Hipotermia Pada Bayi

Kode Diagnosa:

Definsi


Hipotermia yaitu dimana suhu tubuh berada dibawah rentang normal tubuh. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 35OC, bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Suhu normal pada neonatus berkisar antara 36OC–3,5OC pada suhu ketiak. Adapun suhu normal bayi adalah 36,5OC–37,5OC(suhu ketiak).


Kondisi Klinis Terkait

Jika suhu bayi turun di bawah 36,5OC, ini akan menjadi tanda hipotermia pada bayi.

Suhu tubuh yang rendah pada bayi bisa berbahaya, dan meskipun jarang, dapat menyebabkan kematian.


Penyebab

Berikut adalah beberapa penyebab hipotermia pada bayi:

  1. Faktor lingkungan

Suhu udara yang rendah dan tubuh bayi tidak terbungkus dengan nyaman dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh.

  1. Hipoglikemia

Hipoglikemia juga dapat menyebabkan hipotermia pada bayi. Ini adalah kondisi di mana kadar gula darah atau glukosa dalam tubuh rendah. Bayi bisa menjadi hipoglikemik saat lahir atau setelahnya.

  1. Infeksi

Dalam beberapa kasus, hipotermia bisa menjadi gejala infeksi parah pada bayi. Dua infeksi tersebut adalah meningitis dan sepsis neonatal.

  1. Gangguan metabolisme

Beberapa gangguan metabolisme langka seperti defisiensi asam L-amino dekarboksilase aromatik, penyakit Menkes, dan defisiensi Koenzim Q10 juga dapat menyebabkan penurunan suhu tubuh pada bayi. Ini jarang terjadi dan dapat menyebabkan kelesuan, kesulitan makan, kejang, dan tonus otot yang lemah.


Tujuan
Perawatan

  1. Mengidentifikasi hipotermia pada Bayi Baru Lahir (BBL) sebelum dan setelah dilakukan bonding pada Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

  2. Mengidentifikasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk mencegah hipotermia pada Bayi Baru Lahir (BBL).

  3. Menganalisis perbedaan dari 2 pasien kelolaan yang diberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk mencegah hipotermia

  4. Menganalisis pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk mencegah hipotermia pada Bayi Baru Lahir (BBL)

Tanda/Gejala


Sangat penting untuk mendeteksi tanda-tanda hipotermia pada bayi sejak dini.

  1. Kaki menjadi dingin sebelum badan menjadi dingin,

  2. lemas atau ketidakmampuan mengisap saat menyusui,

  3. reaktivitas lamban dan lambat terhadap rangsangan,

  4. tangisan yang lemah dan pendek.

Di luar tahap ini, bayi berisiko mengalami cedera dingin, yang ditandai dengan kelesuan; pernapasan lambat, dangkal, dan tidak teratur; detak jantung lambat, gula darah rendah; dan asidosis metabolik.

Gejala hipotermia parah lainnya termasuk kemerahan pada wajah dan ekstremitas, sianosis sentral, dan pengerasan kulit di punggung dan tungkai. Gejala ini berisiko dan memerlukan perhatian medis.

Intervensi

Saat terjadi hipotermia pada bayi, penggunaan oksigen akan meningkat 10 persen agar menghasilkan lebih banyak kehangatan tubuh.

Peningkatan itu akan memberi tekanan besar pada tubuh mungil Si Kecil.

Dalam beberapa kasus, suhu tubuh yang rendah bahkan dapat menyebabkan kematian, meskipun ini sangat jarang terjadi.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengukur suhu tubuhnya. Suhu rektal mungkin lebih akurat, tetapi jika Moms tidak memiliki termometer rektal, pakai termometer aksila pun tidak megapa.

Dilansir dari Stanford Children's Health, jangan biarkan kulit Si Kecil basah. Gunakan selimut hangat untuk mengeringkan bayi dan lakukan skin to skin contact.

Bisa juga tambahkan kehangatan dengan lampu atau bed warmer.

"Apabila bayi basah, maka harus dikeringkan dengan segera, lalu dibungkus dengan handuk yang hangat dan kering. Jangan lupa untuk mengeringkan bagian kepala bayi. Lakukan kontak kulit ke kulit dengan orang tua sambil diselimut dan menyusui, karena bayi memerlukan energi untuk memproduksi panas," jelas Dr. Rosary memberikan intruksi.

Referesni

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4599/3/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf