Inkontinensia Urin Berlebih

Kode Diagnosa: D.0043

cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala

Definisi

Kehilangan urin yang tidak terkendali akibat overdistensi kandung kemih

Kondisi Klinis
Terkait

  1. Asma

  2. Alergi

  3. Penyakit neurologi: cedera/tumor/infeksi medula spinalis

  4. Cedera kepala

  5. Sklerosis multipel

  6. Dimielinisasi saraf

  7. Neuropati diabetikum

  8. Neuropati alkohol

  9. Striktura uretra/leher kandung kemih

  10. Pembesaran prostat

  11. Pembengkakan perineal

Penyebab

  1. Blok spingter

  2. Kerusakan atau ketidakadekuatan jalur aferen

  3. Obstruksi jalan keluar urin (miimpaksi fekal, efek agen farmakologis)

  4. Ketidakadekuatan detrusor (mipada kondisi stres atau tidak nyaman, deconditioned voiding)

Tanda / Gejala

Subjektif

  1. Residu volume urin setelah berkemih atau keluhan kebocoran sedikit urin

  2. Nokturia


Objektif

  1. Kandung kemih distensi (bukan berhubungan dengan penyebab reversibel akut) atau kandung kemih distensi dengan sering, sedikit berkemih atau dribbling

  2. Residu urin 100 ml atau lebih

Tujuan
Perawatan

A. Kontinensia Urine Membaik (L.04036)

Kriteria Hasil :

  1. Kemampuan mengontrol pengeluaran urin Meningkat

  2. Nokturia Menurun

  3. Residu volume urin setelah berkemih Menurun

  4. Distensi kandung kemih Menurun

  5. Dribbling Menurun

  6. Hesitancy Menurun

  7. Enuresis menurun

  8. Verbalisasi pengeluaran urin tidak tuntas menurun

  9. Kemampuan menunda pengeluaran urin Membaik

  10. Frekuensi berkemih membaik

  11. Sensasi berkemih membaik

Intervensi

A. Kateterisasi Urine (1.04148)

Observasi :

  1. Periksa kondisi pasien (misal kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)

Terapeutik :

  1. Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan

  2. Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan supine (untuk laki-laki)

  3. Pasang sarung tangan

  4. Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl atau aquades

  5. Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik

  6. Sambungkan kateter urin dengan urine bag

  7. Isi balon dengan NaCl 0,9% sesuai anjuran pabrik

  8. Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha

  9. Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih

  10. Berikan label waktu pemasangan

Edukasi :

  1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine

  2. Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter

B. Perawatan Inkontinensia Urine (1.04163)

Observasi :

  1. Identifikasi penyebab inkontinensia urine (misal disfungsi neurologis, gangguan medula spinalis, gangguang refleks destrusor, obat-obatan, usia, riwayat operasi, gangguan fungsi kognitif)

  2. Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang dialaminya

  3. Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih

  4. Monitor kebiasaan BAK

Terapeutik :

  1. Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin

  2. Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia

  3. Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretik

  4. Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur

Edukasi :

  1. Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine

  2. Jelaskan program penanganan inkontinensia urine

  3. Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih

  4. Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur

  5. Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine

  6. Anjurkan minum minimal 1500 cc/hari, jika tidak kontraindikasi

  7. Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat

  8. Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi

Kolaborasi :

  1. Rujuk ke ahli inkontinensia, jika perlu