untuk pemijatan

  2. Pilih area tubuh yang akan dipijat

  3. Cuci tangan dengan air hangat

  4. Siapkan lingkungan yang hangat, nyaman dan privasi

  5. Buka area yang akan dipijat, sesuai kebutuhan

  6. Tutup area yang tidak terpajan (misal dengan selimut, seprai, handuk mandi)

  7. Gunakan lotion atau minyak untuk mengurangi gesekan (perhatikan kontraindikasi penggunaan lotion atau minyak tertentu pada tiap individu)

  8. Lakukan pemijatan secara perlahan

  9. Lakukan pemijatan dengan teknik yang tepat

Edukasi

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur terapi

  2. Anjurkan rileks selama pemijatan

  3. Anjurkan beristirahat setelah dilakukan pemijatan


G. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) (I.06211)

Observasi

  1. Identifikasi area stimulasi

  2. Monitor iritasi kulit di lokasi elektroda setiap 12 jam

Terapeutik

  1. Pastikan baterai peralatan TENS penuh

  2. Hindari penggunaan TENS pada pasien dengan alat pacu jantung

  3. Gunakan elektroda sekali pakai

  4. Pasangkan kabel ke elektroda dan unit TENS tersambung dengan baik

  5. Tentukan dan atur amplitudo terapeutik, laju dan lebar nadi

  6. Hentikan penggunaan jika tidak dapat ditoleransi

  7. Sesuaikan tempat dan lokasi untuk mencapai respon yang diinginkan

Edukasi

  1. Jelaskan prosedur TENS pada pasien dan keluarga

  2. Informasikan sensasi yang akan dirasakan saat unit TENS diaktifkan


H. Terapi Relaksasi Otot Progresif (I.05187)

Observasi

  1. Identifikasi tempat yang tenang dan nyaman

  2. Monitor secara berkala untuk memastikan otot rileks

  3. Monitor adanya indikator tidak rileks (miadanya gerakan, pernapasan yang berat)

Terapeutik

  1. Atur lingkungan agar tidak ada gangguan saat terapi

  2. Berikan posisi bersandar pada kursi atau posisi lainnya yang nyaman

  3. Hentikan sesi relaksasi secara bertahap

  4. Beri waktu mengungkapkan perasaan tentang terapi

Edukasi

  1. Anjurkan memakai pakaian yang nyaman dan tidak sempit

  2. Anjurkan melakukan relaksasi otot rahang

  3. Anjurkan menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, kemudian anjurkan untuk merilekskan otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali

  4. Anjurkan menegangkan otot kaki selama tidak lebih dari 5 detik untuk menghindari kram

  5. Anjurkan fokus pada sensasi otot yang menegang

  6. Anjurkan fokus pada sensasi otot yang rileks

  7. Anjurkan bernapas dalam dan perlahan

  8. Anjurkan berlatih di antara sesi reguler dengan perawat


I. Kompres Dingin (I.08234)

Observasi

  1. Identifikasi kontraindikasi kompres dingin (misal penurunan sensasi, penurunan sirkulasi)

  2. Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres dingin

  3. Periksa suhu alat kompres

  4. Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit pertama

Terapeutik

  1. Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (misal kantong plastik tahan air, kemasan gel beku, kain atau handuk)

  2. Pilih lokasi kompres

  3. Balut alat kompres dingin dengan kain pelindung, jika perlu

  4. Lakukan kompres dingin pada daerah yang cedera

  5. Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi

Edukasi

  1. Jelaskan prosedur penggunaan kompres dingin

  2. Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan sebelumnya

  3. Ajarkan cara menghindari keusakan jaringan akibat dingin


J. Kompres Panas (I.08235)

Observasi

  1. Identifikasi kontraindikasi kompres panas (misal penurunan sensasi, penurunan sirkulasi)

  2. Identifikasi kondisi kulit yang akan dilakukan kompres panas

  3. Periksa suhu alat kompres

  4. Monitor iritasi kulit atau kerusakan jaringan selama 5 menit pertama

Terapeutik

  1. Pilih metode kompres yang nyaman dan mudah didapat (misal kantong plastik tahan air, botol air panas, bantalan pemanas listrik)

  2. Pilih lokasi kompres

  3. Balut alat kompres panas dengan kain pelindung, jika perlu

  4. Lakukan kompres panas pada daerah yang cedera

  5. Hindari penggunaan kompres pada jaringan yang terpapar terapi radiasi

Edukasi

  1. Jelaskan prosedur penggunaan kompres panas

  2. Anjurkan tidak menyesuaikan pengaturan suhu secara mandiri tanpa pemberitahuan sebelumnya

  3. Ajarkan cara menghindari kerusakan jaringan akibat panas


K. Promosi Koping (I.09312)

Observasi

  1. Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

  2. Identifikasi kemampuan yang dimiliki

  3. Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

  4. Identifikasi pemahaman proses penyakit

  5. Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

  6. Identifikasi metode penyelesaian masalah

  7. Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik

  1. Diskusikan perubahan peran yang dialami

  2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

  3. Diskusikan alsan mengkritik diri sendiri

  4. Diskusikan untukmengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku sendiri

  5. Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

  6. Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

  7. Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang digunakan

  8. Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan

  9. Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

  10. Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

  11. Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

  12. Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

  13. Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

  14. Dampingi saat berduka (misal penyakit kronis, kecacatan)

  15. Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami pengalaman sama

  16. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

  17. Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam

Edukasi

  1. Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

  2. Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

  3. Anjurkan keluarga terlibat

  4. Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

  5. Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

  6. Latih penggunaan tehnik relaksasi

  7. Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

  8. Latih mengembangkan penilaian objektif