Gangguan Interaksi Sosial

Kode Diagnosa: D.0118

cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala

Definisi

Kuantitas dan/atau kualitas hubungan sosial yang kurang atau berlebih

Kondisi Klinis Terkait

  1. Retardasi mental

  2. Gangguan autistik

  3. Attention Deficit/Hiperactivity Disorder (ADHD)

  4. Gangguan perilaku

  5. Oppositional defiant disorder

  6. Gangguan Tourette

  7. Gangguan Kecemasan perpisahan

  8. Sindrom down

Penyebab

  1. Defisiensi bicara

  2. Hambatan perkembangan/maturasi

  3. Ketiadaan orang terdekat

  4. Perubahan neurologis (mis. Kelahiran prematur, distres fetal, persalinan cepat atau persalinan lama)

  5. Disfungsi sistem keluarga

  6. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan

  7. Penganiayaan atau pengabaian anak

  8. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan

  9. Model peran negatif

  10. Impulsif

  11. Perilaku menentang

  12. Perilaku agresif

  13. Keengganan berpisah dengan orang dekat.

Tanda / Gejala

Subjektif

  1. Merasa tidak nyaman dengan situasi sosial

  2. Merasa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan

  3. Sulit mengungkapkan kasih sayang


Objektif

  1. Kurang responsif atau tertarik pada orang lain

  2. Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik

  3. Gejala cemas berat

  4. Kontak mata kurang

  5. Ekspresi wajah tidak responsif

  6. Tidak kooperatif dalam bermain dan berteman dengan sebaya

  7. Perilaku tidak sesuai usia

Tujuan
Perawatan

A. Interaksi Sosial: Meningkat (L.13115)


Kriteria Hasil:

  1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial meningkat

  2. Perasaan mudah menerima atau mengkomunikasikan perasaan meningkat

  3. Responsif pada orang lain meningkat

  4. Perasaan tertarik pada orang lain meningkat

  5. Minat melakukan kontak emosi meningkat

  6. Minat melakukan kontak fisik meningkat

  7. Pengverbalisasi kasih sayang meningkat

  8. Kontak mata meningkat

  9. Ekspresi wajah responsif meningkat

  10. Kooperatif dalam bermain dengan sebaya meningkat

  11. Kooperatif dengan teman sebaya meningkat

  12. Perilaku sesuai usia meningkat

  13. Gejala cemas menurun


B. Keterlibatan Sosial: Meningkat (L.13116)


Kriteria Hasil:

  1. Minat interaksi Meningkat

  2. Verbalisasi tujuan yang jelas Meningkat

  3. Minat terhadap aktivitas Meningkat

  4. Verbalisasi isolasi Menurun

  5. Verbalisasi ketidakamanan di tempat umum Menurun

  6. Perilaku menarik diri Menurun

  7. Verbalisasi perasaan berbeda dengan orang lain Menurun

  8. Verbalisasi preokupasi dengan pikiran sendiri Menurun

  9. Afek murung/sedih Menurun

  10. Perilaku bermusuhan Menurun

  11. Perilaku sesuai dengan harapan orang lain Membaik

  12. Perilaku bertujuan Membaik

  13. Kontak mata Membaik

  14. Tugas perkembangan sesuai usia Membaik

Intervensi

A. Modifikasi Perilaku : Keterampilan Sosial (I.13484)

Observasi:

  1. Identifikasi penyebab kurangnya ketrampilan sosial

  2. Identifikasi fokus pelatihan ketrampilan sosial

TerapeutiK:

  1. Motivasi untuk berlatih ketrampilan sosial

  2. Beri umpan balik positif (mis. pujian atau penghargaan) terhadap kemampuan sosialisasi

  3. Libatkan keluarga selama latihan ketrampilan sosial, jika perlu

Edukasi:

  1. Jelaskan tujuan melatih ketrampilan sosial

  2. Jelaskan respons dan konsekuensi ketrampilan sosial

  3. Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami

  4. Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi

  5. Edukasi keluarga untuk dukungan ketrampilan sosial

  6. Latih ketrampilan sosial secara bertahap


B. Promosi Sosialisasi (I.13498)

Observasi

  1. Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain

  2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain

Terapeutik

  1. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan

  2. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan

  3. Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok

  4. Motivasi berinteraksi di luar lingkungan (mis. jalan-jalan, ke toko buku)

  5. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam berkomunikasi dengan orang lain

  6. Diskusikan perencanaan kegiatan di masa depan

  7. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri

  8. Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan kemampuan

Edukasi

  1. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap

  2. Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan

  3. Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain

  4. Anjurkan meningkatkan kejujuran diri dan menghormati hak orang lain

  5. Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. Kacamata dan alat bantu dengar)

  6. Anjurkan membuat perencanaan kelompok kecil untuk kegiatan khusus

  7. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi

  8. Latih mengekspresikan marah dengan tepat


C. Promosi Dukungan Sosial (I.13489)

Observasi

  1. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dalam menjalin hubungan

Terapeutik

  1. Pertahankan kesabaran dan kejujuran dalam mengembangkan hubungan

  2. Berikan umpan balik positif terhadap aktivitas yang dilakukan

  3. Motivasi berpartisipasi dalam kegiatan individu, kelompok dan sosial

  4. Motivasi untuk mempertahankan komunikasi verbal

  5. Motivasi melakukan aktivitas di luar dan lingkungan baru (mis. Jalan-jalan, berbelanja)

  6. Diskusikan perencanaan kegiatan yang akan datang

Edukasi

  1. Anjurkan interaksi dengan orang lain yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

  2. Anjurkan penggunaan alat bantu (mis. Keamanan dan alat bantu dengar)

  3. Anjurkan berbagi masalah dengan orang lain

  4. Anjurkan untuk menghormati hak orang lain

  5. Anjurkan mengekspresikan kemarahan secara tepat

  6. Anjurkan perencanaan kegiatan khusus

  7. Latih peningkatan kemampuan yang dimiliki.

  8. Latih permainan peran dalam ketrampilan komunikasi

Kolaborasi

  1. Rujuk ke kelompok keterampilan, jika perlu.

D. Dukungan Kelompok (I.09258)

Observasi

  1. Identifikasi masalah yang sebenarnya dialami kelompok

  2. Identifikasi kelompok memiliki masalah yang sama

  3. Identifikasi hambatan menghadiri sesi kelompok (mis. Stigma, cemas, tidak aman)

  4. Identifikasi aturan dan norma yang perlu dimodifikasi pada sesi selanjutnya, jika perlu

Terapeutik

  1. Siapkan lingkungan terapeutik dan rileks

  2. Bentuk kelompok dengan pengalaman dan masalah yang sama

  3. Mulai sesi kelompok dengan mengenalkan semua anggota kelompok dan terapis

  4. Mulai dengan percakapan ringan, berbagi informasi tentang diri masing-masing dan alasan terlibat dalam kelompok

  5. Buat aturan dan norma dalam kelompok, terutama kerahasiaan dalam kelompok

  6. Sepakati jumlah sesi yang diperlukan dalam kelompok

  7. Bangun rasa tanggung jawab dalam kelompok

  8. Diskusikan penyelesaiaan masalah dalam kelompok

  9. Berikan kesempatan individu untuk berhenti sejenak saat merasa distress akibat topik tertentu sampai mampu berpartisipasi kembali

  10. Berikan kesempatan istirahat di setiap sesi untuk memfasilitasi percakapan idividual dalam kelompok

  11. Berikan kesempatan saling mendukung dalam kelompok terkait masalah dan penyelesaian masalah

  12. Berikan kesempatan kelompok menyimpulkan masalah, penyelesaian masalah dan dukungan yang diperlukan untuk setiap anggota kelompok

  13. Hindarkan percakapan ofensif, tidak sensitif, seksual atau humor yang tidak perlu/tidak pada tempatny

  14. Sediakan media untuk kebutuhan berkomunikasi di luar kelompok (mis. Email, telpon, SMS, WA)

  15. Lakukan refleksi manfaat dukungan kelompok pada setiap awal dan akhir pertemuan

  16. Akhiri kegiatan sesuai sesi yang disepakati.

Edukasi

  1. Anjurkan anggota kelompok mendengarkan dan memberi dukungan saat mendiskusikan masalah dan perasaan

  2. Anjurkan bersikap jujur dalam menceritakan perasaan dan masalah

  3. Anjurkan setiap anggota kelompok mengemukakan ketidakpuasaan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan cara santun

  4. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan, kritik dalam kelompok dengan cara santun

  5. Anjurkan kelompok untuk menuntaskan ketidakpuasan, keluhan dan kritik

  6. Ajarkan relaksasi pada setiap sesi, jika perlu

E. Manajemen Stres (I.09293)

Observasi:

  1. Identifikasi tingkat stres

  2. Identifikasi Stresor

Terapeutik:

  1. Lakukan reduksi ansietas (mis. anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan informasi tentang prosedur)

  2. Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu

  3. Pahami reaksi marah terhadap stresor

  4. Bicarakan perasaan marah, sumber, dan makna marah

  5. Berikan kesempatan untuk menenangkan diri

  6. Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga, dan staf

  7. Berikan waktu istirahat dan idur yang cukup untuk mengembalikan tingkat energi

  8. Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spiritual

  9. Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres

  10. Hindari makanan yang mengandung kafein, garam, dan lemak

Edukasi:

  1. Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres

  2. Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan tidak

  3. Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan

  4. Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit tiga kali seminggu

  5. Anjurkan penggunaan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterapkan di rumah sakit maupun situasi lainnya.

  6. Ajarkan teknik menurunksn stres (mis. latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi murattal, terapi musik, terapi humor, terapi tertawa, meditasi.


F. Promosi Komunikasi Efektif (I.13491)

Observasi

  1. Identifikasi prioritas metode komunikasi yang digunakan sesuai dengan kemampuan

  2. Identifikasi sumber pesan secara jelas (siapa seharusnya mengatakannya)

Terapeutik

  1. Fasilitasi mengungkapkan isi pesan dengan jelas

  2. Fasilitasi penyampaian struktur pesan secara logis

  3. Dukung pasien dan keluarga menggunakan komunikasi efektif

Edukasi

  1. Jelaskan perlunya komunikasi efektif

  2. Ajarkan memformulasikan pesan dengan tepat