Gangguan Eliminasi Urin
Kode Diagnosa: D.0054
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Disfungsi Eliminasi Urin
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
Infeksi ginjal dan saluran kemih
Hiperglikemia
Trauma
Cancer
Cedera/Tumor/infeksi medula spinalis
Neuropati diabetikum
Neuropati alkoholik
Stroke
Parkinson
Skeloris multiple
Obat alpha adrenergik
Penyebab
Penurunan kapasitas kandung kemih
Iritasi kandung kemih
Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih.
Efek tindakan medis dan diagnostik (mis. Operasi ginjal, operasi kandung kemih, anestesi dan obat-obatan)
Kelemahan otot pelvis
Ketidakmampuan mengakses toilet (mis. Imobilitas)
Hambatan lingkungan
Ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan eliminasi.
Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. anomali saluran kemih kongenital)
Imaturitas (pada anak usia <3 tahun)
Tanda / Gejala
Subjektif
Desakan berkemih (Urgensi)
Urin menetes (dribbling)
Sering buang air kecil
Nokturia
Mengompol
Enuresis
Objektif
Distensi kandung kemih
Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
Volume residu urine meningkat
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Eliminasi Urine: Membaik (L.04034)
Kriteria Hasil:
Sensasi berkemih meningkat
Desakan berkemih (Urgensi) menurun
Distensi kandung kemih menurun
Berkemih tidak tuntas (Hesitancy) menurun
Volume Residu urine menurun
Urin Menetes (dribbling) menurun
Nokturia menurun
Mengompol menurun
Enuresis menurun
Disuria menurun
Anuria menurun
Frekuensi BAK meningkat
Karakteristik urine meningkat
B. Kontinensia Urine: Membaik (L.0036)
Kriteria Hasil:
Kemampuan mengontrol pengeluaran urine meningkat
Nokturia menurun
Residu volume urine setelah berkemih menurun
Distensi kandung kemih menurun
Dribbling menurun
Hesitancy menurun
Enuresis menurun
Verbalisasi pengeluaran urine tidak tuntas menurun
Kemampuan menunda pengeluaran urine membaik
Frekuensi berkemih membaik
Sensasi berkemih membaik
C. Kontrol Gejala: Meningkat (L.14127)
Kriteria Hasil:
Kemampuan memonitor gejala secara mandiri meningkat
Kemampuan memonitor lama bertahannya gejala meningkat
Kemampuan memonitor keparahan gejala meningkat
Kemampuan memonitor frekuensi gejala meningkat
Kemampuan memonitor variasi gejala meningkat
Kemampuan melakukan tindakan pencegahan meningkat
Kemampuan melakukan tindakan untuk mengurangi gejala meningkat
Mendapatkan perawatan kesehatan saaat gejala bahaya muncul meningkat
Kemampuan menggunakan sumber-sumber daya yang tersedia meningkat
Mencatat hasil pemantauan gejala meningkat
Kemampuan melaporkan gejala meningkat.
D. Tingkat Infeksi (L.14137)
Kriteria Hasil:
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Piuria menurun
Kadar sel darah putih membaik
Kultur urine membaik
Kadar sel darah putih membaik
Intervensi
A. Dukungan Perawatan Diri: BAB/BAK (I.11349)
Observasi:
Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik:
Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
Dukungan penggunaan toilet/commode/ pispot/urinal secara konsisten.
Jaga privasi selama eliminasi
Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan.
Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
Sediakan alat bantu (Mis. kateter ekternal, urinal) jika perlu
Edukasi:
Anjurkan BAK/BAB secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/toilet jika rutin.
B. Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Observasi:
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine.
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik:
Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih.
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur.
Edukasi:
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-oto panggul/berkemih.
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
C. Edukasi Toilet Training (I.12458)
Observasi:
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik:
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
Dukung orang tua agar kreatif dan fleksibel selama proses
Edukasi:
Jelaskan perlunya kesempatan bagi anak untuk mengamati selama proses toileting.
Jelaskan informasi terkait yang dibutuhkan orangtua
Jelaskan tanda kesiapan orangtua/keluarga untuk melatih anak berkemih mandiri.
Anjurkan mengenalkan anak dengan peralatan dan proses latihan toilet.
Ajarkan cara memberikan pujian atas keberhasilan anak.
Ajarkan orangtua menidentifikasi kesiapan anak untuk berkemih mandiri
Ajarkan orang tua mengidentifikasi kesiapan anak secara psikososial
Ajarkan strategi untuk latihan toilet
Ajarkan cara mengajak anak ke toilet
D. Irigasi Kandung Kemih (I.04145)
Observasi:
Monitor keseimbangan cairan
Periksa aktivitas dan mobilitas (mis. posisi keteter, lipatan kateter)
Identifikasi kateter yang akan digunakan adalah three ways.
Identifikasi kemampuan pasien merawat kateter
Identifikasi order obat irigasi kandung kemih kembali.
Monitor cairan irigasi yang keluar (mis. bekuan darah atau benda asing lainnya)
Monitor respon pasien selama dan setelah irigasi kandung kemih
Monitor hasil elektrolit darah
Monitor jumlah cairan intake dan output pada kartu cairan/irigasi.
Terapeutik:
Gunakan cairan isotonis untuk irigasi kandung kemih
Jaga privasi
Kosongkan kantung urine
Gunakan alat pelindung diri
Lakukan standar operasional prosedur dengan teknik aseptik
Persiapkan alat-alat yang akan digunakan dengan mempertahankan kesterilan
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Buka dan disinfeksi akses port kateter dengan swab alkohol
Hubungkan set cairan irigasi ke kateter urine
Atur tetesan cairan irigasi sesuai kebutuhan
Pastikan cairan irigasi mengalir ke kateter, kandung kemih dan keluar ke kantung urine
Berikan posisi nyaman
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur irigasi kandung kemih
Anjurkan melapor jika mengalami keluhan nyeri saat BAK, urine merah dan tidak dapat BAK.
E. Irigasi Kateter urine (I.04146)
Observasi:
Identifikasi indikasi irigasi kateter urine
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
Jaga privasi
Posisikan nyaman setinggi siku perawat
Gunakan alat pelindung diri
Kosongkan kantung urine dan ukur jumlah urine
Siapkan cairan irigasi sesuai kebutuhan atau order dengan teknik aseptik sesuai jenis irigasinya (intermitten atau continous)
Buka dan disinfeksi akses port kateter dengan swab alkohol
Klem kateter
Alirkan cairan irigasi kedalam kateter urine sesuai kebutuhan atau order (intermitten atau continous)
Buka klem kateter dan biarkan urine dan cairan irigasi mengalir keluar
Catat jumlah cairan irigasi dan output urine (mis. jumlah, karakteristik)
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala serta efek jika irigasi urine tidak mengalir lancar
F. Kateterisasi Urine (I.04148)
Observasi:
Periksa kondisi pasien (mis. Kesadaran, tanda-tanda vital, daerah perineal, distensi kandung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)
Terapeutik:
Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan
Siapkan pasien : bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal rekumben (untuk wanita) dan supine (untuk laki-laki)
Pasang sarung tangan
Bersihkan daerah perineal atau preposium dengan cairan NaCl atau aquades
Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan prinsip aseptik
Sambungkan kateter urin dengan urine bag
Isi balon dengan NaCl 0.9% sesuai anjuran pabrik
Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung kemih
Berikan label waktu pemasangan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine
Anjurkan menarik napas saat insersi selang kateter.
G. Manajemen Hemodialisis (I.03112)
Observasi:
Identifikasi tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisis
Identifikasi kesiapan hemodialisis (mis. tanda-tanda vital, berat badan kering, kelebihan cairan, kontraindikasi pemberian heparin)
Monitor tanda vital, tanda-tanda perdarahan, dan respons selama dialisis
Monitor tanda-tanda vital pascahemodialisis.
Terapeutik:
Siapkan peralatan hemodialisis (mis. bahan habis pakai, blood line hemodialisis)
Lakukan prosedur dialisis dengan prinsip aseptik
Atur filtrasi sesuai kebutuhan penarikan kelebihan cairan.
Atasi hipotensi selama proses dialisis
Hentikan Hemodialisis jika mengalami kondisi yang membahayakan (mis. syok)
Ambil sampel darah untuk mengevaluasi keefektifan hemodialisis
Edukasi:
Jelaskan tentang Prosedur hemodialisis
Ajarkan pembatasan cairan, penanganan insomnia, pencegahan infeksi akses HD.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
H. Manajemen Nefrostomi (I.04156)
Observasi:
Monitor kepatenan selang
Monitor komplikasi pemasangan nefrostomi (mis. perdarahan, infeksi dan tanda abnormalitas nefrostomi (mis. tak ada urine, nyeri abdomen)
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. fungsi ginjal dan elektrolit)
Monitor intake dan output cairan harian
Terapeutik:
Rawat daerah insersi sesuai prosedur
Lakukan irigasi nefrostomi, jika perlu
Kosongkan kantung nefrostomi jika telah 2/3 penuh
Edukasi:
Jelaskan tanda-tanda obstruksi nefrostomi, perdarahan dan infeksi
Ajarkan pasien dan keluarga cara mengukur intake dan output cairan.
I. Perawatan inkontinensia Urine (I.04163)
Observasi:
Identifikasi penyebab inkontinensia urine (mis. disfungsi neurologis, gangguan medula spinalis, gangguan refleks destrusor, obat-obatan, usia, riwayat operasi,
Identifikasi perasaan dan persepsi pasien terhadap inkontinensia urine yang dialaminya
Monitor keefektifan obat, pembedahan dan terapi modalitas berkemih
Monitor kebiasaan BAK
Terapeutik:
Bersihkan genital dan kulit sekitar secara rutin
Berikan pujian atas keberhasilan mencegah inkontinensia
Buat jadwal konsumsi obat-obat diuretik
Ambil sampel urine untuk pemeriksaan urine lengkap atau kultur
Edukasi:
Jelaskan definisi, jenis inkontinensia, penyebab inkontinensia urine.
Jelaskan program penanganan inkontinensia urine
Jelaskan jenis pakaian dan lingkungan yang mendukung proses berkemih
Anjurkan membatasi konsumsi cairan 2-3 jam menjelang tidur
Ajarkan memantau cairan keluar dan masuk serta pola eliminasi urine
Anjurkan minum minimal 1500cc/hari, jika tidak kontraindikasi
Anjurkan menghindari kopi, minuman bersoda, teh dan cokelat
Anjurkan konsumsi buah dan sayur untuk menghindari konstipasi
Kolaborasi:
Rujuk ke ahli inkontinensia, Jika perlu
J. Perawatan Retensi Urine (I.04165)
Observasi:
Identifikasi penyebab retensi urine (mis. peningkatan tekanan uretra, kerusakan arkus refleks, disfungsi neurologis, efek agen farmakologis)
Monitor efek agen farmakologis (mis. atropine, belladonna, psikotik, antihistamin, opiate, calcium channel blocker)
Monitor intake dan output cairan
Monitor tingkat distensi kandung kemih dengan palpasi/perkusi
Terapeutik:
Sediakan privasi untuk berkemih
Berikan rangsangan berkemih (mis. mengalirkan alir keran, membilas toilet, kompres dingin pada abdomen)
Lakukan maneuver Crede, jika perlu
Pasang kateter urine, jika perlu
Fasilitasi berkemih dengan interval yang teratur
Edukasi:
Jelaskan penyebab retensi urine
Anjurkan pasien atau keluarga mencatat output urine
Ajarkan cara melakukan rangsangan berkemih.
K. Perawatan Urostomi (I.04167)
Observasi:
Periksa kondisi umum (mis. kesadaran, tanda-tanda vital)
Periksa kondisi urostomi (mis. waktu pembuatan urostomi, jenis urostomi, karakteristik urostomi, komplikasi, karakteristik urine)
Periksa kemampuan dan pengetahuan pasien terhadap urostomi
Terapeutik:
Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan, jika perlu
Siapkan pasien : jaga privasi dan bebaskan area urostomi dari pakaian.
Lakukan irigasi urostomi setiap 4-6 jam untuk mencegah penumpukan mukus yang dapat menyumbat aliran urine
Gunakan 50-60 cc NaCl 0.9% atau aquadest untuk irigasi.
Terapkan teknik aseptik dan keamanan pasien selama merawat urostomi
Bebaskan urostomi dari kantung sebelumnya.
Bersihkan stoma dengan air bersih hangat dan sabun
Ukur stoma dengan pedoman pengukuran
Siapkan plate dan kantung stoma baru.
Gunakan pasta atau powder sesuai kebutuhan
Pasang kantung dan plate stoma yang baru dan gesper, jika perlu
Edukasi:
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
Ajarkan cara merawat stoma
Jelaskan tanda-tanda perburukan urostomi dan distensi kandung kemih.
Kolaborasi:
Kolaborasi jika terjadi herniasi, atropi, atau perburukan dari stoma.
L. Pengontrolan Infeksi (I.14551)
Observasi:
Identifikasi pasien-pasien yang mengalami penyakit infeksi menular
Terapeutik:
Terapkan kewaspadaan universal (mis. cuci tangan aseptik, gunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, pelindung wajah, pelindung mata, apron, sepatu bot sesuai model transmisi mikroorganisme)
Tempatkan pada ruang isolasi bertekanan negatif untuk pasien dengan resiko penyebaran infeksi via droplet atau udara
Sterilisasi dan desinfeksi alat-alat, furnitur, lantai, sesuai kebutuhan.
Gunakan hepafilter pada area khusus (mis. kamar operasi)
Berikan tanda khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit menular.
Edukasi:
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk dan/atau bersin.