Disrefleksia Otonom
Kode Diagnosa: D.0061
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Respon sistem saraf simpatis yang terjadi secara spontan dan mengancam jiwa terhadap stimulus berbahaya akibat cedera medula spinalis pada T7 atau diatasnya.
Kondisi Klinis Terkait
Cedera medulla spinalis
Fraktur
Trombosis vena dalam
Penyebab
Cedera pada medula spinalis
Pembedahan medula spinalis pada T7 keatas
Proses keganasan pada medula spinalis
Tanda / Gejala
Subjektif
Sakit kepala
Nyeri dada
Pandangan Kabur
Kongesti Konjungtiva
Kongesti nasal
Parestesia
Sensasi logam di mulut
Objektif
Tekanan darah sistolik meningkat >20%
Bercak merah pada kulit di atas lokasi cedera
Diaforesis diatas lokasi cedera
Pucat dibawah lokasi cedera
Bradikardia dan/atau takikardia
Menggigil
Sindrom horner
Refleks pilomotorik
Dilatasi pupil
Penile erection
Semen Emission
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Status Neurologis: Membaik (L.06053)
Kriteria Hasil:
Tingkat kesadaran Meningkat
Reaksi pupil Meningkat
Orientasi kognitif Meningkat
Status kognitif Meningkat
Kontrol motorik pusat Meningkat
Fungsi sensorik kranial Meningkat
Fungsi sensorik spinal Meningkat
Fungsi motorik kranial Meningkat
Fungsi motorik spinal Meningkat
Fungsi otonom Meningkat
Komunikasi Meningkat
Sakit kepala Menurun
Frekuensi Kejang Menurun
Hipertermia Menurun
Diaforesis Menurun
Pucat Menurun
Kongesti Konjungtiva Menurun
Kongesti nasal Menurun
Parastesia Menurun
Sensasi logam di mulut Menurun
Sindrom Horner Menurun
Pandangan Kabur Menurun
Penile Erection Menurun
Tekanan darah sistolik Membaik
Frekuensi Nadi Membaik
Ukuran pupil Membaik
Gerakan mata Membaik
Pola Napas Membaik
Pola istiraat tidur Membaik
Frekuensi napas Membaik
Refleks Pilomotorik Membaik
B. Eliminasi Fekal: Membaik (L.04033)
Kriteria Hasil:
Kontrol pengeluaran feses Meningkat
2. Keluhan defekasi lama dan sulit Menurun
3. Mengejan saat defekasi Menurun
4. Distensi abdomen Menurun
5. Teraba Massa pada rektal urgency Menurun
6. Nyeri Abdomen Menurun
7. Kram Abdomen Menurun
8. Konsistensi feses Membaik
9. Frekuensi BAB Membaik
10. Peristaltik Usus Membaik
C. Eliminasi Urine: Membaik (L.04034)
Kriteria Hasil:
Sensasi berkemih Meningkat
Desakan berkemih (Urgensi) Menurun
Distensi kandung kemih Menurun
Berkemih tidak tuntas (hesitancy) Menurun
Volume residu urine Menurun
Urin Menetes (dribbling) Menurun
Nokturia Menurun
Mengompol Menurun
Enuresis Menurun
Disuria Menurun
Anuria Menurun
Frekuensi BAK Membaik
Karakteristik urine Membaik
D. Integritas Kulit dan Jaringan: Meningkat (L.14125)
Kriteria Hasil:
Elastisitas Meningkat
Hidrasi Meningkat
Perfusi Jaringan Meningkat
Kerusakan jaringan Menurun
Kerusakan lapisan kulit Menurun
Nyeri Menurun
Perdarahan Menurun
Kemerahan Menurun
Hematoma Menurun
Pigmentasi abnormal Menurun
Jaringan Parut Menurun
Nekrosis Menurun
Abrasi kornea Menurun
Suhu kulit Membaik
Sensasi Membaik
Tekstur Membaik
Pertumbuhan rambut Membaik
E. Kinerja Pengasuhan: Meningkat (L.13117)
Kriteria Hasil:
Pemenuhan kebutuhan fisik anak Meningkat
Pemenuhan kebutuhan emosional anak Meningkat
Pemenuhan kebutuhan sosial anak Meningkat
Pemenuhan kebutuhan khusus anak Meningkat
Penyediaan nutrisi sesuai usia Meningkat
Perawatan kesehatan anak Meningkat
Stimulasi perkembangan kognitif Meningkat
Stimulasi perkembangan sosial Meningkat
Stimulasi perkembangan emosi Meningkat
Stimulasi perkembangan spiritual Meningkat
Interaksi sesuai tempramen anak Meningkat
Penggunaan disiplin sesuai usia Meningkat
Berinteraksi dengan anak Meningkat
Empati pada anak Meningkat
Komunikasi terbuka pada anak Meningkat
Verbalisasi positif pada anak Meningkat
Hubungan saling mencintai Meningkat
Harapan realistis peran orangtua Meningkat
Ekspresi kepuasan peran orangtua Meningkat
Bahaya lingkungan Menurun
Komunikasi tertutup pada anak Menurun
Ekspresi harga diri negatif Menurun
F. Tingkat Nyeri: Menurun (L.08066)
Kriteria Hasil:
Kemampuan menuntaskan aktivitas Meningkat
Keluhan nyeri Menurun
Meringis Menurun
Sikap protektif Menurun
Gelisah Menurun
Kesulitan tidur Menurun
Menarik diri Menurun
erfokus pada diri sendiri Menurun
Diaforesis Menurun
Perasaan depresi (tertekan) Menurun
Perasaan takut mengalami cedera berulang Menurun
Anoreksia Menurun
Perineum terasa tertekan Menurun
Uterus teraba membulat Menurun
Ketegangan otot Menurun
Pupil dilatasi Menurun
Muntah Menurun
Mual Menurun
Frekuensi nadi Membaik
Pola napas Membaik
Tekanan darah Membaik
Proses berpikir Membaik
Fokus Membaik
Fungsi berkemih Membaik
Perilaku Membaik
Nafsu makan Membaik
Pola tidur Membaik
Intervensi
A. Manajemen Disrefleksia (I.06190)
Observasi:
Identifikasi rangsangan yang dapat memicu disrefleksia (mis. distensi kandung kemih, kalkuli ginjal, infeksi, impaksi feses, pemeriksaan rektal, supositoria, kerusakan kulit)
Identifikasi penyebab pemicu disrefleksia (mis. distensi kandung kemih, impaksi feses, lesi kulit, stoking suportif, dan pengikat perut)
Monitor tanda dan gejala disleksia otonom (mis. hipertensi paroksimal, bradikardia, takikardia, diaforesis di atas tingkat cedera, pucat dibawah tingkat cedera, saki kepala, menggigil tanpa demam, ereksi pilomotor, dan nyeri dada)
Monitor kepatenan kateter urine, jika terpasang
Monitor terjadinya hiperrefleksia
Monitor tanda-tanda vital
Terapeutik:
Minimalkan rangsangan yang dapat memicu disrefleksia
Berikan posisi fowler, jika perlu
Pasang kateter urine, jika perlu
Edukasi:
Jelaskan penyebab dan gejala disrefleksia
Jelaskan penanganan dan pencegahan disrefleksia
Anjurkan pasien dan/atau keluarga jika mengalami tanda dan gejala disrefleksia
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian agen antihipertensi intravena, sesuai indikasi
B. Manajemen Eliminasi Fekal (1.04151)
Observasi :
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
Monitor buang air besar (misal warna, frekuensi, konsistensi, volume)
Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
Terapeutik :
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Sediakan makanan tinggi serat
Edukasi :
Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaltik usus
Anjurkan mencatat warna, frekuensi, konsistensi, volume feses
Anjurkan meningkatkan aktifitas fisik, sesuai toleransi
Anjurkan pengurangan asupan makanan yang meningkatkan pembentukan gas
Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
Anjurkan meningkatkan asupan cairan, jika tidak ada kontraindikasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu.
C. Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Observasi:
Identifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine.
Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
Monitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan warna)
Terapeutik:
Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih.
Batasi asupan cairan, jika perlu
Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur.
Edukasi:
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-oto panggul/berkemih.
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu
D. Perawatan integritas kulit (I. 11353)
Observasi :
Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
Terapeutik :
Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
Gunakan produk berbahan ringan/ alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi :
Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
Anjurkan minum air yang cukup
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
E. Promosi Pengasuhan (I.13495)
Observasi:
Identifikasi keluarga risiko tinggi dalam program tindak lanjut
Monitor status kesehatan anak dan status imunisasi anak
Terapeutik:
Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan sedini mungkin
Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat risiko
Fasilitasi orang tua dalam memiliki harapan yang realistis sesuai tingkat kemampuan dan perkembangan anak
Fasilitasi orang tua dalam menerima transisi peran
Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan usia perkembangan anak
Fasilitasi orang tua dalam mengidentifikasi tempramen unik bayi
Tingkatkan interaksi orangtua-anak dan berikan contoh
Fasilitasi orangtua dalam mendapatkan dukungan, dan berparitisipasi dalam parent group programs.
Fasilitasi orangtua dalam mengembangkan dan memelihara sistem dukungan sosial
Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan pengasuhan
Fasilitasi orang tua mengembangkan keterampilan sosial dan koping
Fasiliasi mengatur penitipan anak, jika perlu
Fasiliasi penggunaan kontrasepsi
Edukasi
Ajarkan orang tua untuk menaggapi isyarat bayi.
F. Managemen Nyeri (I.08238)
Observasi:
Identifikasi lokasi karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri.
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik:
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misal TENS hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing kompres hangat/dingin, terapi bermain
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitas istirahat dan tidur
Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu