Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif
Kode Diagnosa: D.0001
cara penulisan diagnosis aktual : Masalah berhubungan dengan Penyebab ditandai dengan Tanda / Gejala
Definisi
Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten
Kondisi Klinis
Terkait
Terkait
Gullian barre syndrome
Sklerosis multipel
Myasthenia gravis
Prosedur diagnostik (misal: bronkoskopi, transesophageal echocardiography [TEE])
Depresi sistem saraf pusat
Cedera kepala
Stroke
Kuadriplegia
Sindrom aspirasi mekonium
Infeksi saluran napas
Penyebab
Fisiologis:
Spasme jalan napas
Hipersekresi jalan napas
Disfungsi neuromuskuler
Benda asing dalam jalan napas
Adanya jalan napas buatan
Sekresi yang tertahan
Hiperplasia dinding jalan napas
Proses infeksi
Respon alergi
Efek agen farmakologis (misal: anestesi)
Penyebab situasional
Merokok pasif
Merokok aktif
Terpajan polutan
Situasional:
merokok pasif
merokok aktif
terpajan polutan
Tanda / Gejala
Subjektif
Dispneu
Sulit bicara
Ortopneu
Objektif
Batuk tidak efektif
Tidak mampu batuk
Sputum berlebih
Mengi, wheezing dan/atau rongkhi kering
Mekonium di jalan napas (pada neonatus)
Gelisah
Sianosis
Bunyi napas menurun
Frekuensi napas berubah
Pola napas berubah
Tujuan
Perawatan
Perawatan
A. Bersihan Jalan Nafas: Meningkat (L.01001)
Kriteria Hasil:
Batuk Efektif Meningkat
Produksi sputum Menurun
Mengi Menurun
Wheezing Menurun
Mekonium (pada neonatus) Menurun
Dispnea Menurun
Ortopnea Menurun
Sulit Bicara Menurun
Sianosis Menurun
Gelisah Menurun
Frekuensi Nafas Membaik
Pola Nafas Membaik
B. Respons Ventilasi Mekanik: Meningkat (L.010005)
Kriteria Hasil :
FiO2 memenuhi kebutuhan Meningkat
Tingkat kesadaran Meningkat
Saturasi Oksigen Meningkat
Kesimetrisan gerakan dinding dada Meningkat
Sekresi jalan napas Menurun
Suara napas tambahan Menurun
Infeksi paru Menurun
Kesulitan bernapas dengan ventilator Menurun
Atelektasis Menurun
Gelisah Menurun
Kurang istirahat Menurun
Kesulitan mengutarakankebutuhan Menurun
Dosis sedasi Menurun
Intervensi
A. Manajemen Jalan Napas (I.01011)
Observasi:
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (misal: gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna aroma)
Terapeutik:
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
Berikan oksigen jika perlu
Berikan asupan cairan yang adekuat
Edukasi:
Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu
B. Manajemen Jalan Napas Buatan (I.01012)
Observasi
Monitor posisi selang endotrakeal (ETT), terutama setelah mengubah posisi
Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 Jam
Monitor kulit area stoma trakeostomi (miKemerahan, drainase, perdarahan)
Terapeutik
Kurangi tekanan balon secara periodik tiap shift
Pasang orophariangeal airway (OPA) untuk mencegah ETT tergigit
Cegah ETT Tergigit (kinking)
Berikan pre-oksigenasi (bagging atau ventilasi mekanik) 1.5 kali volume tidal.
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik jika diperlukan (bukan secara berkala/rutin)
Ganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan) setiap 24 jam
Lakukan perawatan mulut (miDengan sikat gigi, kasa, pelembap bibir)
Lakukan perawatan stoma trakeostomi.
Edukasi :
Jelaskan pasien dan/atau keluarga tujuan dan prosedur pemasangan jalan napas buatan
Kolaborasi:
Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan
C. Penghisapan Jalan Napas (I.01020)
Observasi:
Identifikasi kebutuhan dilakukan penghisapan
Auskultasi suara napas sebelum dan setelah dilakukan penghisapan
Monitor status oksigenasi (SaO2 dan SvO2), status neurologis (status mental, tekanan intrakranial, tekanan perfusi serebral) dan status hemodinamik (MAP dan irama jantung) sebelum, selama dan setelah tindakan
Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi sekret
Terapeutik
Gunakan teknik aseptik (misal: gunakan sarung tangan, kaca mata atau masker, jika perlu)
Gunakan prosedural steril dan disposibel
Gunakan teknik penghisapan tertutup, sesuai indikasi
Pilih ukuran kateter suction yang menutupi tidak lebih dari setengah diameter ETT lakukan penghisapan mulut, nasofaring, trakea dan/atau endotracheal tube (ETT)
Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi (100%) paling sedikit 30 detik sebelum dan setelah tindakan
Lakukan penghisapan lebih dari 15 detik
Penghisapan ETT dengan tekanan darah (80-120mmHg)
Lakukan penghisapan hanya di sepanjang ETT untuk meminimalkan invasif
Hentikan, pengisapan dan berikan terapi oksigen jika mengalami kondisi kondisi seperti bradikardi, penurunan saturasi.
Lakukan kultur dan uji sensitifitas sekret, jika perlu.
Edukasi:
Anjurkan melakukan teknik napas dalam, sebelum melakukan penghisapan di nasothacehal
Anjurkan bernapas dalam dan pelan selama insersi kateter suction
D. Manajemen Ventilasi Mekanik (I.01013)
Observasi
Periksa indikasi ventilator mekanik (misal: Kelelahan otot napas, disfungsi neuroogis, asidosis respiratorik)
Monitor efek ventilator terhadap status oksigenasi (misal: Bunyi paru, X-ray paru, AGD, SaO2, SvO2, ETCO2, respon subyektif pasien)
Monitor kriteria perlunya penyapihan ventilator
Monitor efek negatif ventilator (misal: deviasi trakea, barotrauma, volutrauma, penurunan curah jantung, distensi gaster, emfisema subkutan)
Monitor gejala peningkatan pernapasan (misal: Peningkatan denyut jantung, atau pernapasan, peningkatan tekanan darah, diaforesis, perubahan status mental)
Monitor kondisi yang meningkatkan konsumsi oksigen (misal: demam, mengiggil, kejang dan nyeri)
Monitor gangguan mukosa oral , nasal, trakea dan laring
Terapeutik
Atur posisi kepala 45-60 derajat untuk mencegah aspirasi.
Reposisi pasien setiap 2 jam, jika perlu
Lakukan perawatan mulut secara rutin, termasuk sikat gigi setiap 12 jam
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu.
Lakukan penghisapan lendir sesuai kebutuhan
Ganti sirkuit ventilator setiap 24 jam atau sesuai protokol.
Siapkan bag-valve mask di samping tempat tidur untuk antisipasi malfungsi mesin berikan media untuk berkomunikasi (misal: Kertas, pulpen)
Dokumentasikan respon terhadap ventilator
Kolaborasi:
Kolaborasi pemilihan mode ventilator (misal: Kontrol volume, kontrol tekanan atau gabungan)
Kolabarasi pemberian agen pelumpuh otot, sedatif, analgesik, sesuai kebutuhan
Kolaborasi penggunaan PS atau PEEP untuk meminimalkan hipoventilasi alveolus
E. Pemantauan Respirasi
(I. 01014)
Observasi :
Monitor Frekuensi, Irama, kedalaman dan Upaya napas
Monitor pola napas (seperti bradipneu, takipneu, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-stokes, Biot, Ataksik).
Monitor kemampuan batuk efekti
Monitor adanya produksi sputum
Monitor adanya sumbatan jalan napa
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor hasil AGD
Monitor hasil X-ray thorax.
Terapeutik:
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
F. Terapi Oksigen (I.01026)
Observasi:
Monitor Kecepatan aliran oksigen
Monitor Posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberikan cukup.
Monitor efektifitas terapi oksigen (misal : oksimetri, analisis gas darah), jika perlu.
Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen.
Terapeutik :
Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakea, jika perlu
pertahankan kepatenan jalan napas.
Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat moblitas pasien.
Edukasi :
Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi :
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur.
G. Fisioterapi Dada
(I.01004)
Observasi :
Identifikasi indikasi dilakukan fisioterapi dada (misal, hipersekresi sputum, sputum kental, dan tertahan, tirah baring lama)
Identifikasi kontraindikasi fisioterapi dada (misal, eksaserbasi PPOK Akut, pneumonia tanpa produksi sputum berlebih, kanker paru-paru)
Monitori status pernapasan (mis. Kecepatan, irama, suara napas dan kedalaman napas)
Periksa segmen paru yang mengandung sekresi berlebihan
Monitor jumlah dan karakter sputum
Monitor toleransi selama dan setelah prosedur
Terapeutik:
Posisikan pasien sesuai dengan area paru yang mengalami penumpukan sputum.
Gunakan bantal untuk membantu pengaturan posisi
Lakukan perkusi dengan posisi telapak tangan ditungkupkan selama 3-5 menit.
Lakukan vibrasi dengan posisi telapak tangan rata bersamaan ekspirasi melalui mulut.
Lakukan fisioterapi dada setidaknya dua jam setelah makan.
Hindari perkusi pada tulang belakang, ginjal, payudara wanita, insisi, dan tulang rusuk patah.
Lakukan penghisapan lendir untuk mengeluarkan sekret, jika perlu.
Edukasi:
Jelaskan tujuan dan prosedur fisioterapi dada
Anjurkan batuk segera setelah prosedur selesai
Ajarkan inspirasi perlahan dan dalam melalui hidung selama proses fisioterapi.
H. Insersi Jalan Napas Buatan (I.01005)
Observasi :
Identifikasi kebutuhan insersi jalan napas buatan
Monitor komplikasi selama prosedur tindakan dilakukan
Monitor gerakan dinding dada yang sistematis
Monitor saturasi Oksigen (SaO2) dengan oksimetri
Monitor status pernapasan jika perlu
Terapeutik:
Gunakan alat pelindung diri (APD) (sarung tangan, kacamata, dan masker), sesuai kebutuhan
Atur posisi telentang dan kepala ekstensi.
Lakukan penghisapan pada daerah mulut dan orofaring jika perlu.
Pilih jenis napas buatan sesuai dengan tujuan dan kondisi pasien.
Masukan oro/nasopharyngeal airway sampai ke dasar lidah atau laryngeal mask airway (LMA) atau esophagus obturator airway (EOA).
Lakukan fiksasi jalan napas dengan plester
Auskultasi suara napas secara bilateral sebelum menggembungkan manset
Fasilitasi pemasangan selang endotrakeal dengan menyiapkan peralatan intubasi
Kembangkan manset endotrakeal/trakeostomi
Posisikan pasien sesuai kebutuhan.
Lakukan hiperoksigenasi dengan 100% oksigen selama 3-5 menit jika perlu.
Auskultasi dada setelah intubasi
Stabilkan selang endotrakeal/trakeostomi dengan plaster
Tandai selang endotrakea pada posisi bibir atau hidung, dengan menggunakan tanda sentimeter pada ETT.
Lakukan verifikasi penempatan tabung denganradiografi dada, pastikan kanulasi trakea 1 sampai 4cm di atas carina.
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur intubasi pada pasien dan keluarga
Kolaborasi :
Kolaborasi memilih ukuran dan jenis selang endotrakeal (ET) atau selang trakeostomi yang tepat.
I. Latihan Batuk Efektif (I.01006)
Observasi:
Identifikasi kemampuan batuk
Monitor adanya retensi sputum
Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
Monitor input dan output cairan (misal: jumlah dan karakteristik)
Terapeutik:
Atur posisi semifowler atau fowler
Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik kemudian dikeluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektorant, jika perlu
J. Perawatan Trakheostomi (I.01023)
Observasi
Monitor adanya sekresi, balutan yang kotor, lembab atau tanda dan gejala sumbatan jalan napas yang membutuhkan pengisapan
Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi, edema, atau sekresi yang berubah warna pada stoma
Terapeutik
Posisikan semi fowler
pasang sarung tangan steril, gaun, dan pelindung mata
Lakukan penghisapan trakeostomi, sesuai indikasi
Lepaskan balutan kotor, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Siapkan set ganti balutan steril
pasang sarung tangan steril
Lepaskan selang oksigen jika terpasang
Lepaskan kanula bagian dalam dengan tangan non dominan
Bersihkan stoma dan kulit sekitar dengan kain kasa dan atau kapas lidi
Keringkan kulit sekitar stoma dengan kasa steril
Lepaskan ikatan trakeostomi yang kotor
Pasang balutan steril dan ikatan pada trakeostomi
Edukasi:
Jelaskan prosedur tindakan
Ajarkan tanda dan gejala yang perlu dilaporkan (misal: tanda dan gejala infeksi stoma)