Inkontinensia Fekal
Kode Diagnosa: D.0041
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai dengan pengeluaran feses secara involunter (tidak disadari).
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
Spina bifida
Atresia ani
Penyakit Hirschsprung
Penyebab
Kerusakan susunan saraf motorik bawah
Penurunan tonus otot
Gangguan kogntif
Penyalahgunaan laksatif
Kehilangan fungsi pengendalian sfingter rektum
Pascaoperasi pullthrough dan penutupan kolosomi
Ketidakmampuan mencapai kamar kecil
Diare kronis
Stres berlebihan
Tanda / Gejala
Subjektif
Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses
Tidak mampu menunda defekasi
Objektif
Feses keluar sedikit-sedikit dan sering
Bau feses
Kulit perianal kemerahan
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Kontinensia Fekal Membaik (L.04035)
Kriteria Hasil :
Kemampuan mengontrol pengeluaran feses Meningkat
Penggunaan laksatif menurun
Penggunaan enema menurun
Kemampuan menunda pengeluaran feses membaik
Frekuensi BAK membaik
Kondisi kulit perianal membaik
Intervensi
A. Latihan Eliminasi Fekal (1.04150)
Observasi :
Monitor peristaltik usus secara teratur
Terapeutik :
Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar
Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningkatkan proses defekasi
Gunakan enema rendah, jika perlu
Anjurkan dilatasi rektal digital, jika perlu
Ubah program latihan elimanisi fekal, jika perlu
Edukasi :
Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu, sesuai program atau hasil konsultasi
Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan
Anjurkan olah raga sesuai toleransi
Kolaborasi :
Kolaborasi penggunaan supositoria, jika perlu
B. Perawatan Inkontinensia Fekal (1.04162)
Observasi :
Identifikasi penyebab inkontinensia fekal baik fisik maupun psikologis (misal gangguan saraf motorik bawah, penurunan tonus otot, gangguan sfingter rektum, diare kronis, gangguan kognitif, stress berlebihan)
Identifikasi perubahan frekuensi defekasi dan konsistensi feses
Monitor kondisi kulit perianal
Monitor keadekuatan evakuasi feses
Monitor diet dan kebutuhan cairan
Monitor efek samping pemberian obat
Terapeutik :
Bersihkan daerah perianal dengan sabun dan air
Jaga kebersihan tempat tidur dan pakaian
Laksanakan program latihan usus (bowel training), jika perlu
Jadwalkan BAB di tempat tidur, jika perlu
Berikan celana pelindung/pembalut/popok, sesuai kebutuhan
Hindari makanan yang menyebabkan diare
Edukasi :
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia fekal
Anjurkan mencatat karakteristik feses
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat diare (misal loperamide, atropin)