Inkontinensia Urin Refleks
Kode Diagnosa: D.0045
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Pengeluaran urin yang tidak terkendali pada saat volume kandung kemih tertentu tercapai.
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
Cedera/tumor/infeksi medula spinalis
Cystitis
Pembedahan pelvis
Sklerosis multipel
Kanker kandung kemih atau pelvis
Penyakit Parkinson
Demensia
Penyebab
Kerusakan konduksi impuls di atas arkus refleks
Kerusakan jaringan (misal terapi radiasi)
Tanda / Gejala
Subjektif
Tidak mengalami sensasi berkemih
Dribbling
Sering buang air kecil
Hesitancy
Nokturia
Enuresis
Objektif
Volume residu urin meningkat
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Kontinensia Urine Membaik (L.04036)
Kriteria Hasil :
Kemampuan mengontrol pengeluaran urine Meningkat
Nokturia Menurun
Residu volume urine setelah berkemih Menurun
Distensi kandung kemih Menurun
Dribbling Menurun
Hesitancy Menurun
Enuresis menurun
Verbalisasi pengeluaran urine tidak tuntas menurun
Kemampuan menunda pengeluaran urine Membaik
Frekuensi berkemih membaik
Sensasi berkemih membaik
Intervensi
A. Kateterisasi Urine (1.04148)
Observasi :
Periksa kondisi pasien (misal kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)
Terapeutik :
Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan supine (untuk laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl atau aquades
Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik
Sambungkan kateter urin dengan urine bag
Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik
Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter
B. Perawatan Inkontinensia Urine (1.04163)
Observasi :
Identifikasi penyebab inkontinensia urine (misal disfungsi neurologis, gangguan medula spinalis, gangguang refleks destrusor, obat-obatan, usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)
Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
Monitor kebiasaan BAK
Terapeutik :
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
Edukasi :
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine
Anjurkan minum minimal 1500 cc/hari, jika tidak kontraindikasi
Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat
Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi :
Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu