Gangguan Ventilasi Spontan
Kode Diagnosa: D.0004
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Penurunan cadangan energi yang mengakibatkan individu tidak mampu bernapas secara adekuat
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Cedera kepala
Asma
Gagal napas
Bedah Jantung
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Prematuritas Persistent pulmonary hypertension of Newborn (PPHN)
Infeksi saluran napas
Penyebab
Gangguan metabolisme
Kelelahan otot pernapasan
Tanda / Gejala
Subjektif
Dispneu
Objektif
Penggunaan otot bantu napas meningkat
Volume tidak menurun
PCO2 meningkat
PO2 menurun
SaO2 Menurun
Gelisah
Takikardi
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Ventilasi Spontan: Meningkat (L.01007)
Kriteria Hasil:
Dispneu Menurun
Penggunaan otot bantu napas Menurun
Takikardia Menurun
Gelisah Menurun
Volume tidal Membaik
PCO2 Membaik
PO2 Membaik
B. Keseimbangan Asam Basa: Meningkat (L.02009)
Kriteria Hasil:
Tingkat kesadaran Meningkat
Istirahat Meningkat
Mual Menurun
Kram otot Menurun
Kelemahan otot Menurun
Frekuensi napas membaik
Irama napas Membaik
pH Membaik
Kadar CO2 Membaik
Kadar bikarbonat Membaik
Kadar fosfat Membaik
Kadar natrium Membaik
Kadar protein Membaik
Kadar hemoglobin Membaik
Intervensi
A. Dukungan Ventilasi (I.01002)
Observasi :
Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernapasan
Monitor status respirasi dan oksigenasi (misal: frekuensi dan kedalaman napas, penggunaan otot bantu napas, bunyi napas tambahan, saturasi oksigen)
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas
Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
Fasilitas mengubah posisi senyaman mungkin
Gunakan bag-valve mask, jika perlu.
Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misal nasal kanul, masker wajah, masker rebreathing atau non rebreathing)
Edukasi :
Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas dalam
Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian bronkhodilator, jika perlu
B. Pemantauan Respirasi (I. 01014)
Observasi:
Monitor Frekuensi, Irama, kedalaman dan Upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipneu, takipneu, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-stokes, Biot, Ataksik).
Monitor kemampuan batuk efektif
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor hasil AGD
Monitor hasil X-ray thorax.
Terapeutik:
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
C. Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
Observasi:
Periksa indikasi ventilator mekanik (misal: Kelelahan otot napas, disfungsi neurologis, asidosis respiratorik)
Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (misal: Bunyi paru, X-ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2, respon subyektif pasien)
Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
Monitor efek negatif ventilator (misal: Deviasi trakea, barotrauma, volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan pernapasan (misal: Peningkatan denyut jantung, atau pernapasan, peningkatan tekanan darah, diaforesis, perubahan status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen (misal: Demam, mengiggil, kejang dan nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral , nasal, trakea dan laring
Terapeutik:
Atur posisi kepala 45-60 derajat untuk mencegah aspirasi.
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol.
Siapkan bag-valve mask di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin berikan media untuk berkomunikasi (misal: Kertas, pulpen)
Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi:
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misal: Kontrol volume, kontrol tekanan atau gabungan)
Kolaborasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif, analgesik, sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi alveolus
D. Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi:
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (migurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna aroma)
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen jika perlu
Berikan asupan cairan yang adekuat
Edukasi:
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
E. Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
Observasi:
Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah mengubah posisi
Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 Jam
Monitor kulit area stoma trakeostomi (misal: Kemerahan, drainase, perdarahan)
Terapeutik:
Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
Pasang orophariangeal airway (OPA) untuk mencegah ETT tergigit
Cegah ETT Tergigit (kinking)
Berikan pre-oksigenasi (bagging atau ventilasi mekanik) 1.5 kali volume tidal.
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik, jika diperlukan (bukan secara berkala/rutin)
Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan) setiap 24 jam
Lakukan perawatan mulut (misal: dengan sikat gigi, kasa, pelembap bibir)
Lakukan perawatan stoma trakeostomi.
Edukasi:
Jelaskan pasien dan/atau keluarga tujuan dan prosedur pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi:
Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan
F. Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
Observasi:
Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
Auskultasi suara napas sebelum dan setelah dilakukan penghisapan
Monitor status oksigenasi (SaO2 dan SvO2), status neurologis (status mental, tekanan intrakranial, tekanan perfusi serebral) dan status hemodinamik (MAP dan irama jantung) sebelum, selama dan setelah tindakan
Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi sekret
Terapeutik:
Gunakan teknik aseptik (misal: Gunakan sarung tangan, kaca mata atau masker, jika perlu)
Gunakan prosedural steril dan disposibel
Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak lebih dari setengah diameter ETT lakukan penghisapan mulut, nasofaring, trakea dan/atau endotracheal tube (ETT)
Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30 detik sebelum dan setelah tindakan
Lakukan penghisapan lebih dari 15 detik
Pengisapan ETT dengan tekanan darah (80-120mmHg)
Lakukan penghisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan invasif
Hentikan, pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami kondisi kondisi seperti bradikardi, penurunan saturasi.
Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika perlu.
Edukasi:
Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan penghisapan di nasothacehal
Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama insersi kateter suction